Minggu, 01 Juli 2012

BEBERAPA PENGGUNAAN ISTILAH DALAM KEPELATIHAN SATYA BUANA


       BEBERAPA  PENGGUNAAN  ISTILAH  DALAM  KEPELATIHAN      SATYA BUANA

SEBUAH DIALOGIS MENGGALI DAN MELENJITKAN  POTENSI DIRI  
Bengkulu  :  Juni 2012. 
Inspirator  :  Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)

Batasan istilah yang dimaksud disini adalah untuk membentuk atau menciptakan kesamaan pengertian/pemahaman/persepsi tentang makna dari suatu istilah  yang berkaitan atau sering digunakan didalam kepelatihan Satya Buana, agar setiap pelatih maupun peserta mempunyai pengertian yang sama terhadap sesuatu istilah yang digunakan, sehingga tak terjadi mis-komunikasi (salah penafsiran saat berkomunikasi antara pelatih dan peserta) atau miss-understanding  (salah paham)  dan lain sebagainya.

Salah paham, salah tafsir,  salah interpretasi  (nggak  nyambung   istilah gaulnya), sering menimbulkan  buruk sangka, fitnah dan lain sebagainya.  Untuk itu maka perlu adanya  kesamaan  pengertian, agar  tidak terjadi saling tunding  atau  mengganggap dirinyalah yang paling benar.

Suatu istilah yang digunakan dapat saja berbeda pengertiannya antara seseorang dengan orang lainnya,  hal ini antara lain disebabkan adanya:

Lingkup/bidang/kontek/pengetahuan   yang   menggunakan istilah itu berbeda (misalnya istilah ”kasar” atau ”halus”  bisa saja diartikan berbeda menurut para Ahli medis dan para Arsiparis atau para Psycholog  atau ahli Arsitektur).

-   Kebiasaan    dalam    menggunakan   istilah    dalam   suatu komunitas, institusi  atau kegiatan  (contohnya:  istilah ”proses” akan diartikan berbeda antara Para Analis Kimia  atau Para Pakar Hukum, Analis Sosial dan Para Peserta Pelatihan Satya Buana).

Dalam rangka menciptakan kesamaan pandangan, pemahaman, pengertian terhadap sesuatu istilah yang sering digunakan dalam kepelatihan Satya Buana, maka perlu dibakukan  masing-masing istilah tersebut.  Batasan  istilah ini  lebih ditekankan kepada pengertian secara operasional tidak pada pengertian Entimologi Bahasa.  Hal ini disebabkan POTD Satya Buana disamping sudah memiliki kebiasaan dalam menggunakan sesuatu istilah dengan pengertiannya, juga karena POTD Satya Buana memiliki konsep tersendiri yang bersifat filosofis (pendekatan filsafat) yang langsung diterapkan secara operasional.  Dengan demikian penggunaan istilah yang ada akan lebih tepat dan mudah dimengerti apabila menggunakan pengertian secara operasional.

   1.   Pemahaman Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana.

Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana adalah usaha manusia dalam rangka menghidupkan dan mengembangkan potensi bioenergi dalam tubuh melalui rangsangan serapan daya inti bumi (Gaya Gravitasi Bumi) dan daya prana alam (Gravitasi Alam Semesta)   yang Insya Allah dengan ridlo-Nya dapat mewujudkan manusia yang utuh dengan kondisi fitrah yang selaras-serasi-seimbang secara naluri alamiah berfungsi secara otomatis menjadikan pribadi yang berjati diri, yang sehat jasmani dan rohani. 

   2.   Tujuan Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana.

    Adalah membina para peserta pelatihan secara mental dan sosial dengan kegiatan olah tenaga dalam sehingga mampu mengenal jati diri, memiliki kepekaan yang diridloi Allah dan mampu mengamalkan kemampuannya untuk kemanusian dalam mencapai keseimbangan hidup antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan lingkungannya dan dengan sesamanya serta tulisan  ini dibuat dengan tujuan sebagai media komunikasi, informasi dan transfer keilmuan tentang Satya Buana serta penyambung tali silaturrahmi di dunia maya, semoga kita selalu dirahmati Allah SWT. 

Beberapa Pemahaman Tentang Istilah Penting dalam POTD Satya Buana.

1.  Cakra :  adalah pusat energi yang merupakan tubuh bioplasmik yang sangat penting yang berfungsi menyerap,mencerna, dan mendistribusikan prana ke seluruh tubuh serta bertanggung jawab atas berfungsinya seluruh tubuh fisik dan organ - organ secara benar. 7 Cakra mayor yaitu Cakra Mahkota, Cakra Ajna, Cakra Hidung,  Cakra Tengorokan, Cakra Jantung, Cakra Solar Plexus (Cakra Ulu Hati), Cakra  Kundalini.

2. Prana (India), Chi (China), Ki (Jepang), Ruah (Yahudi) :
              
    Prana adalah energi vital, tenaga hidup untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan tubuh, yang mana salah satu sumbernya adalah matahari (dengan jalan berjemur di bawah sinar matahari) dan udara (cara memperolehnya dengan cara diserap oleh paru - paru melalui pusat cakra dan pernafasan yang berirama lambat dan dalam).

3. Inti Bumi :

    Daya inti Bumi adalah bumi juga merupakan salah satu sumber prana yang bisa diserap oleh tubuh melalui telapak kaki dengan berjalan tanpa alas kaki, berdasarkan QS. Al Mukminuun Ayat 12 yang artinya Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (inti bumi).

4. Tubuh Bioplasmik :

   Tubuh Bioplasmik  adalah tubuh yang tidak dapat dilihat mata awam tapi bentuk sama seperti tubuh fisik yang merupakan energi bercahaya yang berpendar keluar (5 cm), dan saling berhubungan dengan tubuh fisik sehingga jika tubuh bioplasmik sakit maka tubuh fisik juga sakit, melalui tubuh bioplasmik ini prana diserap dan disalurkan keseluruh tubuh.

5. Dzikirullah :
     
   Dzikirullah     (Ingat   kepada Allah)  merupakan suatu bentuk kalimat, tingkah laku, tindakan, yang dilakukan manusia dengan tujuan untuk mendekatkan diri dan mengharap ridlo dari Allah SWT kapanpun dan dimanapun berada.











DO’A DAN LATAR BELAKANG PENGGUNAAN DO’A DALAM PELATIHAN SATYA BUANA


DO’A  DAN  LATAR BELAKANG PENGGUNAAN DOA
DALAM PELATIHAN SATYA BUANA
SEBUAH DIALOGIS MENGGALI DAN MELENJITKAN  POTENSI DIRI                         Bengkulu  :  Juni 2012.                                                                                               Inspirator  :  Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)

A.  Latar Belakang Penggunaan Do’a dalam Satya Buana.

Selanjutnya akan dijelaskan yang menjadi latar belakang pentingnya doa dalam kepelatihan satya buana.

Pembaca yang budiman, dalam berdoa peserta Satya Buana harus memahami hakekat makna yang terkandung dalam rangkaian firman Allah yang dilafalkannya.  Sebagai contoh pada Surat Annas ayat terakhir disebutkan “ Yang berasal dari jin dan manusia “ maknanya bukan sekedar jin dan manusia yang membisiki dan ngompori atau yang ngipas-ipas supaya kita iri hati atau dengki, yang pikiran kita kemungkinan masih sempat berpikir dan moral kita masih sempat mengendalikannya. 

Yang dimaksud adalah lebih dari itu yaitu jin berilmu yang menyatu dengan ruh insani manusia tersesat sebagai dampak kemampuan hebat leluhur dahulu atau kitanya yang sengaja transedental memanggilnya. Dan lazimnya secara spontan mempengaruhi perilaku dan menekan kekuatan jati diri ruh insani sang korban yang umumnya menjadi dormant.

Demikian juga dengan Surat Al Alaq ayat 2 dan 3 dimana : “Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.  Bacalah dan Tuhanmulah Yang maha Pemurah“ pengertiannya bukan sekedar manusia itu dahulu berupa allokah dalam kandungan ibu sebagaimana adanya.  Tetapi lebih dalam, yaitu bahwa semua tenaga tidak lazim baik jin qorin yang masuk berada dalam tubuh manusia saat lahir atau tenaga tidak lazim lain karena pusaka leluhur, atau upacara orang tua yang bersifat mengundang kehadiran tenaga tidak lazim;  harus diusir keluar sehingga manusia kembali fitrah sebagai yang dikehendaki Allah SWT. 

Selanjutnya dalam Surat Al Qoshash ayat 88 disebutkan : ”Tiap-tiap sesuatu binasa kecuali Allah”.  Juga bukan sekedar bahwa alam semesta dengan isinya akan musnah dihari kiamat.  Tetapi lebih dalam yaitu tenaga tidak lazim yang menguasai seorang manusia yang cenderung mendorong manusia untuk berdosa atau mudah sakit harus kita musnahkan segera sebelum berdampak lebih lanjut pada diri manusia penyandangnya ataupun anak keturunannya.  Begitulah halnya dengan Surat Al Falaq ayat 2 - 5, termasuk didalamnya pengertian tentang kejahatan atau gangguan yang disebabkan oleh manusia hidup, ruh insani, jin kafir serta mahluk halus lainnya seperti virus dan mikroba-mikroba penyebab penyakit.

Apabila kita maknakan dengan bahasa lembut dalam zikir setelah shollat, peserta Satya Buana akan merasakan kekerdilan kita dihadapan Allah SWT.  Tasbih Subhaanallohi wa-bihamdihii;   Maha Suci Allah dan bagi-Nya segala puji”. Pada awalnya hanya Allah saja yang ada dengan segala kesucian kehendakNya. Tahmid Alhamdullilah hirobbil alamin.  Segala puji bagi Allah yang memelihara alam semesta. 

Kemudian untuk memberikan kenikmatan bagi kita diciptakan-Nya alam semesta dengan segala fasilitas untuk kita. Takbir Allaahu akbar, Allah Maha Besar  Dan setelah menikmati fasiltas dunia ternyata telah disediakan nikmat alam kubur yang sejuk dan alam surga yang tiada bandingannya.  Dalam zikir yang menembus Sidrathal  Munthaha serta mampu menyentuh Rasul Muhammad SAW disurga akan terjadi pekaknya telinga kita, kesedihan yang mendalam diikuti kesejukan apabila dimaknai dengan benar.  Subhaanal, Maha Suci Allah.

 Pada mulanya hanya ada Allah dalam pengertian kita dengan kesucian sinar-Nya.  Malikul, Yang menguasai dan merajai segala-galanyanya.  Diciptakan-Nya Malaikat suci bershaft-shaft bermilyar jumlahnya, Neraka yang berupa jurang magma luas dan berdinding yang menyala merah dengan api berkobar. Surga yang damai berupa taman dengan kelengkapan air terjun yang airnya berlimpah menuju danau biru, disertai hembusan angin yang berharumkan wewangian bunga mekar.  Quddus, Yang bersih dari segala sifat kurang, 

Untuk penciptaan ini tidak diperlukannya contoh, bahkan untuk manusia diajarinya dengan Al Qur’an dan petunjuk Rasul supaya jangan ada yang menyalahkan diri seolah-olah belum menerima bimbingan.  Dzul jalaali Wal Ikroom. Yang memiliki segala kebesaran dan kemuliaan.  Manusia lemah disudut bumi, yang dikelilingi bentangan bermilyar galaksi.  Dengan pengulangan bahasa lembut yang tidak dihitung, lambat tapi pasti peserta Satya Buana akan menangis merindukan “Sang Pencipta”.

Pada saat membaca Surat Al Baqarah ayat 256 kalimat terakhir dijelaskan : ”.. Engkau pelindung kami.  Karena itu tolonglah kami terhadap kaum kafir.”  Kafir disini seperti pengertian-pengertian diatas adalah jin kafir, ruh insani kafir yang kita hadapi saat menolong pasien atau membantu membersihkan ruangan rumah orang.  Juga kompetitor kita manusia kafir yang menghalalkan segala cara dalam persaingan mengais dan meraih kelayakan hidup bagi kita sekeluarga. 

Mengenai Surat Al Baqoroh ayat 285 dan 286 ini  ternyata didukung oleh tiga hadist Rasulullah SAW yang mengingatkan akan pentingnya peranan surat ini.  Imam Muslim dari Abu Hurairah menyatakan : ”Apakah kalian akan berucap seperti ucapan Bani Israil, kami mendengar tetapi kami tidak memperkenankan ?”.  Ucapkanlah  ”Kami dengar dan kami taati, ampunilah kami, (wahai) Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali”.  Selanjutnya HR. Bukhari, Muslim dari Abu Mas’ud “Siapa yang membaca dua ayat terakhir dimalam hari maka kedua ayat itu dapat mencukupi atau melindunginya”.  Dan terakhir dari At Tarmizi “Siapa yang membacanya dirumah selama tiga malam, maka setan tidak akan mendekatinya”.

Demikian bab latar belakang penggunaan doa disampaikan secara ringkas supaya senantiasa tetap teringat oleh para pembaca khususnya peserta Satya Buana. 

B. Beberapa  Do’a Yang Diwajibkan Serta Latar Belakang Do’a Pelatihan.
 
1.    Doa’ Pembuka Pelatihan.
    DOA  PEMBUKA  LATIHAN

A’UDZUBILLAHIMINASSYAITHONNIRROJIM,  BISMILLAHIRROHMANIRROHIM, 
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH  WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH. ALLAAHUMA SHALLI ’ALLA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD. RODLIITU BILLAHI ROBBA WABIL ISLAAMI DIINA, WABIM MUHAMMADIN NABIYYA WAROSUULA, RABBI ZIDNII ILMA, WARDZUQNII FAHMA,  AMIIN.

Artinya :

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah. Ya Allah, semoga Engkau limpahkan kesejahteraan dan kemuliaan atas Nabi Muhammad RasulMu dan keluarganya.

Aku rela Allah sebagai  Tuhanku, aku rela Islam sebagai agamaku, dan aku rela Muhammad sebagai nabi dan Rasul Allah.
Ya Allah, berilah aku ilmu dan limpahkanlah pengertian kepadaku sebanyak-banyaknya, kabulkanlah ya Allah.

DOA  PENUTUP   LATIHAN

A’UDZUBILLAHIMINASSYAITHONNIRROJIM, BISMILLAHIRROHMANIRROHIM, 
ALLAHUMMA ARINAL HAQQO HAQQO WARZUQNAT TIBAA’AH WA ARINAL BAATHILA BAATHILA WARZUQNAJ TINAABAH,  AMIIN.

Artinya :

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai  hal yang   benar. Dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami bahwa yang salah sebagai hal yang salah. Dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya.     Kabulkanlah ya Allah.  

2.      Beberapa do’a, dzikir dan ayat yang lazim digunakan oleh peserta Satya Buana. 

Doa, dzikir dan ayat yang lazim dipergunakan oleh para penghusada Satya Buana apabila melakukan zikir untuk mendapatkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan;  baik untuk aktivitas metafisika seperti untuk pencapaian kesejahteraan keluarga dan perkantoran maupun untuk penguasaan bahasa ruh, penyembuhan diri sendiri atau pasien, dapat diuraikan dan terdiri atas  :

1.   Mohon perlindungan dari godaan syetan :

       A’ uudzubillahi  minasy syaithaanir rajiim.
 Aku berlindung kepada Allah dari ganguan setan yang terkutuk.

  Bismillaahir rohmaanir rahiim.
        Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

2.   Ismu Azam (Doa pembuka doa ) :
              
  2.1.       Surat Al Baqoroh ayat 163 :

Bismillahir rohmaanir rrahim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Wa ilaahukum ilaahuw wahidul.
Dan Tuhan kamu adalah Allah Yang Maha Esa.
Laa ilaaha illaa.
Tiada Tuhan melainkan Dia
   
     2.2.       Surat Ali ‘Imran ayat 1:

Alif laam miim.
(Hanya Allah yang lebih mengetahui maksudnya)

Surat Ali Imran ayat 2 :

Allaahu laa ilaaha illaa
Allah tiada Tuhan melainkan Dia

Huwar rahmaanur rahim.
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
 
     2.3.       Huwal hayyul qayyum.
       Yang hidup lagi Berdiri sendiri

            3.  Istighfar (Mohon ampun atas dosa-dosa) :

Astaghfirullaahal’azhim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu illaih.
Aku memohon ampun hanya kepada Allah Yang Maha Besar, yang tiada tuhan patut disembah kecuali hanyalah  Dia, Yang Hidup dan Berdiri sendiri dan saya bertobat kepadaNya.

        4.   Syahadat :

Asyhadu An-Laailaaha Illa-llah  
Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullah
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
Dan Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

           5.   Shalawat (Memohon kepada Allah SWT kesejahteraan dan kemuliaan bagi
              Nabi Muhammad SAW) :

Allaahuma shalli ‘alaa Muhammad Rasulullah Wa’alaa aali Muhammad Rasulullah.
Ya Allah, semoga Engkau limpahkan kesejahteraan dan kemuliaan atas Nabi Muhammad RasulMu dan keluarganya.

6.    Haukollah  (Memohon kekuatan) :

Laa haula wa-laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim.
Tak ada daya dan tak ada upaya serta tak ada kekuatan apapun, kecuali dengan kekuasaan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar.

         7.     Menyadari kelemahan atau saat mendapat musibah :

     Inna  lilaahi wa Inna Illaihi raaji’un.
     Sesungguhnya kami semua milik Allah dan kepada Allah-lah kita     kelak kembali.

         8.  Tawassul  (Pengakuan atas sifat Maha Pengasih dan Penyayang Allah) :

Bismillaahir rohmaanir rahiim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

         9.   Tasbih (Pengakuan atas Ke-Mahasuci-Nya Allah) :

Subhaanallohi wa- bihamdihii
Maha Suci Allah dan bagiNya segala puji

      10.     Tahmid (Pengakuan memuji Kebesaran Allah) :

     Alhamdullilah hirobbil alamin.
                 Segala puji bagi Allah yang memelihara alam semesta.
      11.     Tahlil (Ikrar atas Ke-Esaan Allah) :
Laailaaha illa-llaah.
Tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah.

      12.     Takbir (Pengakuan Atas Ke-Maha Besar-Nya Allah) :

     Allaahu akbar
     Allah Maha Besar

      13.       Surat Al Fatihah baik untuk selalu dibaca setelah Shollat dan untuk menolak  fitnah :

Bismillaahir rohmaanir rahiim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Alhamdu lillahi robbil ‘aalamiin.
Segala puji bagi Allah yang memelihara  alam semesta.
Arrohmaanir rohiim.
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Maaliki yaumiddiin.
Yang memiliki hari kemudian.

Iyyaka na’budu wa iyyakaa nasta’iin.
Hanya kepadaMu-lah kami mengabdi dan hanya kepadaMu-lah kami meminta pertolongan.

Ihdinasshirootol mustaqiim.
Karuniailah kami jalan yang lurus.

Shirootol ladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril maghdhluubi ‘alaihim waladhdhoolliin.
Jalan mereka yang mendapat petunjukMu dan bukan mereka yang dimurkai atau disesatkan.

Aamiin.
Yaa Allah perkenankanlah permohonan kami.

      14.      Zikir yang menembus Arasy dan menyentuh Rasul di Surga.
Subhaanal,
Maha Suci Allah.

Malikul,
Yang menguasai dan merajai segala-galanyanya.

Quddus,
Yang bersih dari segala sifat kurang,

Ya, Dzul jalaali Wal Ikroom.
Wahai, Yang memiliki segala kebesaran dan kemuliaan
       15.     Doa penolak bala/bencana :
Hasbiy Allahu wa ni’mal wakiilu,
Cukuplah Pertolongan Allah bagiku,
Dan Dia adalah sebaik-baik Zat yang Diserahi (Pelindung).

Ni’mal maulaa wa ni’man nashiiru.
Sebaik-baik yang Disandari,
Dan sebaik-baik Penolong.
       
       16.     Doa pembuang Ilmu yang jahat (Surat Al Qashash ayat 88) dengan mengimajinasi jurus lima :

Kullu syai-in haalikun illa wajhah.
Tiap-tiap sesuatu binasa kecuali wajah Allah.

       17.     Doa pemusnah kekuatan tenaga tidak lazim power tinggi :

Shaad Illahi, Shaad Islami, Shaad Muhammad, Shaad Al Qur’an
Shaad, demi Allah;  Shaad demi Agama Islam;  Shaad demi Muhammad Rasullullah. Shaad demi Al Qur’an.

       18.     Doa penghusada untuk memisahkan manusia dengan tenaga   tidak lazim yang ada dalam dirinya (Surat Al ’Alaq,  ayat 2 dan 3) :

Khalaqal insaana min ‘alaq.
Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

Iqra’ wa robbukal akram.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.

       19.      Doa mohon bantuan pembelaan diri atas penzaliman orang lain dengan menjatuhkan atau melumpuhkan (Doa Nabi Yunus):

Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka inni kuntu minadh-dhaalimiin
Tidak ada Tuhan yang benar disembah hanya Engkau Yaa Allah, Maha Suci Engkau, aku adalah orang yang membuat dhalim (berbuat jahat) atas diriku.

        20.    Zikir untuk menambah kemampuan sebagai penghusada :

20.1.   Surat Al Baqarah ayat 285 :

Aamanar-rasuulu bima unzila ilaihi mir-rab-bihii wal mu’minuuna kul-lun aamana bil-laahi wa malaa’ikatihii wa kutubihii wa rusulih.   Laa nufar-riqu baina ahadim-mir-ruusulih.  Wa qaaluu sami’na wa atha’na, qhufraanaka rab-banaa wa ilaikal mashiir.

Rasul itu telah beriman kepada kitab yang diturunkan dari Tuhan-Nya kepadanya, demikian juga kaum mukminin.  Semuanya telah menyatakan beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan semua Rasul-Nya dan mereka mengatakan : Kami tidak memperbedakan antara seorangpun dari para Rasul-Nya.  Mereka mengatakan “ kami dengar dan kami taat”.  Mereka berdoa “ Wahai Tuhan kami! Ampunilah kami.  Kepada Engkaulah tempat kembali”.

20.2.   Surat Al Baqarah ayat 286 :

Laa yukal-liful-lahu nafsan il-laa wus’ahaa, lahaa ma kasabat wa’alaihaa mak tasabat, rab-banaa laa tu’aakhidznaa in-nasiinaa au aktha’naa, rab-banaa wa laa tahmil’alainaa ishran kamaa hamaltahuu ‘alal-ladziina min qablinaa, rab-banaa wa la tuham-milna maalaa thaaqata lanaa bih, wa’fu’an-naa, waqh fir lanaa, war hamnaa, anta mau-laanaa fan shurnaa’alal qaumil kaafiriin.

Sesungguhnya ”hari depan” mu lebih baik dari “masa lalu” mu.
Allah tidak membebani kewajiban kepada seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.  Hasil kerjanya yang baik untuk dirinya sendiri, dan yang tidak baik menjadi tanggungannya sendiri pula. “ Wahai Tuhan kami, janganlah kami ditindak, bila kami lupa atau salah.  Wahai Tuhan kami, janganlah kami dibebani dengan beban yang berat-berat sebagaimana yang Engakau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kami.  Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa-apa yang tidak sanggup kami memikulnya.  Beri maaflah kami, ampunilah kami.  Dan rahmatilah kami.  Engkau pelindung kami.  Karena itu tolonglah kami terhadap kaum kafir.

21.    Surat Adh Dhuha untuk mempercepat dikabulkannya penyelesaian masalah ummat manusia :

Bismillaahir rohmaanir rahiim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wadh dhuhaa
Demi sepenggalahan matahari naik.
Wal laili idzaa sajaa.
Dan demi malam bila ia telah sunyi
Maa wad-da’aka rab-buka wa maa qalaa.
Sekali-kali Tuhanmu tidak meninggalkanmu, dan tidak pula marah kepadamu.
Wa lal aakhirhiratu khairul laka minal uula.
Wa lasaufa yu’thiika rab-buka fatar-dhaa.
Dan nanti Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu agar kamu merasa senang.
Alam yajidka yatiiman fa-aawaa.
Bukankah dahulu engkau diketemukan sebagai anak yatim, lalu dilindungi-Nya.
Wa wajadaka dhaal-lan fahadaa.
Dan diketemukan-Nya pula sebagai kelana cita, lalu dipimpin-Nya.
Wa wajadaka ‘aa-ilan fa-aghnaa.
Dan diketemukan sebagai seorang melarat lalu diberi-Nya kecukupan.
Fa am-mal yatiima falaa taqhar.
Sebab itu janganlah engkau berlaku kejam terhadap anak yatim.
Wa am-mas saa-ila fala tanhar.
Dan janganlah engkau usir orang yang minta-minta.
Wa am-maa bini’mati rab-bika fahadits.
Adapun terhadap karunia Tuhanmu, hendaklah engkau syukuri dan dermakan.

       22.      Surat  Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-nas  untuk   meningkatkan power pribadi dan menyembuhkan penyakit dengan mempergunakan tangan kanan :

-  Surat Al-Ikhlas.

Bismillaahir rohmaanir rahiim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Qul huwallaahu ahad. Allaahush  shamad. Lam yalid walam yuulad walam yakul-lahuu  kufuwan ahad.

Katakanlah (hai Muhammad),  Dialah Allah Yang Maha Esa.  Allah tempat memohon.  Tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.  Dan tidak satupun yang menyerupai-Nya.

-          Surat Al-Falaq.

Bismillaahir rohmaanir rahiim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Qul  a’uudzubirabbil falaq.  Min syarrima khalaq.  Wamin syarri ghasiqin idza waqab.  Wamin syarrin naffaasati fil  ’uqad.  Wamin syari haasidin idzaahasad.

Katakanlah (hai muhammad),  aku berlindung  kepada Tuhan yang menguasai  subuh, dari kejehatan malam  apabila telah gelap,  dari kejehatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup  buhul-buhul (ikatan),  kejehatan pendengki apabila dia mendengki.

-   Surat An-Nas.

Bismillaahir rohmaanir rahiim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Qul a’uudzu birobbin naas.
Katakanlah, Aku berlindung kepada Allah, yang memelihara manusia.
Malikin naas.
Yang merajai dan menguasai manusia.
Ilaahin naas.
Allah Tuhannya manusia.
Min syarril waswaasil khonaas.
Dari gangguan syetan yang tersembunyi.
Aladzii yuwaswisu fii shuduurinnaas.
Yang membisikkan dalam hati manusia.
Minal jinnati wannaas.
Dari jin dan manusia.

   Demikian himpunan doa yang lazim dipakai oleh penghusada Satya Buana dalam praktek penerapan dikehidupan sehari-hari.  Bagian berikutnya akan kami sampaikan beberapa istilah yang sering ditemui dan digunakan dalam praktek penerapan penggunaan do’a itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari, yang kebanyakan mempergunakan lafal doa dalam sessi  ini.