Senin, 17 Februari 2014

Misteri Keunikan Tubuh Biologis dan Bio-Plasmik.





          Misteri Keunikan Tubuh Biologis dan Bio-Plasmik. 

 Bismillahirrahmanirrahim, 

        Menurut pandangan dalam  khasanah ”Keilmuan Tenaga Dalam Satya Buana” tentang proses kejadian manusia  (biologis) dan fungsi metabolisme tubuh manusia dapat difahami melalui pembagian dari tubuh biologis manusia itu sendiri,  perhatikanlah ayat berikut:
Qs.  Al-A’raf ayat 11:  ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dan Kami telah membentuk rupamu”.
Secara biologis manusia terdiri dari  tiga  bagian: 
1.   Tubuh fisik yang dapat dilihat dan diraba (biologis).
2.   Tubuh bioplasmik (tubuh eterik) merupakan ionisasi alam semesta yang melakukan persenyawaan dalam tubuh manusia,  yang tidak dapat diraba dan dilihat dengan mata awam.
3.   Bioelektromagnetik merupakan energi biolistrik dan biomagnetik yang bersumber dari pergerakan elektron-elektron dan atom dalam sel-sel organ tubuh manusia.

 Dalam hal kejadian manusia secara fisik dapat dikatakan dimulai dari singularitas fusi sel telur ibu dan bapak yang membentuk Zygot, tumbuh menjadi blastomer yang menempel didinding rahim.  Sel yang berisi fusi separoh kromosom ibu dan separuh kromosom bapak, membelah yang diawali pembelahan inti sel dan diikuti pembentukan menjadi dua sel.  Deoxyribose nucleic acid (DNA) yang terdapat dalam gen merupakan pengendali sifat.  Setelah beberapa waktu, sel tersebut menggandakan diri sehingga menjadi bongkahan sel, cukup besar untuk menjadikan dirinya sebuah jaringan.  Selanjutnya terjadi diferensiasi sesuai fungsinya menjadi organ, seperti jantung, perut, syaraf tulang belakang dan sebagainya.  Kemudian terbentuk sistim syaraf,  sistim pencernaaan, sistim keringat dan sistim lainnnya secara lengkap.  Pada saat kelahiran , miliaran sel yang dimiliki bayi terkoordinasi dengan sempurna sehingga bisa menunjang kehidupan secara menyeluruh tanpa bantuan ibu.  Dari  bayi tumbuh menjadi anak-anak, kemudian jadi pemuda  akhirnya dewasa yang lengkap berisikan  50 trilyun sel .





Gambar berikut memperlihatkan dimulainya  singularitas fusi sel telur ibu dan bapak yang membentuk Zygot, tumbuh menjadi blastomer yang menempel didinding rahim.



Al Qur’an Surat Al-Hajj ayat 5 menjelaskan “ Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang hari kebangkitan (dari kubur) maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menciptakanmu dari sel, kemudian dari zygote, kemudian dari ‘alaqoh (mahluk bak lintah), kemudian dari gumpal bak daging yang sempurna dan yang tak sempurna kejadiannya, agar Kami jelaskan kepadamu serta Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian sampailah kamu pada kedewasaan dan diantara kamu ada yang diwafatkan, dan diantara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, agar tidak mengetahui lagi apa yang dahulu telah diketahuinya”.[1]

Pertumbuhan bayi terjadi karena suatu sel yang membelah menjadi dua dengan didahului pembelahan kromosom dan diikuti inti sel yang membawa kromosom masing-masing.  Dalam sebuah sel, mitokondria adalah penyedia energi untuk seluruh sel.  Sedangkan lisosom pengurai komponen sel bila sel mati;  dan ribosom berfungsi sebagai pembentuk molekul protein.  Perkembangan cloning telah  membuktikan bahwa organ tubuh bisa dikembang biakkan, mengindikasikan bahwa semakin muda seseorang semakin mudah memperbanyak sel-sel jaringannya.  Ini dapat disetarakan bahwa energi yang ada dalam sel-sel akan berkurang seiring pertambahan usia.

Gambar berikut memperlihatkan   pertumbuhan  Janin         sampai terbentuknya manusia sempurna.


Dalam sessi  ini  kami akan mencoba menyampaikan selintas pemahaman  tentang  anatomis, fisiologis dan psichologis manusia  secara berututan  dan disesuaikan dengan spesialisasinya dalam rangka melakukan pendekatan dengan tata cara  maupun  proses yang terjadi dalam penerapan praktek Keilmuan Satya Buana antara  lain : 
      *  Anatomi Tubuh Manusia :

Anatomis tubuh manusia secara garis besarnya dapat di bagi ke dalam  beberapa kelompok,  yakni :

       1.   Tulang-tulang   dan  persendian :  antara lain terdiri dari  tengkorak (skull), leher (cervical spine), punggung (lumbar spine), iga (ribs), spinal disk, pinggul (pelvic bone), telapak tangan (carpal bones), paha (femur), lutut (patella), tulang kering (tibia)  dan telapak kaki (tarsal bones) serta jari (phalanges). 

2.  Otot-otot tubuh berturut-turut dari :  pangkal leher (trapezius  dan platysma), bahu (deltoid), dada (pectoral), lengan (biceps), pinggang (external oblique),  perut (rectus), pinggul (inguinal canal), paha (sartorius dan femoral), tungkai (tibialis anterior) dan betis (gastros nemius). 

3.  Pembuluh-pembuluh   darah    utama  yang   berawal   dari  jantung  yang berfungsi untuk memompa darah melalui pembuluh-pembuluh nadi utama keseluruh tubuh, dan mencapai kepembuluh kapiler diujung-ujung tubuh.  Serta kembali ke jantung melalui pembuluh balik.  

4. Jantung manusia yang mempunyai empat kamar jantung yang dilengkapi katup-katup, serat-serat otot serta letak pembuluh besar.  Pada dua ruang kiri (left atrium dan left ventriclea) darah  yang berasal dari paru-paru masih penuh dengan kandungan oksigen siap diedarkan keseluruh tubuh;  sedangkan pada dua kamar kanan  (right atrium  dan right ventricle) darah dari seluruh tubuh yang kotor dipompakan keparu-paru. 

5.  Struktur   paru-paru  dan   cara pernapasan dapat dijelaskan dimana udara masuk melalui hidung diteruskan lewat pipa udara utama/tenggorokan (trachea)  dan distribusikan kepercabangannya sampai yang terkecil yang terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar diseluruh paru-paru.  Ketika darah melalui paru-paru, ditinggalkannya carbon dioksida dan diambilnya oksigen yang segar.  Melalui saluran yang sama, udara kotor dihembuskan keluar paru-paru dan melewati hidung.  

6.   Alat-alat pencernaan utama dan ginjal serta organ-organ perut yang terdiri atas hati, perut besar, usus, ginjal, pancreas dan empedu. 

7.   Alat-alat panggul pria dan wanita terdiri atas alat-alat reproduksi manusia berjenis kelamin laki-laki dan  berjenis kelamin wanita.

8.   Anatomi Mata dan Telinga.  Struktur mata menentukan posisi lensanya, dan anatomi telinga dilengkapi selaput gendang  (eardrum). 

9.   Kulit normal terdiri atas epidermis, bulu dan saluran minyak.  

10.    Otak manusia berkomposisi atas otak depan (frontal lobe)  dan otak belakang (occipital lobe). 

11.    Organ-organ susunan endoctrin punya fungsi mengatur hormon-hormon yang ada dalam tubuh manusia.

*  Fisiologis Tubuh Manusia :

           Berdasarkan uraian tentang anatomis tubuh manusia diatas  dapat kita lihat betapa rumitnya system dan subsistem yang terdapat di dalam tubuh manusia,  sebagai contoh perkiraan para ahli antomis bahwa untuk kulit saja terapat lebih kurang 4 juta reseptor (sumber-sumber kepekaan) yang berfungsi   untuk membedakan hawa dingin maupun hawa panas dan rasa sakit atau rasa enak. 

Mikrokosmos yang dikenal sebagai manusia merupakan suatu sistem yang mempunyai beberapa subsistem  antara lain subsistem  peredaran darah, pernafasan, urat syaraf, hormone, pencernaan dan sebagainya.  Namun  manusia juga mempunyai kelengkapan subsistim listrik yang lazim di dalam kalangan dunia kedokteran dapat  diukur dengan peralatan antara lain:

-    Electro  Cardiogram   (ECG)   alat   pengukur  gelombang listrik jantung.   
-  Vector Cardiogram (ECG)  alat untuk mempelajari atau pengukur listrik jantung yang menggunakan pesawat yang lebih canggih. 
-    Electro Encephalogram (EEG)  alat untuk pengukur gelombang listrik otak. 
-    Electro Myogram (EMG) untuk mengukur gelombang listrik otot. 
-   Magnetic Resonance Spectroscopy Imaging (MRSI).  Selain listrik manusia juga punya subsistim magnit yang lazim bersama spesies mahluk lainnya yang dapat diukur dengan Magnetic Resonance Spectroscopy Imaging (MRSI). 

  Adanya perbedaan gema suara yang ditembakkan menuju jaringan yang berbeda medan magnitnya telah diterapkan pada pesawat Ultra Soundnography bagi spesialis kandungan, untuk menentukan jenis kelamin seorang bayi.  Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai gelombang bioelektromagnetik,  ini dapat dibuktikan  dengan menggunakan peralatan antara lain, yaitu  Lie Detector  (LD) sebagai penguji tingkat kejujuran dan Psycho Galvanometer (PCG) untuk penguji psikologi manusia, dimana kedua peralatan terakhir ini juga bertujuan untuk mengkonversikan gerak bioelektromagnetik manusia menjadi serangkaian data yang bermanfaat bagi analisa kejiwaan.

Gambar berikut memperlihatkan  Jenis-jenis Gelombang.


                     


          Dalan praktek resonansi magnetis untuk menghasilkan bayang-bayang pada penggunaan Magnetic  Resonance  Imaging (MRI),  terjadi proses proton-proton Hidrogen sebagai penyusun atom air dalam tubuh  berperan sebagai sumber sinyal (fungsinya sama dengan alat scanner tanpa scaning electric).  Tubuh manusia yang diletakkan pada bidang magnetic yang merata, maka protonnya  akan bersekutu searah dengan bidang tersebut.  Dengan frequensi  radio   tertentu proton tadi akan menggema.  Saat gelombang radio dihentikan,  proton kembali pada posisinya sesuai dengan sifat masing-masing jaringan dan ini intensitasnya berbeda satu sama lain.  Energi yang dilepas proton saat istirahat berupa sinyal frekuensi di tangkap MRI sebagai bayangan yang berbeda. Disini identifikasi penyakit pada organ tubuh dapat digambarkan atau dibayangkan tanpa pembedahan. 

Teori ini dapat dijadikan dasar pendekatan apabila terdapat diantaranya salah seorang dari anggota Satya Buana mempunyai kepekaaan mata atau indra ke enam dapat menebus obyek tertentu dibalik dinding pembantas yang tidak dapat ditembus  oleh penglihatan  orang  biasa  (orang awam).  Sebab, sudah menjadi  kodratnya bahwa prilaku energi dialam semesta ini dapat menembus berbagai lapisan dimensi yang ada dialam semesta.

          Tubuh manusia telah disepakati oleh para ahli dihidupkan oleh listrik biologis yang disebut dengan energi biolistrik,  yang berasal dari aliran garam sel tubuh yang pekat menuju garam sel tubuh yang lebih cair  melalui dinding semi permeable  dalam  peristiwa osmosis  dan begitu pula sebaliknya dalam peristiwa imbibisi;  sehingga terjadilah loncatan bunga listrik akibat muatan Potassium [K+]  dan Sodium [NA+]  yang menembus dinding sel tadi.  Potensial Energi Listrik-nya  yang dipastikan setara dengan 0,1 Volt atau 100 milivolt untuk seluruh membran dipergunakan sebagai sinyal energi dalam peralatan ECG/EEG/RMG/LD dan PGG.

         Penjelasan seperti diatas dapat memberikan pengertian kepada kita bahwa sel hidup dalam tubuh manusia mempunyai karakteristik sebagai kapasitor yakni komponen listrik yang memiliki kemampuan menyimpan muatan listrik.  Keberadaan ion-ion bermuatan di dalam  suatu sel dan cairan disekeliling sel tersebut menyebabkan timbulnya distribusi muatan listrik yang melewati dinding membran sel.  Bedasarkan distribusi muatan listrik ini, dapatlah dikatakan bahwa tiap sel sama  fungsinya dengan kapasitor kecil yang dalam suatu jaringan tubuh dipisahkan satu sama lain oleh bahan dielektrik  berupa dinding membrane tersebut.   Ion-ion utama seperti Potassium [K +]  dan ion Chloride  [Cl -] dari rangkaian sel dapat menentukan perubahan muatan listrik dalam sel.  Disini  dinding sel dapat dilalui dengan sangat mudah oleh  ion-ion  K +,  akan  tetapi  ion-ion Cl -  tidak selancar ion-ion K + tersebut.  Karena ion-ion K + sangat mudah melewati dinding sel maka distribusi muatan listrik pada dinding sel lebih banyak ditentukan oleh perpindahan ion K + ini.    Dalam kondisi netral maka cairan dalam sel yang bermuatan K + mempunyai konsentrasi lebih tinggi dibanding dengan di luar sel.  Oleh karena itu ion-ion  K + akan keluar dari dari sel, dan akibatnya timbullah muatan negatif pada bagian dalam sel.  Pada waktu terjadinya penembusan dinding sel oleh ion-ion K +,  gaya tarik muatan listrik statis yang menembus dinding membrane menyebabkan terjadinya suatu lapisan bermuatan positif pada permukaan luar dinding sel;  serta suatu lapisan bermuatan negatif pada permukaan dinding  bagian dalam dari sel. 

Penjelasan  diatas  semakin  memberikan keyakinan  kepada kita bahwa sel hidup dalam tubuh manusia benar-benar mempunyai karakteristik sebagai kapasitor listrik.  Sebab keberadaan ion-ion bermuatan didalam sel maupun cairan disekeliling sel  menyebabkan timbulnya loncatan arus  listrik  melewati dinding (membran) sel.  Distribusi muatan listrik ini, dapat dikatakan tiap sel merupakan  kapasitor listrik kecil yang tersebar dalam  suatu jaringan tubuh,  satu sama lainnya dipisahkan oleh suatu bahan yang bersifat dielektrik dikenal dengan  dinding sel (membran sel). 

Didalam sel syaraf peristiwa lebih rinci dapat dijelaskan, yaitu kandungan Ion Potassium [K+] mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi dibanding Sodium [Na+], sehingga tenaga urat syaraf berkisar – 100 mikrovolt.  Syaraf dapat terpolarisasi jika dibangkitkan oleh aliran arus ionisasi atau stimulus lain dari luar.  Disini karakter membrane menjadi berubah,  karena ion Sodium [Na+] menerobos sel dan  ion Potassium [K+] meninggalkan sel,  proses ini disebut depolarisasi dan dimulailah tenaga gerak syaraf.  Tahapan berikutnya diikuti oleh proses pembalikan yaitu ion Sodium keluar serta digantikan ion Potassium yang memasuki sel.  Demikianlah impuls-impuls berjalan bergantian sepanjang urat syaraf.

Dalam pelaksanaan sehari-hari terbukti bahwa urat-urat syaraf yang dibenamkan dalam cairan konduktor maka arus ion mengalir mengelilinginya dimulai dari bagian yang berpolarisasi kebagian yang berdepolarisasi.  Arus eksternal ini penting sebagai bukti eksternal yang menghasilkan tenaga gerak dan berdampak menimbulkan sinyal bioeletrik yang tercatat baik oleh ECG maupun pesawat lainnya.  Pada jantung arus eksternalnya dicatat ECG sebesar 1 mikroamper, otak dengan EEG dicatat dengan amplitudo 10 sampai 300 mikrovolt dan kadar frekwensi 0,5 – 40 Hz dan pada penemuan terakhir sampai  frekuensi  200 Hz khusus di “God spot atau Lobus Temporal  (Titik Tuhan)”.

Sinyal listrik pertama berasal dari jantung yang disebabkan oleh sel-sel khusus yang lazim disebut sel perintis yang terdapat pada simpul sino-atrial (SA), simpul atrio-ventricular (AV), dan sel-sel hispurkinje.   Sel-sel perintis dapat memulai denyut atau aliran listrik dengan spontan tanpa tergantung pada jaringan lainnya,  proses kimiawi tubuh,  hormon dan sebagainya.   Potensi istirahat normal sel simpul sekitar – 90 mikrovolt, lambat laun berubah disebabkan oleh permeabilitas selaput sel yang berkurang terhadap ion Potassium.   Ion Potassium mengalir kedalam sel, arus masuk yang biasanya diseimbangkan dengan kebocoran pasif dari ion Potassium, apabila kebocoran dikurangi maka bagian dalam sel akan menjadi lebih positip.  Disini bila tenaga antar selaput mencapai – 75 mikrovolt, selaput akan menjadi permeable terhadap ion Sodium;  maka dengan cepat ion Sodium masuk kedalam sel dan menyebabkan depolarisasi yang cepat.  Serta langsung disusul penyeimbangannya berupa repolarisasi yang juga cepat.  Melalui penjelasan diatas dapat diketahui bahwa “hanya jantung saja yang mempunyai sifat otomatis” ini,  dimana begitu dimulai impuls segera menyebar keseluruh bagian otot jantung dan kemudian keseluruh bagian lain dari tubuh manusia.

Suatu sel dapat membelah menjadi dua dengan didahului pembelahan kromosom  dan diikuti oleh inti sel yang membawa kromosom masing-masing.  Gen-gen dalam kromosom merupakan pembawa sifat, dan Mitikondria adalah penyedia energi untuk seluruh sel.  Sedangkan Lisosom berfungsi mengurai komponen sel bila sel mati, dan Ribosom berfungsi pembentuk molekul protein.  Dalam gen terdapat deretan Nucleotida yang merupakan molekul Deoxyribose Nucleic Acid  (DNA)  sebagai pembawa sifat individu . 

Gambar berikut meperlihatkan struktur Mitikondria sebagai  penyedia energi untuk seluruh sel.




Perkembangan terakhir  di abad  ini  yang telah menemukan teknologi  cloning  yang membuktikan bahwa organ tubuh bisa  dikembang biakkan,  hal ini mengidentifikasikan bahwa semakin muda seseorang semakin mudah memperbanyak sel-sel jaringannya.  Pernyataan seperti  ini dapat disetarakan  bahwa energi yang ada dalam sel-sel akan semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia seseorang.

Dalam tubuh jasmani manusia juga terjadi proses metabolisme berupa asupan makanan, minuman, pernapasan, pengeluaran keringat, pencernaan, pembuangan.  Metabolisme ini menimbulkan perubahan berbagai atom tertentu seperti carbon, oksigen, hydrogen dan nitrogen yang tergolong cepat perubahannya.  Sedangkan atom Kalsium pada tulang membutuhkan waktu setahun untuk memperbarui diri.  Zat besi dalam darah juga dapat bertahan agak lama.  Konfigurasi sel kulit dan tulang tetap, tetapi kandungan atom  senantiasa berubah datang yang baru dan pergi yang lama.  Perubahan yang diatur karakter genetik ini merupakan kecerdasan dari tubuh bioplasmik yang mengendalikan vitalitas kehidupan dan suplai energi dalam mitokondria sel.

* Psichologi Manusia.

Pembahasan dalam sessi diatas adalah pengenalan manusia sebagai   sosok jasmani atau tubuh fisik yang berasal dari sari pati bumi dan nantinya terurai dalam bumi.  Pada penjelasan berikut, pembaca yang bijaksana akan diarahkan dengan  keilmuan Satya Buana pada  pengetahuan tentang tubuh bioplasmik atau jiwa atau roh manusia dalam bentuk tubuh eteris.

Dewasa ini detektor energi panas tubuh manusia yang mempergunakan infra merah sering memberikan gambaran diorama sosok tubuh manusia, dalam pelbagai posisi dan kondisi kesehatan.  Juga telah banyak dijumpai studio foto aura yang mempunyai prinsip fotografi Kirlian, yang mampu memberikan informasi tentang kembaran bioplasmik (eteris/halus) dari seseorang manusia, terutama dikaitkan dengan tingkat kesehatannya.  Bahagian dari manusia yang dengan mata awam tidak tampak ini, kenyataannya sangat penting bagi tubuh manusia;  karena merupakan alat yang mengalirkan vitalitas dan memelihara kehidupan tubuh manusia itu sendiri. 

Kepribadian seorang manusia tidak bisa mempergunakan sel-sel otaknya untuk menyalurkan gelombang pikiran dan perasaan kesegenap tubuh jasmani apabila tidak ada tubuh bioplasmik yang merupakan sarana penyalur.  Tubuh bioplasmik berawal dari bagian tubuh yang padat dan keluar melampauinya sedikit.  Sehingga tubuh bioplasmik juga mempunyai kepala, dua tangan, tubuh dan seterusnya yang menyerupai tubuh jasmani.  Kata Bioplasmik berasal dari “Bio” yang artinya hidup, dan “plasma” yang berarti keadaan akan bahan keempat.  Ketiga keadaan bahan dari unsur manusia yang lain yang dikenal dalam fisika adalah padat, cair dan gas (pembagian zat ini dilakukan manusia berdasar peralatan inderawinya).  Plasma yang dimaksud disini bukan plasma darah tetapi plasma yang menyerupai (tidak mutlak) seolah-olah seperti gas yang terionisasi atau gas yang mengandung partikel positip dan negatip (hipotesa manusia sebagai asumsi).  Jelasnya secara utuh tubuh bioplasmik berarti tubuh energi yang hidup terbentuk dari bahan halus, yang tidak tampak atau disebut eterik.
      Fungsi tubuh bioplasmik diketahui antara lain :

1.   Tubuh bioplasmik menyerap, mencerna energi prana alam dan daya inti bumi serta mendistribusikannya keseluruh tubuh jasmani.  Prana alam dan daya inti bumi adalah energi vital atau daya hidup yang memelihara seluruh tubuh, sehingga bersama-sama dengan organ lain berfungsi lancar dan normal, tanpa  Prana alam dan daya inti bumi maka seluruh tubuh akan mati.  

2.   Tubuh bioplasmik bertindak sebagai cetakan atau pola (blue print) untuk tubuh fisik.  Hal ini membuat tubuh jasmani dapat mempertahankan bentuk, kondisi dan sifat, kendati adanya metabolisme sinambung bertahun-tahun.  Tegasnya tubuh jasmani dibentuk sesuai dengan tubuh bioplasmik.  Jika tubuh bioplasmik rusak maka tubuh jasmani juga rusak.  Keduanya berhubungan sangat erat, sehingga hal-hal yang mempengaruhi salah satu baik tubuh bioplasmik atau tubuh jasmani, maka yang lain akan sakit.  Dan jika salah satu sembuh maka yang lain juga sembuh. Hal ini akan tampak secara bertahap atau kadangkala hampir bersama.  Dengan anggapan tidak ada faktor lain yang mengganggu.

3.   Tubuh bioplasmik melalui Cakra atau Pusat Energi atau Generator Energi yang berputar,  mengendalikan, memberi energi dan bertanggung jawab menjaga tetap normalnya fungsi seluruh tubuh jasmani, baik bagian-bagiannya maupun organ-organnya termasuk didalamnya kelenjar endokrin.  Kebanyakan penyakit disebabkan oleh gangguan fungsi salah satu Cakra atau lebih.    melalui cakra atau pusat energi yang berputar mengendalikan dan bertanggung jawab agar seluruh fungsi tubuh fisik berjalan dengan normal, bagian-bagiannya serta organnya merupakan manifestasi ekternal cakra mayor.

4.   Tubuh bioplasmik melalui Cakra merupakan tempat  atau pengendali kemampuan psikis. Pengaktifan beberapa Cakra tertentu dapat menghasilkan perkembangan beberapa kemampuan psikis tertentu.

5.   Tubuh bioplasmik melalui aura kesehatan dan sinar kesehatan bertindak sebagai bahan pelindung terhadap kuman penyakit dan bahan bioplasmik yang berpenyakit atau limbah plasma.  Zat racun sisa metabolisme dan kuman penyakit dikeluarkan oleh sinar kesehatan melalui pori-pori, dengan demikian akan memurnikan seluruh tubuh jasmani  [2].

Untuk menjelaskan generator energi yang berputar dapat dikatakan bahwa dalam khasanah Islam  keilmuan Satya Buana mencoba memahami phenomena angka tujuh (tujuh lapis langit, tujuh lapis bumi, tawaf tujuh putaran) yang sering disebut dalam Al Qur’an.    Dan berdasarkan pengalaman lapangan Satya Buana membagi pusat energi atau Cakra atau generator dalam tubuh manusia  terdiri atas tujuh titik cakra mayor yaitu cakra mahkota untuk otak, cakra mata (titik tengah antara kedua mata), cakra hidung, cakra tenggorokan, cakra jantung, cakra ulu hati (solar plexus) dan cakra husada (tiga jari dibawah pusar).  Ada perbedaan jelas dalam pandangan Satya Buana dibandingkan dengan  Pelatihan Tenaga Dalam yang sejenis yaitu dalam pandangan Satya Buana tidak dikenal titik cakra mayor dasar atau akar, karena  titik cakra tersebut merupakan titik cakra minor. 

Pemahaman titik cakra dalam Islam disebut secara jelas oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah yang dikutib dari Hadist yang disusun Al Hakim, Hisyam bin Sa’ad, dari Zaid bin Aslam, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah  :

”Ketika Allah menciptakan Adam, maka Dia mengusab sulbinya, sehingga dari sulbinya keluar jiwa-jiwa, dan Dia-lah yang menciptakan jiwa-jiwa itu hingga hari kiamat seperti dzur (keturunan).  Kemudian Dia menjadikan diantara dua mata setiap manusia kilat cahaya, kemudian Dia menampakkan mereka kepada Adam.  Adam bertanya, ”Siapakah mereka ini wahai Rabbi?” Allah menjawab ”Mereka adalah anak keturunanmu”.  Adam melihat salah seorang diantara mereka yang paling menarik perhatiannya dan memiliki kilat sinar diantara kedua matanya.  Adam bertanya ”Siapakah orang ini wahai Rabbi ?.  Allah menjawab” Dia adalah anakmu,  Daud yang berada diumat yang terakhir”.[3]

Disini terlihat persamaan antara praktek Satya Buana yang memasukkan persoalan cakra ajna (yang berada dibawah jidat diantara pertemuan kedua alis mata) sebagai bagian dari kemampuan cakra-cakra lain dari tubuh bioplasmik, dengan titik diantara kedua mata yang dimiliki ruh insani seperti yang dijelaskan dalam buku yang disajikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah.

Melihat phenomena diatas menunjukkan betapa pentingnya menjaga tubuh bioplasmik agar tetap sehat dan murni dari limbah plasma, sehingga tetap terjaganya kenormalan sistim antara tubuh jasmani dan tubuh bioplasmik.  Intervensi dari limbah fisik atau non fisik sebagai dampak polusi yang menimpa umat manusia, harus disikapi dengan cepat dan tepat supaya berhasil guna membentuk tubuh jasmani dan bioplasmik yang berstamina tinggi.  

Tubuh bioplasmik dengan indikasi adanya titik cakra ajna yang diperkenalkan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah ini,  dalam khasanah Islam sering disebut sebagai pintu gerbang pusat aktivitas pancaran jiwa/ruh dan Satya Buana mengistilahkannya sebagai pintu gerbang pusat panacaran ruh insani.  Dimana jiwa atau roh ini dialam ruh sebelum ditiupkan kedalam tubuhnya untuk dilahirkan didunia,  telah membuat perjanjian pengakuan ke-Esa-an Allah. 

Al Qur’an Surat Al A’raf ayat 172 menjelaskan : “Dan (ingatlah) ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi-sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Rabb kalian?  Mereka menjawab, ‘ Betul (Engkau adalah Rabb Kami)”.14

Ruh insani atau jiwa manusia didesign oleh Allah bersifat sempurna dan lengkap dengan potensinya.  Manusia memiliki potensi jiwa yang tinggi dan suci atau sebaliknya bisa menjadi potensi jiwa yang rendah dan kotor.  Aktualisasi diri seorang manusia dalam kehidupannya akan menghantarkan manusia itu sendiri pada suatu jenjang, tidak hanya kualitas sosialnya, tetapi juga kualitas kejiwaannya. 
         Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa  tubuh fisik, tubuh bioplasmik mempunyai kepala, dua lengan, tubuh dan seterusnya. Dengan kata lain tubuh bioplasmik berasal dari ”bio”  yang berarti hidup dan ”plasma” yang berarti keadaan bahan keempat.  Ketiga bahan yang pertama adalah  padat, cair, gas”.  Plasma” adalah gas (energi) yang terionisasi atau gas  yang mengandung partikel positif dan negatif.  Plasma yang dimaksud ini tidak sama dengan plasma darah. Tubuh bioplasmk berarti tubuh energi yang hidup yang terbentuk dari bahan halus yang tidak tampak atau disebut bahan eterik.
             Sedangkan  Bioelektromagnetik” adalah energi hasil dari pergerakan  (rotasi) elektron dan proton dalam sel-sel tubuh,  dalam Al-Qur’an Allah telah berfirman  tentang kejadian manusia  dalam ayat-Nya:
Qs.  Al.  An-’am  ayat 2:  ”Ialah yang telah menciptakan kamu (manusia) dari Tanah, kemudian Ia tetapkan suatu ajal (ajal makhluk) dan suatu ajal lagi (ajal kesudahan dunia) ada di sisi-Nya,  tetapi kamu ragu-ragu”.
Qs.  As-Sajadah ayat 9:  ”Kemudian  Ia sempurnakan (kejadian)nya dan Ia tiupkan kepadanya sebahagian dari ruh-Nya”.
Qs.  At-Tin ayat 4:  ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik kejadian”.
          Ilmu pengetahuan telah menemukan suatu perangkat bahwa dengan menggunakan alat “Fotografi Kirlian” telah dapat menemukan atau melihat sosok tubuh bioplasmik yang berupa pancaran “Aura”.  Dengan bantuan “fotografi Kirlian”, para ilmuwan telah mampu mempelajari, mengamati dan mengambil gambar tubuh bioplasmik, yang mana melalui foto tersebut akan dapat diketahui bagian-bagian organ tubuh yang sakit atau mengalami gangguan fungsi system energi tubuh.  Melalui hasil foto ini juga dapat dibuktikan bahwa dengan tubuh bioplasmik ini energi gravitasi dan prana atau energi vital dapat diserap dan didistribusikan ke seluruh tubuh fisik.
         Setiap materi alam semesta  termasuk manusia ternyata  mempunyai “Aura”, yaitu suatu gambaran halus dari tubuh kasar  (blue print/cetak biru) atau  pada manusia dapat disebut pancaran/pantulan sinar kehidupan.   Sebagai contoh tempat atau materi yang memiliki “Aura”  yang tebal;
·   Aura terdapat di Mesjid/Madrasah dan tertinggi berada di Masjidil Haram dan Masjid An-Nabawi.

·   Aura pada manusia yang rajin beribadah, bertaqwa dan beriman, ikhlas  serta sabar.
        Jadi “Aura” adalah suatu pancaran/pantulan sinar halus yang bersumber dari suatu aktivitas energi dalam suatu benda,  baik benda mati maupun benda hidup. 
        Melalui proses ”resonansi” (sesuai dengan kaedah ilmu fisika) yaitu suatu proses penyetaraan frekuensi/penyelarasan gelombang (Interferensi, superposisi, modulasi atau tunning) antara dua benda yang di getarkan atau dialiri medan elektromagnetik, akan dapat diketahui ketebalan aura seseorang.  Bagi yang memiliki kepekaan dapat melihat berupa selubung energi berwarna putih  transparan menyelimuti tubuh seseorang, melebihi sedikit dari ukuran tubuh fisiknya. Aura terdiri dari dua lapisan yaitu aura lapisan dalam melebihi tubuh fisik dengan ketebalan  lebih kurang 10 cm dan aura lapisan luar  dengan ketebalan lebih kurang 60-100 cm.  Diduga aura lapisan dalam berasal dari aktivitas energi yang bersifat biologis, sedangkan aura luar berasal dari  aktivitas energi yang bersifat spiritual.
        Melihat fenomena tersebut diatas, disamping kita dapat berupaya melakukan pengobatan berbagai jenis penyakit melalui dunia medis konvensional.  Maka penggunaan cara alternatif dengan menggunakan keampuhan  transformasi bioenergi  (bioelektromagentik diselaraskan dengan  energi garvitasi inti bumi dan prana alam) melalui  suatu hasil olahan tertentu dengan  Metoda Olahan Tenaga Dalam Satya Buana  dapat ditempuh sebagai  tindakan ”prepentif” sekaligus ”penyembuhan (recovery) penyakit secara alami”.  Dan dapat pula dikombinasikan dengan ”metoda herbalis”,  tanpa penggunaan bahan kimia, dengan ”bacaan ayat-ayat suci atau do’a-do’a (ruqyah)” yang diajarkan Rasulullah.  Allah telah memerintahkan kepada kita:

Qs. Al-Maidah ayat 2:  ”Dan bertolong-tolonglah kamu atas kebaikan dan taqwa”.

HR.  Muslim dan Imam Akhmad:  “Siapa di antara kalian yang bisa memberi kemanfaatan  (meruqyah) saudaranya , maka kerjakanlah“.

HR.  Muslim:  ”Kemukakanlah ruqyah kalian kepadaku, tidaklah mengapa dengan ruqyah selama  tidak berupa kemusyrikan”.

HR. Bukhari:  ”Dari Kharijah bin Ash Shalt dari pamannya, bahwa ia datang kepada Nabi SAW lalu masuk Islam kemudian kembali kesisinya. (Diperjalannya) ia melewati suatu kaum yang diantaranya mereka ada salah seorang yang gila diikat dengan besi, kemudian keluarganya berkata: Kami mendengar bahwa kawanmu ini telah datang membawa kebaikan, apakah kalian punya sesuatu yang dapat  dipakai untuk mengobati?  Kemudian aku meruqyahnya dengan Al-Fatihah, lalu dia sembuh, sehingga mereka memberikanku seratus ekor kambing.  Kemudian aku datang menceritakannya kepada Rasulullah SAW.  Lalu Nabi bersabda:  Apakah kamu membaca selainnya?  Aku jawab : Tidak. Nabi bersabda:  Ambillah pemberian itu, sungguh ada orang yang memakan dengan ruqyah yang bathil,  sedangkan kamu telah memakan dengan ruqyah yang benar”.

HR. Bukhari:  ”Habbah sauda’ (sejenis jinten hitam)  adalah obat dari segala penyakit kecuali kematian”.

Peserta Olah Tenaga Dalam Satya Buana yang melakukan konsentrasi pengintian niat setiap setelah selesai melakukan satu paket pelatihannya, tubuh fisiknya dan gelombang  frerkuensi otaknya akan memasuki sebuah kondisi relaksasi yang dalam, yang ditandai melambatnya pernapasan dan detak jantung.  Tubuh bioplasmik akan memasuki alam alpha dengan getaran frekwensi otak menurun menjadi 7-13 Hertz.  Otak menjadi terbebaskan dari pikiran-pikiran khusus yang selama ini membebaninya  dan mencapai tingkat alam bawah sadar tanpa batas.  Pikiran-pikiran khusus antara lain bermacam bentuk stress yang merupakan kondisi abnormal yang bersifat terus menerus, tekanan akibat kebisingan, polusi, emosi-emosi negatip, diet yang jelek, merokok, minuman beralkohol, penyakit terburu-buru akan mempercepat proses penuaan.  Pengintian niat berfungsi untuk mengontrol  proses-proses bersifat merugikan yang secara tetap mempengaruhi kehidupan manusia setiap hari tersebut, baik disadari atau tidak disadari oleh manusia itu sendiri.  Dengan selalu  berlatih melakukan program pengintian niat mencapai sumber kesadaran manusia akan meningkat menjadi kesadaran yang super normal,  tetapi bisa kembali menjadi normal, apabila sering dilatih menjadi suatu kebiasaan [4].

  
           PEMBAGIAN TINGKAT GELOMBANG OTAK MANUSIA


Kondisi Alam
Otak

Frekuensi Otak

 Kondisi  Kesadaran
Peristiwa Fisik dan Psickologis
Delta
0,5   -     3,5  Hz
Tidur nyenyak atau koma,
Kejadin pada otak bayi.
Otak tidak melakukan kegiatan apa-apa.
Teta
3,5   -     7,0  Hz
Tidur disertai mimpi.
Info dikirim  dari area ke area.
Alpha
 7      -   13     Hz
Orang Dewasa, pada anak-anak umur 7 – 14 tahun.
Kondisi waspada yang rileks.
Beta
13      -   30     Hz
Kondisi pada orang dewasa.
Kerja mental terkon-sentrasi.
Gama
+/ -   40     Hz
Otak sadar, kondisi terjaga atau tidur bermimpi; Spiritual Quotient.
Berkaitan dengan cera-pan yang di ikat.
Godspot
+/ -  200    Hz
Titik    Tuhan
Getaran pada Hipokampus.


Dalam khasanah psikologi modern keterkaitannya dengan Satya Buana, maka dikenal disetiap tingkatan ilmu Al Mukminun masing-masing  peserta diwajibkan untuk melakukan olah jurus Tiga Serangkai Satu (TS-1)  dengan niat mengendalikan jiwa dan pikiran serta menguras emosi tak terkendali.  Jurus ini dapat setara dengan praktek membuang perilaku yang dijelaskan oleh “Sigmond Freud” sebagai “Id” dimana tubuh manusia merupakan sistim reaksi kejiwaan yang berkelanjutan secara terus menerus berupa sub sistim alam bawah sadar yang sejati  dan  berisikan totalitas pelbagai kecenderungan dan naluri yang didominasi prinsip kesenangan, menuntut kepuasan segera.  Jurus berikutnya Tiga Serangkai Dua (TS-2) dengan niat mengendalikan jiwa dan pikiran serta menguras emosi terkendali.  Dimana jurus ini setara dengan praktek pencapaian “perilaku Ego” yaitu suatu subsistim  dan konsepsi diri manusia yang mencakup nilai dan sikap seseorang yang sadar dengan realitas.  Selanjutnya jurus Tiga Serangkai Tiga (TS-3) dengan niat mengendalikan jiwa dan pikiran serta menguras emosi serendah-rendahnya.  Jurus ini menghantarkan peserta Satya Buana untuk mencapai kondisi “Prilaku Superego”, yaitu subsistim ideal yang bertanggung jawab pada etika,  tata nilai  dan standard perilaku serta moralitas.

Dalam kehidupan sehari-hari, sel manusia yang sering beroperasi pada tingkatan yang dangkal (pikiran yang bingung), tanpa sadar akan mempercepat proses penuaan didalam sel tubuhnya.  Dengan sering  melakukan latihan pengintian niat manusia menjadi bergerak diwilayah transcendental yang diam, kegiatan mental akan berhenti, dan dengan sendirinya aktivitas penuaan selpun melambat.  Pengintian niat merupakan pem-programan yang tidak hanya mencapai wilayah emosi-pikiran atau kepercaayaan tetapi juga perilaku positip, kewaspadaan mental, keinginan hidup dan berbagai kualitas kejiwaan yang  positip lainnya dan bisa memperlambat penuaan.

PEMBAGIAN SECARA UMUM
  TINGKAT  KERAGAMAN KECERDASAN MANUSIA 


Tingkat Kecerdasan
Cara Berfikir
Kelompok  Syaraf
berpengaruh
Keunggulan
Intelegence Quotient
Seri, linear, logis, deterministic, terbatas.
Jalur syaraf (neural tracts).
Akurat, tepat, terpercaya.
Emotional Quotient
Assosiatif, mema-kai hati dan tubuh, mengem-bang, lambat.
Jaringan syaraf (neural network).
Intraksi pengalaman.
Spiritual Quotient
Unitif, holistic, binding problem.
Basis syaraf  (neural basis).
Kontekstualisasi pengalaman.
         

         Sel terpengaruh oleh bioelektromagnetik tubuh sehingga sel yang normal akan selaras-serasi-seimbang dengan medan magnit tubuh.  Ketika sel mengirimkan sinyalnya maka kualitas pesannya setara dengan pesan yang disampaikan oleh otak.  Sel akan menyelaraskan diri pada pesan yang dikirim oleh otak.  Sel ini juga harus menyelaraskan diri dengan trilyunan pesan dari sel-sel yang lain.  Setiap detik, sel ini juga harus ikut berpartisipasi melakukan ribuan pertukaran ion dan kimia.  Pada waktu pelepasan hasil pengintian niat mulai dari otak maka berbondong-bondong pesan trilyunan sel diterima oleh jaringan organ tubuh yang menjadi titik pelepasan limbah penyakit guna mencapai tingkat kesembuhannya.  Pesan ini adalah pesan yang juga digetarkan oleh tasbih alam semesta yaitu  dengan  Dzikir Laa ilaaha illal laah.

Terhadap  sel-sel yang sakit ada kecenderungan DNA-nya keluar dari tatanan keharmonisan sistim sel, terjadilah kerancuan yang mendekati black hole dalam jaringan tubuh manusia.   DNA yang keluar dari pola normalnya ini, mengakibatkan mekanisme yang dapat memperbaiki diri sendiri yang dimiliki DNA menjadi rusak atau bahkan berbalik menyerang dirinya sendiri.   Penyakit yang timbul karena pikiran dan perilaku yang salah akibat matra terpolusi lebih-lebih prilaku  kolaborasi dengan penyebab penyakit virus, bakteri dan sebagainya;  akan berdampak timbulnya Simptom yang dapat terdeteksi diluar tubuh.  Para ahli fisika sel dari hasil penelitiannya percaya bahwa sebuah sel bisa merasakan dan melakukan interaksi pertama dengan virus-virus dengan mendeteksi senyawa kimia dan resonansi elektromagnetiknya,  sinyal-sinyal tersebut diinterpretasikan oleh DNA[5].  Untuk mengembalikan kondisi DNA atau sel atau jaringan supaya harmonis lagi sesuai fungsinya,  maka Olah Tenaga Dalam Satya Buana melalui metodologi  lmu Al-Mukminun, Al-Muslimah dan Yaumul Akhir mengajarkan tahapan pencapaian keharmonisan yang sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia.  Antara lain dengan pengaturan pikiran dan perilaku yang kembali Islami serta membuang penyebab black hole dalam tubuh yang dimulai dengan pembersihan hati nurani dari iblis.  Getaran Dzikir Laa ilaaha illal laah yang dilakukan oleh 50 trilyun sel  (disebut dengan “Dzikir Sel) yang bertebaran dalam tubuh fisik manusia dengan dipandu oleh Qalbu yang telah menyelaraskan diri terhadap harmonisasi getaran alam semesta diharapkan mampu mengembalikan kondisi DNA yang menyimpang tersebut diatas untuk menjadi solid dan kuat serta mampu melindungi dirinya sendiri dalam tatanan  rantaian spinalnya, guna mencapai kesembuhan jaringan dan organ tubuh.

Pembaca yang budiman,  untuk memahami kelanjutan pengertian diatas maka Satya Buana memberikan pandangan bahwa yang dimaksud dengan ruh hayati adalah bioelektromagnetik ini. Dimana mulai keberadaan dalam sistim pergerakan sperma menuju indung telur sampai lenyapnya dari tubuh manusia yang meninggal merupakan urusan Allah (ruh insani hanya bisa menyaksikan  sampai diantarkannya jasad keliang kubur).

Uraian diatas merupakan penjelasan pandangan Satya Buana tentang adanya tiga jenis komponen manusia yaitu jasmani, ruh insani dan ruh hayati yang kesemuanya sangat penting dalam proses untuk menyembuhkan penyakit tubuh jasmani dan menanggulangi penyakit kejiwaan yang kini banyak menyerang manusia modern sebagai dampak adanya polutan.  



[1]  Abbas, Op. Cit., hal. 128-135.
   Baiquni,  Op. Cit., hal 185-188.   
    
[2]      Rachman Sani, Yoga untuk kesehatan, (Semarang, Dahara Prize, 2003), hal 47-62.
[3]    Al Jauziyah,  Op. Cit., hal 258.
[4]   Chopra, Op. Cit., hal. 208-215.

[5]   Chopra, Op. Cit., hal. 277-278.