BENARKAH KEMEGAHAN
DAN KEANGKUHAN OTAK MANUSIA
MODERN TELAH MELAHIRKAN KEDAMAIAN
YANG HAKIKI ??
Bismillahhirrahmanirrahiim,
Pembaca yang budiman,
sebagaimana kita telah makfum
bahwa kehidupan di era yang serba modern
dan globalisasi ini dimana ”Transformasi
Ilmu, Pengetahuan dan Teknology Canggih” telah menghasilkan berbagai kemajuan di segala
bidang, namun sebaliknya kita pun menyadari bahwa kemajuan tersebut telah
membawa dampak positif maupun negatif
terhadap manusia mau pun lingkungan hidupnya. Teknology canggih baik ”teknologi antariksa, telekomunikasi, informasi, fisika, kimiawi,
biologi, geofisika, persenjataan mutakhir, teknologi ruang angkasa telah mampu
menjangkau perut bumi beserta isinya serta menembus ruang angkasa menjangkau ruang antariksa”, telah membawa kepuasan sekaligus kecemasan
demi kecemasan akibat dari manfaat yang telah diraih oleh se-kelompok manusia
tertentu maupun kemudhoratan yang
diakibatkannya terhadap kelompok manusia lainnya. Kemajuan demi kemajuan yang telah dicapai
manusia saat ini memang telah
dijanjikan Allah dalam firman-Nya
sebagai berikut:
Qs. Al-An’am ayat 165: ”Dan Dia telah menciptakan kamu menjadi
khlifah (yang berkuasa) di bumi”.
Qs. Hud ayat 61: ”Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi
(tanah) dan sebagai pemakmurnya (bumi)” .
Manusia
sebagai makhluk sosial, sempurna adanya
dan unik secara kodrati mempunyai kelebihan-kelebihan yang Allah tidak berikan
kepada makhluk lain. Konsekuensi logis hasil
olah akal budi manusia atas kelebihan-kelebihannya menghasilkan kemajuan
demi kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat. Kemajuan modernisasi
teknologi dan global menyebabkan
hayalan dan impian manusia menjadi kenyataan. Namun, kita harus sadar
bahwa semua itu hanyalah sebatas duniawi
yang serba relatif dan bersifat maya penuh dengan tantangan serta fatamorgana,
sebagaimana digambarkan Allah dalam firman-Nya:
QS. Al- Kahfi
ayat 7-8 (18 : 7-8).
إِنَّا
جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ
عَمَلا
وَإِنَّا
لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا
Artinya :
a.
“Sesungguhnya kami telah
membuat apa yang ada di bumi sebagai hiasan baginya, agar kami dapat menguji
siapa diantara mereka yang paling baik perbuatannya” (7).
b.
“Sesungguhnya
kami membuat apa yang ada di atasnya, tanah tanpa tumbuh-tumbuhan” (8).
Buah karya manusia yang serba canggih telah dapat
menjangkau bumi beserta isinya, maupun
antariksa tersebut, mau tidak mau telah banyak memberikan ”kontribusi baik positif maupun negatif” bagi kehidupan manusia.
Namun tanpa disadari ternyata akibat rekayasa olah fikiran dan realisasi ilmu
pengetahuan serta teknologi canggih menimbulkan dampak negatif yang tidak kalah
dahsyatnya dari pada manfaatnya yaitu timbulnya berbagai fenomena polusi ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh telah terjadi ”polusi alam, polusi fisik, polusi psikis, polusi budaya, polusi moral,
polusi religius” dan lain-lain, semuanya itu sebagai akibat ulah manusia
itu sendiri yang terlepas dari ”akal,
moral dan budinya”. Sebenarnya Allah
SWT. telah menyindir manusia
melalui firman-Nya:
Qs. Al-Baqarah ayat 30: ”Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berkata kepada
Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Berkata Malaikat: Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang
yang akan membuat kerusakan dan
menumpahkan darah”.
Seandainya
jika manusia-manusia tersebut
mau menyadari bahwa kodrat dasarnya sebagai hamba Allah yang hidup dimuka bumi ini
sebagai ”kholifah” adalah bertugas
untuk mengolah alam semesta ini secara
arif dan bijaksana. Sebagai makhluk
sosial hasil rekayasa teknologinya semestinya bertujuan untuk mencapai kehidupan
yang bahagia, tentram, aman, damai dan
sejahtera lahir–bathin secara seimbang, serasi dan selaras bersama
kelompok manusia lainnya, seperti
disinyalir dalam firman Allah:
Q.S.
Al-An’am ayat 166:
“Dan Dia ialah Yang membuat kamu penguasa di bumi dan Yang meninggikan
derajat sebahagian kamu, melebihi sebahagian yang lain, agar Ia menguji kamu
dengan apa yang Ia berikan kepada kamu.
Sesungguhnya Tuhan dikau itu Yang Maha–cepat dalam pembalasan (terhadap
kejehatan); dan sesungguhnya Dia itu Yang Maha-pengampun, Yang Maha Pengasih”.
Saat
ini, banyak sekali pendapat para ”ahli psichology” yang menyatakan bawa
dalam era yang serba modern seperti saat sekarang ini, bahaya yang paling
ditakuti oleh manusia bukanlah senjata
nuklir atau senjata biologis pemusnah massal, akan tetapi lunturnya ”nilai-nilai fitrah (Iman)” dalam diri
manusia. Dimana unsur kemanusiaan di dalam tubuh individu manusia atau kelompok manusia tertentu sedang dalam proses peluruhan dan degradasi secara
cepat bagaikan sedang berlakunya ”Hukum
Relitivitas Einstein (E = MC2)” demikian cepatnya. Sehingga
lahirlah sekarang ini di berbagai belahan dunia sebuah ”generasi (ras bangsa)” yang
tidak manusiawi, modern dalam berfikir, tetapi memiliki ”prilaku primitif”. Sehingga
otak manusia dapat dikatakan seperti ”mesin
robot” yang sudah tidak sesuai lagi dengan kehendak alam serta individu manusia yang fitrah dan jauh
menyimpang dari kehendak Allah Yang Maha
Suci. Allah pun telah mengingatkan kita melalui ayat-ayat
seperti berikut ini:
Qs. Al-
Hadiid ayat 20
(57: 20).
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأَمْوَالِ
وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ
فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا
ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ
اللَّهِ وَرِضْوَانٌ
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“I’lamuu
annamaal hayaatuddunyaa lai’buw walahwuw waziinatuw watafaahurun, bainakum
watakaashuwum fil amwaali wal aulaad, kamashalighoishin a’jabal kaffaara
nabaatuh shumma yahiiju fataraahu
musyfaron shumma yakuutuhutoman, wafilaakhirati a’zabun shadhidhun,
wamagfiratum minallahi waridwanu, wamalhayaatud dunyaa illa mataa ulghuruur”.
Artinya :
“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia adalah main-main dan senda gurau, dan
kesenangan dan saling menyombongkan diri diantara kamu, dan saling
berlomba-lomba dalam memperbanyak harta dan anak. Itu adalah ibarat hujan yang
menyebabkan lebatnya tumbuh-tumbuhan yang menyenangkan para petani, lalu
(tumbuh-tumbuhan) itu layu sehingga engkau melihat itu menguning, lalu jadilah
itu sekam. Dan di akhirat adalah siksaan yang dahsyat, dan pula pengampunan dari Allah dan perkenaannya.
Dan kehidupan dunia itu tiada lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Manusia telah terprogram untuk berlomba-lomba merebut
pemenuhan kebutuhan materi yang terjual laris di berbagai bursa transaksi
ekonomi dan derajat kekuasaan dalam upaya saling
mengungguli untuk menduduki kursi pranata
sosial dan nilai prestise
tertinggi di tengah-tengah masyarakat
atau bangsanya. Akhirnya pada suatu
saat nantinya individu atau kelompok manusia itulah yang harus menebusnya
dengan harga yang mahal. Jangankan orang
dewasa, perhatikanlah bagaimana generasi
anak-anak sekarang dimana pertumbuhan ”skor
IQ-nya” makin melenjit tajam jauh diatas angka rata-rata terutama
dibelahan bumi barat seperti Amerika dan
Eropa serta beberapa Negara Asia Timur Jauh.
Qs. At-Takatsur ayat 1-4:
”Bemegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu kedalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
(akibat dari perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui”.
Akan tetapi anak-anak mereka tersebut telah tumbuh dalam
suasana ”kekeringan kasih sayang,
kekosongan rohani, kesombongan,
keangkuhan, kesepian jiwa, tidak memiliki sopan santun, depressi mental,
gampang emosional, sulit diatur, ingkar, cepat gugup dan cemas menghadapi
masalah, mudah putus asa, dan sering agressif”, akibat terjadinya penurunan secara drastis ”Kecerdasan Emosinya/EQ” apalagi kecerdasan ”Spiritualnya/SQ-nya”
malah kosong melompong. Fenomena
seperti diatas-pun telah di ingatkan Allah melalui firman-Nya:
QS. Bani Israil ayat
37-39 ( 17: 37-39 ).
وَلا تَمْشِ فِي
الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ
طُولا.كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا . ذَلِكَ مِمَّا أَوْحَى إِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِ وَلا
تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ فَتُلْقَى فِي جَهَنَّمَ مَلُومًا
مَدْحُورًا .
- “Dan janganlah berjalan dibumi dengan bersorak-sorak (melampaui batas) karena sesungguhnya engkau tak dapat membelah bumi dan tak pula mencapai setinggi gunung.” (37)
- “Semua itu keburukannya, amat dibenci di hadapan Tuhan dikau.” (38)
- “Ini adalah sebagian hikmah yang diwahyukan oleh Tuhan dikau kepada engkau. Dan janganlah menyekutukan Allah dengan Tuhan lain, agar engkau tak dilemparkan dalam Neraka, tercela, terlempar.” (39)
Di
luar maupun di dalam jasmani manusia, terjadi peningkatan beban ”tekanan psikis” akibat adanya
cengkraman penyimpangan prilaku alam sebagai dampak kerusakan lingkungan
ekologi yang berpuncak dengan ”sobeknya lapisan ozon” sebagai prisai
bumi dari terpaan radiasi sinar ”Gama dan
Ultra Violet” yang memiliki energi yang besar dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sehingga terjadilah polusi yang merobek-robek
tatanan kehidupan semesta baik di perairan maupun di daratan bumi dan
bermunculannya berbagai jenis penyakit
baru yang menyerang tubuh manusia baik
fisik maupun psikis. Akibatnya dana yang
dihabiskan untuk kebutuhan medis menjadi membengkak, sementara tingkat kekebalan tubuh manusia
semakin rentan. Sedangkan penyakit-penyakit baru yang belum dikatahui cara
penyembuhannya bermunculan, seperti ”AIDS,
HIV, SARS, Flu Burung, DBD, Ebola, Indigo, Cikunya dan baru-baru ini flu babi”
dan lain-lain.
Menurut pandangan syari’at, ini semuanya disebabkan oleh adanya polusi
sebagai akibat dari penyimpangan prilaku
alam, bisa jadi menurut pemahaman Hakekad adalah akibat kemarahan dari alam itu sendiri, tidak lain karena akibat ulah sekelompok manusia yang telah
berbuat semena-mena sehingga berdampak timbulnya penyakit jasmani, rusaknya
tatanan tubuh bioplasmik (tubuh
eterik/ruh hayati), kekacauan gelombang
bielektromagnetik dan penyimpangan
beberapa kelaziman di alam semesta.
Allah telah mengingatkan kita dalam firman-Nya sebagai berikut:
Qs. Bani Israil ayat 16: ”Dan
apabila Kami hendak membinasakan suatu negeri,
Kami suruh orang-orang kayanya (mengerjakan perintah-perintah Kami),
tetapi mereka mendurhakainya, karena itu pantaslah turun azab atas mereka,
lalu Kami hancurkan dia sehancur-hancurnya”.
Qs. Al-Rum ayat 41: ”Keboborokan
telah timbul di daratan dan lautan karena ulah tangan manusia, agar Ia membuat
mereka merasakan sebahagian dari apa yang mereka lakukan, sehingga mereka mau kembali”.
Gambar berikut memperlihatkan Polusi Udara Yang
Diakibatkan oleh Limbah Asap
Pabrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar