Misteri Keunikan Tubuh Biologis dan Bio-Plasmik.
Bismillahirrahmanirrahim,
Menurut
pandangan dalam khasanah ”Keilmuan Tenaga Dalam Satya Buana”
tentang proses kejadian manusia (biologis) dan fungsi metabolisme tubuh
manusia dapat difahami melalui pembagian dari tubuh biologis manusia itu
sendiri, perhatikanlah ayat berikut:
Qs. Al-A’raf ayat 11: ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu
dan Kami telah membentuk rupamu”.
Secara biologis manusia terdiri dari tiga
bagian:
1.
Tubuh fisik yang dapat dilihat dan diraba (biologis).
2.
Tubuh bioplasmik (tubuh eterik) merupakan ionisasi alam
semesta yang melakukan persenyawaan dalam tubuh manusia, yang tidak dapat diraba dan dilihat dengan
mata awam.
3.
Bioelektromagnetik merupakan energi biolistrik dan
biomagnetik yang bersumber dari pergerakan elektron-elektron dan atom dalam
sel-sel organ tubuh manusia.
Dalam hal kejadian manusia secara fisik dapat dikatakan
dimulai dari singularitas fusi sel telur ibu dan bapak yang membentuk Zygot, tumbuh menjadi blastomer yang menempel didinding
rahim. Sel yang berisi fusi separoh kromosom ibu dan separuh
kromosom bapak, membelah yang diawali pembelahan inti sel dan diikuti
pembentukan menjadi dua sel. Deoxyribose nucleic acid (DNA) yang
terdapat dalam gen merupakan pengendali sifat.
Setelah beberapa waktu, sel tersebut menggandakan diri sehingga menjadi
bongkahan sel, cukup besar untuk menjadikan dirinya sebuah jaringan. Selanjutnya terjadi diferensiasi sesuai
fungsinya menjadi organ, seperti jantung, perut, syaraf tulang belakang dan
sebagainya. Kemudian terbentuk sistim
syaraf, sistim pencernaaan, sistim
keringat dan sistim lainnnya secara lengkap.
Pada saat kelahiran , miliaran sel yang dimiliki bayi terkoordinasi
dengan sempurna sehingga bisa menunjang kehidupan secara menyeluruh tanpa
bantuan ibu. Dari bayi tumbuh menjadi anak-anak, kemudian jadi
pemuda akhirnya dewasa yang lengkap
berisikan 50 trilyun sel .
Gambar
berikut memperlihatkan dimulainya
singularitas fusi sel telur ibu dan bapak yang membentuk Zygot, tumbuh
menjadi blastomer yang menempel didinding rahim.
Al Qur’an
Surat Al-Hajj ayat 5 menjelaskan
“ Hai manusia, jika kamu dalam keraguan
tentang hari kebangkitan (dari kubur) maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah
menciptakanmu dari sel, kemudian dari zygote, kemudian dari ‘alaqoh (mahluk bak
lintah), kemudian dari gumpal bak daging yang sempurna dan yang tak sempurna
kejadiannya, agar Kami jelaskan kepadamu serta Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian sampailah kamu pada kedewasaan dan diantara kamu ada
yang diwafatkan, dan diantara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
agar tidak mengetahui lagi apa yang dahulu telah diketahuinya”.[1]
Pertumbuhan
bayi terjadi karena suatu sel yang membelah menjadi dua dengan didahului
pembelahan kromosom dan diikuti inti
sel yang membawa kromosom
masing-masing. Dalam sebuah sel, mitokondria adalah penyedia energi untuk seluruh sel. Sedangkan lisosom
pengurai komponen sel bila sel mati; dan
ribosom berfungsi sebagai pembentuk molekul protein. Perkembangan cloning telah membuktikan bahwa organ tubuh bisa dikembang
biakkan, mengindikasikan bahwa semakin muda seseorang semakin mudah
memperbanyak sel-sel jaringannya. Ini
dapat disetarakan bahwa energi yang ada
dalam sel-sel akan berkurang seiring pertambahan usia.
Gambar
berikut memperlihatkan pertumbuhan Janin sampai terbentuknya manusia sempurna.
Dalam sessi ini
kami akan mencoba menyampaikan selintas pemahaman tentang
anatomis, fisiologis dan
psichologis manusia secara
berututan dan disesuaikan dengan
spesialisasinya dalam rangka melakukan pendekatan dengan tata cara maupun
proses yang terjadi dalam penerapan praktek Keilmuan Satya Buana antara
lain :
*
Anatomi Tubuh Manusia :
Anatomis
tubuh manusia secara garis besarnya dapat di bagi ke dalam beberapa kelompok, yakni :
1. Tulang-tulang
dan persendian :
antara lain terdiri dari tengkorak (skull), leher (cervical spine),
punggung (lumbar spine), iga (ribs), spinal disk, pinggul (pelvic bone),
telapak tangan (carpal bones), paha (femur), lutut (patella), tulang kering
(tibia) dan telapak kaki (tarsal bones)
serta jari (phalanges).
2. Otot-otot tubuh berturut-turut dari : pangkal leher (trapezius dan platysma), bahu (deltoid), dada
(pectoral), lengan (biceps), pinggang (external oblique), perut (rectus), pinggul (inguinal canal),
paha (sartorius dan femoral), tungkai (tibialis anterior) dan betis (gastros
nemius).
3. Pembuluh-pembuluh darah utama
yang berawal dari jantung yang berfungsi untuk memompa darah melalui
pembuluh-pembuluh nadi utama keseluruh tubuh, dan mencapai kepembuluh kapiler
diujung-ujung tubuh. Serta kembali ke
jantung melalui pembuluh balik.
4. Jantung manusia
yang mempunyai empat kamar jantung yang dilengkapi katup-katup, serat-serat
otot serta letak pembuluh besar. Pada
dua ruang kiri (left atrium dan left
ventriclea) darah yang berasal dari
paru-paru masih penuh dengan kandungan oksigen siap diedarkan keseluruh
tubuh; sedangkan pada dua kamar kanan
(right atrium dan right
ventricle) darah dari seluruh tubuh yang kotor dipompakan keparu-paru.
5. Struktur paru-paru
dan cara pernapasan dapat
dijelaskan dimana udara masuk melalui hidung diteruskan lewat pipa udara
utama/tenggorokan (trachea) dan distribusikan kepercabangannya sampai
yang terkecil yang terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar diseluruh
paru-paru. Ketika darah melalui
paru-paru, ditinggalkannya carbon
dioksida dan diambilnya oksigen
yang segar. Melalui saluran yang sama,
udara kotor dihembuskan keluar paru-paru dan melewati hidung.
6.
Alat-alat
pencernaan utama dan ginjal serta organ-organ perut yang terdiri atas hati,
perut besar, usus, ginjal, pancreas dan empedu.
7.
Alat-alat
panggul pria dan wanita terdiri atas alat-alat reproduksi manusia berjenis
kelamin laki-laki dan berjenis kelamin
wanita.
8.
Anatomi
Mata dan Telinga. Struktur mata
menentukan posisi lensanya, dan anatomi telinga dilengkapi selaput gendang (eardrum).
9.
Kulit normal terdiri atas epidermis,
bulu dan saluran minyak.
10.
Otak
manusia berkomposisi atas otak depan (frontal
lobe) dan otak belakang (occipital lobe).
11.
Organ-organ
susunan endoctrin punya fungsi
mengatur hormon-hormon yang ada dalam tubuh manusia.
* Fisiologis Tubuh Manusia :
Berdasarkan uraian tentang anatomis
tubuh manusia diatas dapat kita lihat
betapa rumitnya system dan subsistem yang terdapat di dalam tubuh manusia, sebagai contoh perkiraan para ahli antomis bahwa
untuk kulit saja terapat lebih kurang 4
juta reseptor (sumber-sumber kepekaan) yang berfungsi untuk membedakan hawa dingin maupun hawa
panas dan rasa sakit atau rasa enak.
Mikrokosmos
yang dikenal sebagai manusia merupakan suatu sistem yang mempunyai beberapa
subsistem antara lain subsistem peredaran darah, pernafasan, urat syaraf,
hormone, pencernaan dan sebagainya.
Namun manusia juga mempunyai
kelengkapan subsistim listrik yang lazim di dalam kalangan dunia kedokteran
dapat diukur dengan peralatan antara
lain:
- Electro Cardiogram
(ECG) alat pengukur
gelombang listrik jantung.
- Vector
Cardiogram (ECG) alat untuk
mempelajari atau pengukur listrik jantung yang menggunakan pesawat yang lebih
canggih.
- Electro Encephalogram (EEG)
alat untuk pengukur gelombang listrik otak.
- Electro
Myogram (EMG) untuk mengukur
gelombang listrik otot.
- Magnetic
Resonance Spectroscopy Imaging (MRSI).
Selain listrik manusia juga punya subsistim magnit yang lazim bersama
spesies mahluk lainnya yang dapat diukur dengan Magnetic Resonance Spectroscopy Imaging (MRSI).
Adanya perbedaan gema suara yang ditembakkan
menuju jaringan yang berbeda medan magnitnya telah diterapkan pada pesawat Ultra Soundnography bagi spesialis
kandungan, untuk menentukan jenis kelamin seorang bayi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai
gelombang bioelektromagnetik, ini dapat
dibuktikan dengan menggunakan peralatan
antara lain, yaitu Lie Detector (LD) sebagai penguji tingkat kejujuran
dan Psycho Galvanometer (PCG) untuk
penguji psikologi manusia, dimana kedua peralatan terakhir ini juga bertujuan
untuk mengkonversikan gerak bioelektromagnetik manusia menjadi serangkaian data
yang bermanfaat bagi analisa kejiwaan.
Gambar
berikut memperlihatkan Jenis-jenis
Gelombang.
Dalan praktek resonansi magnetis untuk menghasilkan bayang-bayang pada
penggunaan Magnetic Resonance
Imaging (MRI), terjadi proses
proton-proton Hidrogen sebagai
penyusun atom air dalam tubuh berperan
sebagai sumber sinyal (fungsinya sama dengan alat scanner tanpa scaning electric). Tubuh manusia yang diletakkan pada bidang magnetic yang merata, maka
protonnya akan bersekutu searah dengan
bidang tersebut. Dengan frequensi
radio tertentu proton tadi akan menggema. Saat gelombang radio dihentikan, proton kembali pada posisinya sesuai dengan
sifat masing-masing jaringan dan ini intensitasnya berbeda satu sama lain. Energi yang dilepas proton saat istirahat
berupa sinyal frekuensi di tangkap MRI sebagai
bayangan yang berbeda. Disini identifikasi penyakit pada organ tubuh dapat
digambarkan atau dibayangkan tanpa pembedahan.
Teori
ini dapat dijadikan dasar pendekatan apabila terdapat diantaranya salah seorang
dari anggota Satya Buana mempunyai kepekaaan mata atau indra ke enam dapat
menebus obyek tertentu dibalik dinding pembantas yang tidak dapat ditembus oleh penglihatan orang
biasa (orang awam). Sebab, sudah menjadi kodratnya bahwa prilaku energi dialam semesta
ini dapat menembus berbagai lapisan dimensi yang ada dialam semesta.
Tubuh manusia telah disepakati oleh
para ahli dihidupkan oleh listrik biologis yang disebut dengan energi biolistrik, yang berasal
dari aliran garam sel tubuh yang pekat menuju garam sel tubuh yang lebih
cair melalui dinding semi permeable dalam peristiwa osmosis dan begitu pula sebaliknya dalam peristiwa imbibisi; sehingga terjadilah loncatan bunga listrik
akibat muatan Potassium [K+] dan Sodium
[NA+] yang menembus dinding sel
tadi. Potensial Energi Listrik-nya yang dipastikan setara dengan 0,1 Volt atau 100 milivolt untuk seluruh membran dipergunakan sebagai sinyal
energi dalam peralatan ECG/EEG/RMG/LD dan
PGG.
Penjelasan seperti diatas dapat
memberikan pengertian kepada kita bahwa
sel hidup dalam tubuh manusia mempunyai karakteristik sebagai kapasitor
yakni komponen listrik yang memiliki kemampuan menyimpan muatan listrik. Keberadaan ion-ion bermuatan di dalam suatu sel dan cairan disekeliling sel
tersebut menyebabkan timbulnya distribusi muatan listrik yang melewati dinding
membran sel. Bedasarkan distribusi
muatan listrik ini, dapatlah dikatakan bahwa tiap sel sama fungsinya dengan kapasitor kecil yang dalam
suatu jaringan tubuh dipisahkan satu sama lain oleh bahan dielektrik berupa dinding membrane tersebut. Ion-ion utama seperti Potassium [K +] dan ion
Chloride [Cl -] dari rangkaian sel
dapat menentukan perubahan muatan listrik
dalam sel. Disini dinding sel dapat dilalui dengan sangat mudah
oleh ion-ion K +, akan tetapi
ion-ion Cl - tidak selancar ion-ion K + tersebut. Karena
ion-ion K + sangat mudah melewati
dinding sel maka distribusi muatan listrik pada dinding sel lebih banyak
ditentukan oleh perpindahan ion K + ini.
Dalam kondisi netral maka cairan dalam sel yang bermuatan K + mempunyai konsentrasi lebih tinggi
dibanding dengan di luar sel. Oleh
karena itu ion-ion K + akan keluar dari dari sel, dan
akibatnya timbullah muatan negatif pada bagian dalam sel. Pada waktu terjadinya penembusan dinding sel
oleh ion-ion K +, gaya
tarik muatan listrik statis yang menembus dinding membrane menyebabkan
terjadinya suatu lapisan bermuatan positif pada permukaan luar dinding
sel; serta suatu lapisan bermuatan
negatif pada permukaan dinding bagian
dalam dari sel.
Penjelasan diatas
semakin memberikan keyakinan kepada kita bahwa sel hidup dalam tubuh manusia benar-benar mempunyai karakteristik sebagai
kapasitor listrik. Sebab keberadaan ion-ion bermuatan didalam
sel maupun cairan disekeliling sel
menyebabkan timbulnya loncatan
arus listrik melewati dinding (membran) sel. Distribusi muatan listrik ini, dapat
dikatakan tiap sel merupakan kapasitor listrik kecil yang tersebar
dalam suatu jaringan tubuh, satu sama lainnya dipisahkan oleh suatu bahan
yang bersifat dielektrik dikenal dengan
dinding sel (membran sel).
Didalam
sel syaraf peristiwa lebih rinci dapat dijelaskan, yaitu kandungan Ion Potassium [K+] mempunyai konsentrasi
yang lebih tinggi dibanding Sodium [Na+],
sehingga tenaga urat syaraf berkisar –
100 mikrovolt. Syaraf dapat
terpolarisasi jika dibangkitkan oleh aliran arus ionisasi atau stimulus lain
dari luar. Disini karakter membrane
menjadi berubah, karena ion Sodium [Na+] menerobos sel dan
ion Potassium [K+] meninggalkan sel,
proses ini disebut depolarisasi dan
dimulailah tenaga gerak syaraf. Tahapan
berikutnya diikuti oleh proses pembalikan yaitu ion Sodium keluar serta digantikan ion Potassium yang memasuki sel.
Demikianlah impuls-impuls berjalan bergantian sepanjang urat syaraf.
Dalam
pelaksanaan sehari-hari terbukti bahwa urat-urat syaraf yang dibenamkan dalam
cairan konduktor maka arus ion mengalir mengelilinginya dimulai dari bagian
yang berpolarisasi kebagian yang berdepolarisasi. Arus eksternal ini penting sebagai bukti
eksternal yang menghasilkan tenaga gerak dan berdampak menimbulkan sinyal bioeletrik yang tercatat baik
oleh ECG maupun pesawat lainnya. Pada jantung arus eksternalnya dicatat ECG sebesar 1 mikroamper, otak dengan EEG
dicatat dengan amplitudo 10 sampai 300
mikrovolt dan kadar frekwensi 0,5 –
40 Hz dan pada penemuan terakhir sampai frekuensi
200 Hz khusus di “God spot atau Lobus Temporal (Titik Tuhan)”.
Sinyal
listrik pertama berasal dari jantung yang
disebabkan oleh sel-sel khusus yang lazim disebut sel perintis yang terdapat
pada simpul sino-atrial (SA), simpul
atrio-ventricular (AV), dan sel-sel hispurkinje. Sel-sel perintis dapat memulai denyut atau
aliran listrik dengan spontan tanpa tergantung pada jaringan lainnya, proses kimiawi tubuh, hormon dan sebagainya. Potensi istirahat normal sel simpul sekitar – 90 mikrovolt, lambat laun berubah
disebabkan oleh permeabilitas selaput sel yang berkurang terhadap ion Potassium. Ion
Potassium mengalir kedalam sel, arus masuk yang biasanya diseimbangkan
dengan kebocoran pasif dari ion Potassium,
apabila kebocoran dikurangi maka bagian dalam sel akan menjadi lebih
positip. Disini bila tenaga antar
selaput mencapai – 75 mikrovolt,
selaput akan menjadi permeable terhadap ion
Sodium; maka dengan cepat ion Sodium masuk kedalam sel dan
menyebabkan depolarisasi yang cepat.
Serta langsung disusul penyeimbangannya berupa repolarisasi yang juga cepat.
Melalui penjelasan diatas dapat diketahui bahwa “hanya jantung saja yang
mempunyai sifat otomatis” ini,
dimana begitu dimulai impuls segera
menyebar keseluruh bagian otot jantung dan kemudian keseluruh bagian lain dari
tubuh manusia.
Suatu
sel dapat membelah menjadi dua dengan didahului pembelahan kromosom dan diikuti oleh
inti sel yang membawa kromosom masing-masing. Gen-gen dalam kromosom merupakan pembawa sifat, dan Mitikondria adalah penyedia energi untuk seluruh sel. Sedangkan Lisosom
berfungsi mengurai komponen sel bila sel mati, dan Ribosom berfungsi pembentuk molekul
protein. Dalam gen terdapat deretan Nucleotida yang merupakan molekul Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) sebagai
pembawa sifat individu .
Gambar
berikut meperlihatkan struktur Mitikondria sebagai penyedia energi untuk seluruh sel.
Perkembangan
terakhir di abad ini
yang telah menemukan teknologi cloning
yang membuktikan bahwa organ tubuh bisa
dikembang biakkan, hal ini
mengidentifikasikan bahwa semakin muda
seseorang semakin mudah memperbanyak sel-sel jaringannya. Pernyataan seperti ini dapat disetarakan bahwa energi
yang ada dalam sel-sel akan semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia
seseorang.
Dalam
tubuh jasmani manusia juga terjadi proses metabolisme berupa asupan makanan,
minuman, pernapasan, pengeluaran keringat, pencernaan, pembuangan. Metabolisme ini menimbulkan perubahan
berbagai atom tertentu seperti carbon,
oksigen, hydrogen dan nitrogen yang tergolong cepat perubahannya. Sedangkan atom
Kalsium pada tulang membutuhkan waktu setahun untuk memperbarui diri. Zat
besi dalam darah juga dapat bertahan agak lama. Konfigurasi sel kulit dan tulang tetap, tetapi
kandungan atom senantiasa berubah datang
yang baru dan pergi yang lama. Perubahan
yang diatur karakter genetik ini merupakan kecerdasan dari tubuh bioplasmik
yang mengendalikan vitalitas kehidupan dan suplai energi dalam mitokondria sel.
*
Psichologi Manusia.
Pembahasan
dalam sessi diatas adalah pengenalan manusia sebagai sosok jasmani atau tubuh fisik yang berasal
dari sari pati bumi dan nantinya terurai dalam bumi. Pada penjelasan berikut, pembaca yang
bijaksana akan diarahkan dengan keilmuan
Satya Buana pada pengetahuan tentang
tubuh bioplasmik atau jiwa atau roh manusia dalam bentuk tubuh eteris.
Dewasa
ini detektor energi panas tubuh
manusia yang mempergunakan infra merah
sering memberikan gambaran diorama sosok
tubuh manusia, dalam pelbagai posisi dan kondisi kesehatan. Juga telah banyak dijumpai studio foto aura yang mempunyai prinsip fotografi Kirlian, yang mampu memberikan
informasi tentang kembaran bioplasmik
(eteris/halus) dari seseorang manusia, terutama dikaitkan dengan tingkat
kesehatannya. Bahagian dari manusia yang
dengan mata awam tidak tampak ini, kenyataannya sangat penting bagi tubuh
manusia; karena merupakan alat yang
mengalirkan vitalitas dan memelihara kehidupan tubuh manusia itu sendiri.
Kepribadian
seorang manusia tidak bisa mempergunakan sel-sel otaknya untuk menyalurkan
gelombang pikiran dan perasaan kesegenap tubuh jasmani apabila tidak ada tubuh
bioplasmik yang merupakan sarana penyalur. Tubuh bioplasmik berawal dari bagian
tubuh yang padat dan keluar melampauinya sedikit. Sehingga tubuh bioplasmik juga mempunyai
kepala, dua tangan, tubuh dan seterusnya yang menyerupai tubuh jasmani. Kata Bioplasmik
berasal dari “Bio” yang artinya
hidup, dan “plasma” yang berarti
keadaan akan bahan keempat. Ketiga keadaan bahan dari unsur manusia yang
lain yang dikenal dalam fisika adalah padat, cair dan gas (pembagian zat ini
dilakukan manusia berdasar peralatan inderawinya). Plasma
yang dimaksud disini bukan plasma darah
tetapi plasma yang menyerupai (tidak mutlak) seolah-olah seperti gas yang
terionisasi atau gas yang mengandung
partikel positip dan negatip (hipotesa manusia sebagai asumsi). Jelasnya secara utuh tubuh bioplasmik berarti
tubuh energi yang hidup terbentuk dari bahan halus, yang tidak tampak atau
disebut eterik.
Fungsi tubuh bioplasmik diketahui antara
lain :
1.
Tubuh
bioplasmik menyerap, mencerna
energi prana alam dan daya inti bumi serta mendistribusikannya keseluruh tubuh
jasmani. Prana alam dan daya inti bumi
adalah energi vital atau daya hidup yang memelihara seluruh tubuh, sehingga
bersama-sama dengan organ lain berfungsi lancar dan normal, tanpa Prana alam dan daya inti bumi maka seluruh
tubuh akan mati.
2.
Tubuh
bioplasmik bertindak sebagai cetakan atau pola (blue
print) untuk tubuh fisik. Hal ini
membuat tubuh jasmani dapat mempertahankan bentuk, kondisi dan sifat, kendati
adanya metabolisme sinambung bertahun-tahun.
Tegasnya tubuh jasmani dibentuk sesuai dengan tubuh bioplasmik. Jika tubuh bioplasmik rusak maka tubuh
jasmani juga rusak. Keduanya berhubungan
sangat erat, sehingga hal-hal yang mempengaruhi salah satu baik tubuh
bioplasmik atau tubuh jasmani, maka yang lain akan sakit. Dan jika salah satu sembuh maka yang lain juga sembuh.
Hal ini akan tampak secara bertahap atau kadangkala hampir bersama. Dengan
anggapan tidak ada faktor lain yang mengganggu.
3.
Tubuh
bioplasmik melalui Cakra atau Pusat Energi atau Generator Energi
yang berputar, mengendalikan, memberi energi dan bertanggung
jawab menjaga tetap normalnya fungsi seluruh tubuh jasmani, baik
bagian-bagiannya maupun organ-organnya termasuk didalamnya kelenjar
endokrin. Kebanyakan penyakit disebabkan
oleh gangguan fungsi salah satu Cakra atau lebih. melalui cakra atau pusat energi yang
berputar mengendalikan dan bertanggung jawab agar seluruh fungsi tubuh fisik
berjalan dengan normal, bagian-bagiannya serta organnya merupakan manifestasi
ekternal cakra mayor.
4.
Tubuh
bioplasmik melalui Cakra merupakan
tempat atau pengendali kemampuan psikis.
Pengaktifan beberapa Cakra tertentu dapat menghasilkan perkembangan beberapa
kemampuan psikis tertentu.
5.
Tubuh
bioplasmik melalui aura kesehatan dan sinar kesehatan
bertindak sebagai bahan pelindung terhadap kuman penyakit dan bahan bioplasmik
yang berpenyakit atau limbah plasma. Zat
racun sisa metabolisme dan kuman penyakit dikeluarkan oleh sinar kesehatan
melalui pori-pori, dengan demikian akan memurnikan seluruh tubuh jasmani [2].
Untuk
menjelaskan generator energi yang berputar dapat dikatakan bahwa dalam khasanah
Islam keilmuan Satya Buana mencoba
memahami phenomena angka tujuh (tujuh
lapis langit, tujuh lapis bumi, tawaf tujuh putaran) yang sering disebut
dalam Al Qur’an. Dan berdasarkan
pengalaman lapangan Satya Buana membagi pusat
energi atau Cakra atau generator dalam tubuh manusia terdiri atas tujuh titik cakra mayor yaitu cakra
mahkota untuk otak, cakra mata (titik tengah antara kedua mata), cakra hidung,
cakra tenggorokan, cakra jantung, cakra ulu hati (solar plexus) dan cakra
husada (tiga jari dibawah pusar). Ada perbedaan jelas dalam pandangan Satya
Buana dibandingkan dengan Pelatihan
Tenaga Dalam yang sejenis yaitu dalam pandangan Satya Buana tidak dikenal titik cakra mayor dasar atau akar,
karena titik cakra tersebut merupakan titik cakra minor.
Pemahaman
titik cakra dalam Islam disebut secara jelas oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah yang dikutib dari Hadist yang disusun Al Hakim, Hisyam bin Sa’ad, dari Zaid bin
Aslam, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah
:
”Ketika
Allah menciptakan Adam, maka Dia mengusab sulbinya, sehingga dari sulbinya
keluar jiwa-jiwa, dan Dia-lah yang menciptakan jiwa-jiwa itu hingga hari kiamat
seperti dzur (keturunan). Kemudian Dia
menjadikan diantara dua mata setiap manusia kilat cahaya, kemudian Dia
menampakkan mereka kepada Adam. Adam
bertanya, ”Siapakah mereka ini wahai Rabbi?” Allah menjawab
”Mereka adalah anak keturunanmu”. Adam
melihat salah seorang diantara mereka yang paling menarik perhatiannya dan
memiliki kilat sinar diantara kedua matanya.
Adam bertanya ”Siapakah orang ini wahai Rabbi ?. Allah menjawab” Dia
adalah anakmu, Daud yang berada diumat
yang terakhir”.[3]
Disini terlihat persamaan antara praktek Satya Buana yang
memasukkan persoalan cakra ajna (yang berada dibawah jidat diantara pertemuan
kedua alis mata) sebagai bagian dari kemampuan cakra-cakra lain dari tubuh
bioplasmik, dengan titik diantara kedua mata yang dimiliki ruh insani seperti
yang dijelaskan dalam buku yang disajikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
Melihat phenomena diatas menunjukkan betapa pentingnya
menjaga tubuh bioplasmik agar tetap sehat dan murni dari limbah plasma,
sehingga tetap terjaganya kenormalan sistim antara tubuh jasmani dan tubuh
bioplasmik. Intervensi dari limbah fisik
atau non fisik sebagai dampak polusi yang menimpa umat manusia, harus disikapi
dengan cepat dan tepat supaya berhasil guna membentuk tubuh jasmani dan
bioplasmik yang berstamina tinggi.
Tubuh bioplasmik dengan indikasi adanya titik cakra
ajna yang diperkenalkan oleh Ibnu
Qayyim Al Jauziyah ini, dalam
khasanah Islam sering disebut sebagai pintu gerbang pusat aktivitas pancaran jiwa/ruh dan Satya Buana
mengistilahkannya sebagai pintu gerbang pusat panacaran ruh insani. Dimana jiwa atau
roh ini dialam ruh sebelum ditiupkan kedalam tubuhnya untuk dilahirkan
didunia, telah membuat perjanjian
pengakuan ke-Esa-an Allah.
Al Qur’an Surat Al A’raf ayat 172 menjelaskan : “Dan (ingatlah)
ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi-sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah
Aku ini Rabb kalian? Mereka menjawab, ‘
Betul (Engkau adalah Rabb Kami)”.14
Ruh insani atau jiwa manusia didesign oleh Allah bersifat
sempurna dan lengkap dengan potensinya.
Manusia memiliki potensi jiwa yang tinggi dan suci atau sebaliknya bisa
menjadi potensi jiwa yang rendah dan kotor.
Aktualisasi diri seorang manusia dalam kehidupannya akan menghantarkan
manusia itu sendiri pada suatu jenjang, tidak hanya kualitas sosialnya, tetapi
juga kualitas kejiwaannya.
Seperti
telah dijelaskan sebelumnya bahwa tubuh
fisik, tubuh bioplasmik mempunyai kepala, dua lengan, tubuh dan seterusnya.
Dengan kata lain tubuh bioplasmik berasal dari ”bio” yang berarti hidup dan ”plasma” yang
berarti keadaan bahan keempat. Ketiga
bahan yang pertama adalah ”padat,
cair, gas”. ”Plasma” adalah gas (energi)
yang terionisasi atau gas yang
mengandung partikel positif dan negatif.
Plasma yang dimaksud ini tidak
sama dengan plasma darah. Tubuh bioplasmk berarti tubuh energi yang hidup yang
terbentuk dari bahan halus yang tidak tampak atau disebut bahan eterik.
Sedangkan ”Bioelektromagnetik” adalah energi hasil dari pergerakan (rotasi) elektron dan proton dalam sel-sel
tubuh, dalam Al-Qur’an Allah telah
berfirman tentang kejadian manusia dalam ayat-Nya:
Qs. Al. An-’am
ayat 2: ”Ialah yang telah
menciptakan kamu (manusia) dari Tanah, kemudian Ia tetapkan suatu ajal (ajal
makhluk) dan suatu ajal lagi (ajal kesudahan dunia) ada di sisi-Nya, tetapi kamu ragu-ragu”.
Qs. As-Sajadah ayat 9: ”Kemudian
Ia sempurnakan (kejadian)nya dan Ia tiupkan kepadanya sebahagian dari
ruh-Nya”.
Qs. At-Tin ayat 4: ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam sebaik-baik kejadian”.
Ilmu
pengetahuan telah menemukan suatu perangkat bahwa dengan menggunakan alat “Fotografi Kirlian” telah dapat
menemukan atau melihat sosok tubuh bioplasmik yang berupa pancaran “Aura”.
Dengan bantuan “fotografi Kirlian”,
para ilmuwan telah mampu mempelajari, mengamati dan mengambil gambar tubuh
bioplasmik, yang mana melalui foto tersebut akan dapat diketahui bagian-bagian
organ tubuh yang sakit atau mengalami gangguan fungsi system energi tubuh. Melalui hasil foto ini juga dapat dibuktikan
bahwa dengan tubuh bioplasmik ini energi gravitasi dan prana atau energi vital
dapat diserap dan didistribusikan ke seluruh tubuh fisik.
Setiap
materi alam semesta termasuk manusia
ternyata mempunyai “Aura”, yaitu suatu gambaran halus dari tubuh kasar (blue
print/cetak biru) atau pada manusia
dapat disebut pancaran/pantulan sinar kehidupan. Sebagai contoh tempat atau materi yang
memiliki “Aura” yang tebal;
· Aura terdapat di Mesjid/Madrasah dan tertinggi berada di Masjidil Haram dan
Masjid An-Nabawi.
· Aura pada manusia yang rajin beribadah, bertaqwa dan beriman, ikhlas serta sabar.
Jadi “Aura” adalah suatu pancaran/pantulan
sinar halus yang bersumber dari suatu aktivitas energi dalam suatu benda, baik benda mati maupun benda hidup.
Melalui
proses ”resonansi” (sesuai dengan
kaedah ilmu fisika) yaitu suatu proses penyetaraan frekuensi/penyelarasan
gelombang (Interferensi, superposisi,
modulasi atau tunning) antara dua benda yang di getarkan atau dialiri medan
elektromagnetik, akan dapat diketahui ketebalan aura seseorang. Bagi yang memiliki kepekaan dapat melihat
berupa selubung energi berwarna putih
transparan menyelimuti tubuh seseorang, melebihi sedikit dari ukuran
tubuh fisiknya. Aura terdiri dari dua lapisan yaitu aura lapisan dalam melebihi
tubuh fisik dengan ketebalan lebih
kurang 10 cm dan aura lapisan
luar dengan ketebalan lebih kurang 60-100 cm. Diduga aura lapisan dalam berasal dari
aktivitas energi yang bersifat biologis, sedangkan aura luar berasal dari aktivitas energi yang bersifat spiritual.
Melihat
fenomena tersebut diatas, disamping kita dapat berupaya melakukan pengobatan
berbagai jenis penyakit melalui dunia medis konvensional. Maka penggunaan cara alternatif dengan
menggunakan keampuhan transformasi bioenergi (bioelektromagentik diselaraskan
dengan energi garvitasi inti bumi dan prana alam) melalui suatu hasil olahan tertentu dengan Metoda
Olahan Tenaga Dalam Satya Buana
dapat ditempuh sebagai tindakan ”prepentif” sekaligus ”penyembuhan (recovery) penyakit secara
alami”. Dan dapat pula
dikombinasikan dengan ”metoda herbalis”, tanpa penggunaan bahan kimia, dengan ”bacaan ayat-ayat suci atau do’a-do’a
(ruqyah)” yang diajarkan Rasulullah.
Allah telah memerintahkan kepada kita:
Qs. Al-Maidah ayat 2: ”Dan
bertolong-tolonglah kamu atas kebaikan dan taqwa”.
HR. Muslim dan Imam Akhmad: “Siapa di antara kalian yang bisa memberi
kemanfaatan (meruqyah) saudaranya , maka
kerjakanlah“.
HR. Muslim: ”Kemukakanlah ruqyah kalian kepadaku,
tidaklah mengapa dengan ruqyah selama
tidak berupa kemusyrikan”.
HR. Bukhari: ”Dari Kharijah bin Ash
Shalt dari pamannya, bahwa ia datang kepada Nabi SAW lalu masuk Islam kemudian
kembali kesisinya. (Diperjalannya) ia melewati suatu kaum yang diantaranya
mereka ada salah seorang yang gila diikat dengan besi, kemudian keluarganya
berkata: Kami mendengar bahwa kawanmu ini telah datang membawa kebaikan, apakah
kalian punya sesuatu yang dapat dipakai
untuk mengobati? Kemudian aku
meruqyahnya dengan Al-Fatihah, lalu dia sembuh, sehingga mereka memberikanku
seratus ekor kambing. Kemudian aku
datang menceritakannya kepada Rasulullah SAW.
Lalu Nabi bersabda: Apakah kamu
membaca selainnya? Aku jawab : Tidak.
Nabi bersabda: Ambillah pemberian itu,
sungguh ada orang yang memakan dengan ruqyah yang bathil, sedangkan kamu telah memakan dengan ruqyah
yang benar”.
HR. Bukhari: ”Habbah sauda’ (sejenis
jinten hitam) adalah obat dari segala
penyakit kecuali kematian”.
Peserta Olah Tenaga Dalam Satya Buana yang melakukan konsentrasi pengintian niat setiap
setelah selesai melakukan satu paket pelatihannya, tubuh fisiknya dan
gelombang frerkuensi otaknya akan
memasuki sebuah kondisi relaksasi yang dalam, yang ditandai melambatnya
pernapasan dan detak jantung. Tubuh
bioplasmik akan memasuki alam alpha dengan getaran
frekwensi otak menurun menjadi 7-13 Hertz.
Otak menjadi terbebaskan dari pikiran-pikiran khusus yang selama ini
membebaninya dan mencapai tingkat alam
bawah sadar tanpa batas. Pikiran-pikiran
khusus antara lain bermacam bentuk stress yang merupakan kondisi abnormal yang
bersifat terus menerus, tekanan akibat kebisingan, polusi, emosi-emosi negatip,
diet yang jelek, merokok, minuman beralkohol, penyakit terburu-buru akan
mempercepat proses penuaan. Pengintian
niat berfungsi untuk mengontrol
proses-proses bersifat merugikan yang secara tetap mempengaruhi
kehidupan manusia setiap hari tersebut, baik disadari atau tidak disadari oleh
manusia itu sendiri. Dengan selalu berlatih melakukan program pengintian niat
mencapai sumber kesadaran manusia akan meningkat menjadi kesadaran yang super
normal, tetapi bisa kembali menjadi
normal, apabila sering dilatih menjadi suatu kebiasaan [4].
PEMBAGIAN
TINGKAT GELOMBANG OTAK MANUSIA
Kondisi
Alam
Otak
|
Frekuensi
Otak
|
Kondisi
Kesadaran
|
Peristiwa
Fisik dan Psickologis
|
Delta
|
0,5 -
3,5 Hz
|
Tidur nyenyak atau
koma,
Kejadin pada otak
bayi.
|
Otak tidak
melakukan kegiatan apa-apa.
|
Teta
|
3,5 -
7,0 Hz
|
Tidur disertai
mimpi.
|
Info dikirim dari area ke area.
|
Alpha
|
7
- 13 Hz
|
Orang Dewasa,
pada anak-anak umur 7 – 14 tahun.
|
Kondisi waspada
yang rileks.
|
Beta
|
13 -
30 Hz
|
Kondisi pada orang
dewasa.
|
Kerja mental
terkon-sentrasi.
|
Gama
|
+/
- 40 Hz
|
Otak sadar, kondisi
terjaga atau tidur bermimpi; Spiritual Quotient.
|
Berkaitan dengan
cera-pan yang di ikat.
|
Godspot
|
+/
- 200 Hz
|
Titik Tuhan
|
Getaran pada
Hipokampus.
|
Dalam
khasanah psikologi modern keterkaitannya dengan Satya Buana, maka dikenal
disetiap tingkatan ilmu Al Mukminun masing-masing peserta diwajibkan untuk melakukan olah jurus
Tiga Serangkai Satu (TS-1) dengan niat
mengendalikan jiwa dan pikiran serta menguras emosi tak terkendali. Jurus ini dapat setara dengan praktek
membuang perilaku yang dijelaskan oleh “Sigmond
Freud” sebagai “Id” dimana tubuh
manusia merupakan sistim reaksi kejiwaan yang berkelanjutan secara terus
menerus berupa sub sistim alam bawah sadar yang sejati dan
berisikan totalitas pelbagai kecenderungan dan naluri yang didominasi
prinsip kesenangan, menuntut kepuasan segera.
Jurus berikutnya Tiga Serangkai
Dua (TS-2) dengan niat mengendalikan
jiwa dan pikiran serta menguras emosi terkendali. Dimana jurus ini setara dengan praktek
pencapaian “perilaku Ego” yaitu suatu subsistim dan konsepsi diri
manusia yang mencakup nilai dan sikap seseorang yang sadar dengan realitas. Selanjutnya jurus Tiga Serangkai Tiga (TS-3) dengan niat mengendalikan jiwa dan pikiran serta menguras emosi
serendah-rendahnya. Jurus ini
menghantarkan peserta Satya Buana untuk mencapai kondisi “Prilaku Superego”, yaitu subsistim ideal yang bertanggung jawab pada etika, tata nilai
dan standard perilaku serta moralitas.
Dalam
kehidupan sehari-hari, sel manusia yang sering beroperasi pada tingkatan yang
dangkal (pikiran yang bingung), tanpa
sadar akan mempercepat proses penuaan didalam sel tubuhnya. Dengan sering
melakukan latihan pengintian niat
manusia menjadi bergerak diwilayah transcendental
yang diam, kegiatan mental akan berhenti, dan dengan sendirinya aktivitas
penuaan selpun melambat. Pengintian niat
merupakan pem-programan yang tidak hanya mencapai wilayah emosi-pikiran atau
kepercaayaan tetapi juga perilaku positip, kewaspadaan mental, keinginan hidup
dan berbagai kualitas kejiwaan yang
positip lainnya dan bisa memperlambat penuaan.
PEMBAGIAN SECARA UMUM
TINGKAT
KERAGAMAN KECERDASAN MANUSIA
Tingkat
Kecerdasan
|
Cara
Berfikir
|
Kelompok Syaraf
berpengaruh
|
Keunggulan
|
Intelegence
Quotient
|
Seri, linear,
logis, deterministic, terbatas.
|
Jalur syaraf
(neural tracts).
|
Akurat, tepat,
terpercaya.
|
Emotional
Quotient
|
Assosiatif,
mema-kai hati dan tubuh, mengem-bang, lambat.
|
Jaringan syaraf
(neural network).
|
Intraksi
pengalaman.
|
Spiritual
Quotient
|
Unitif, holistic,
binding problem.
|
Basis syaraf (neural basis).
|
Kontekstualisasi
pengalaman.
|
Sel terpengaruh oleh bioelektromagnetik tubuh sehingga sel
yang normal akan selaras-serasi-seimbang dengan medan magnit tubuh. Ketika sel mengirimkan sinyalnya maka
kualitas pesannya setara dengan pesan yang disampaikan oleh otak. Sel akan menyelaraskan diri pada pesan yang
dikirim oleh otak. Sel ini juga harus menyelaraskan diri dengan trilyunan
pesan dari sel-sel yang lain. Setiap
detik, sel ini juga harus ikut berpartisipasi melakukan ribuan pertukaran ion
dan kimia. Pada waktu pelepasan hasil
pengintian niat mulai dari otak maka berbondong-bondong pesan trilyunan sel
diterima oleh jaringan organ tubuh yang menjadi titik pelepasan limbah penyakit
guna mencapai tingkat kesembuhannya.
Pesan ini adalah pesan yang juga digetarkan oleh tasbih alam semesta
yaitu dengan Dzikir
Laa ilaaha illal laah.
Terhadap sel-sel
yang sakit ada kecenderungan DNA-nya
keluar dari tatanan keharmonisan sistim sel, terjadilah kerancuan yang
mendekati black hole dalam jaringan
tubuh manusia. DNA yang keluar dari pola normalnya ini, mengakibatkan mekanisme
yang dapat memperbaiki diri sendiri yang dimiliki DNA menjadi rusak atau bahkan berbalik menyerang dirinya
sendiri. Penyakit yang timbul karena
pikiran dan perilaku yang salah akibat matra terpolusi lebih-lebih prilaku kolaborasi dengan penyebab penyakit virus,
bakteri dan sebagainya; akan berdampak
timbulnya Simptom yang dapat
terdeteksi diluar tubuh. Para ahli
fisika sel dari hasil penelitiannya percaya bahwa sebuah sel bisa merasakan dan
melakukan interaksi pertama dengan virus-virus dengan mendeteksi senyawa kimia
dan resonansi elektromagnetiknya,
sinyal-sinyal tersebut diinterpretasikan oleh DNA[5]. Untuk mengembalikan kondisi DNA atau sel atau jaringan supaya
harmonis lagi sesuai fungsinya, maka
Olah Tenaga Dalam Satya Buana melalui metodologi lmu Al-Mukminun, Al-Muslimah dan Yaumul Akhir
mengajarkan tahapan pencapaian keharmonisan yang sesuai dengan fitrahnya
sebagai manusia. Antara lain dengan
pengaturan pikiran dan perilaku yang kembali Islami serta membuang penyebab black hole dalam tubuh yang dimulai
dengan pembersihan hati nurani dari iblis.
Getaran Dzikir Laa ilaaha illal
laah yang dilakukan oleh 50 trilyun
sel
(disebut dengan “Dzikir Sel)
yang bertebaran dalam tubuh fisik manusia dengan dipandu oleh Qalbu yang telah
menyelaraskan diri terhadap harmonisasi getaran alam semesta diharapkan mampu
mengembalikan kondisi DNA yang
menyimpang tersebut diatas untuk menjadi solid dan kuat serta mampu melindungi
dirinya sendiri dalam tatanan rantaian
spinalnya, guna mencapai kesembuhan jaringan dan organ tubuh.
Pembaca yang budiman,
untuk memahami kelanjutan pengertian diatas maka Satya Buana memberikan
pandangan bahwa yang dimaksud dengan ruh hayati adalah bioelektromagnetik ini.
Dimana mulai keberadaan dalam sistim pergerakan sperma menuju indung telur
sampai lenyapnya dari tubuh manusia yang meninggal merupakan urusan Allah (ruh
insani hanya bisa menyaksikan sampai
diantarkannya jasad keliang kubur).
Uraian diatas merupakan penjelasan pandangan Satya Buana
tentang adanya tiga jenis komponen manusia yaitu jasmani, ruh insani dan ruh hayati yang kesemuanya sangat penting
dalam proses untuk menyembuhkan penyakit tubuh jasmani dan menanggulangi
penyakit kejiwaan yang kini banyak menyerang manusia modern sebagai dampak
adanya polutan.
terima kasih banyak informasinya pak
BalasHapusTeerima kasih info semoga bermanfaat semoga ada kelanjutannya
BalasHapusTrimakasih joos
BalasHapus