Minggu, 01 Juli 2012

STRUKTUR BELAHAN OTAK


                STRUKTUR BELAHAN OTAK
SEBUAH DIALOGIS
MENGGALI DAN MELENJITKAN  POTENSI DIRI
Bengkulu  :  Juni 2012.
Inspirator  :  Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)
 

Lebih lanjut para ahli Neurologi menjelaskan bahwa struktur     belahan      otak    berbentuk “simetris”.   Ada bagian otak yang paling tua disebut dengan “Batang Otak”.  Ada pula bagian otak yang paling muda yang disebut dengan “Bagian Kulit Otak  (Cortex Cerebre)”, berwarna abu-abu mudaberfungsi melahirkan ciptaan yang paling khas manusia—seperti  kemampuan ber bahasa dan seni.

Berdasarkan  hasil  penelitian   Prof. Dr. Marian Dimon, dalam buku “The Learning Revolution (Revolusi Cara Belajar)”,  yang dikutip oleh  Gordon Dryden dan  Dr. Jeannette Vos :

“Prof.  Dr.  Marian  Dimon  adalah  seorang peneliti otak terkemuka yang telah melakukan pembedahan terhadap otak manusia yang dimulai dari bagian paling dasar, yaitu sebuah area kecil yang disebut dengan “Medulla”. 

“Medulla berfungsi mengatur detak jantung dan proses respirasi, sehingga ia sangat penting bagi kehidupan”.  Panjangnya hanya beberapa inchi dan sama panjang dengan yang dimiliki otak Simpanse.  Namun kapasitas Medulla pada manusia berkembang tiga (3) kali lipat dibanding dengan Simpanse.

Disebelah Medulla terdapat “Serebelum”, secara harfiah maknanya adalah “Otak Kecil”, yang bertanggungjawab dalam proses koordinasi dan keseimbangan, dan akhir–akhir ini ditemukan bagian ini fungsinya sangat penting dalam proses belajar dan berbicara.


 






















Bagian atas dari otak disebut dengan “Cortex” yang berbentuk seperti kenari raksasa yang berkerut-kerut,  jika tidak berlipat-lipat luasnya hanya seper empat  “(1/4) meter persegi”. 

Kemudian hasil penemuan beliau dengan membedah otak Einstein, ada bagian otak yang disebut “Lobus Frontal”  yang berada tepat pada “area dibelakang kening”.  Fungsinya sangat penting untuk  kepribadian, perencanaan kedepan,  pengurutan ide-ide, area pengendalian ucapan  (motor speech area)  dan bagian inilah yang paling membedakan antara  manusia modern dengan  dengan nenek moyangnya.  Agar kita mengerti pembicaraan lawan bicara, ada bagian lain pada otak bagian depanyang disebut bagian otak pendengar--sangat memegang peranan penting.

Lebih lanjut dikatakan,  pada bagian belakang  kepala terdapat bagian otak yang dinamakan “Cortex Visual”, ketika bagian ini menerima benturan, kita seakan-akan melihat bintang-bintang (berkunang-kunang), artinya “Cortex  Visual” anda sedang bergetar akibat benturan.  Jadi,  kita tidak hanya memproses penglihatan melalui mata saja.

Kemudian lebih lanjut dijelaskan, di dalam otak terdapat sistem “Limbik”,   yaitu bagian otak yang berurusan dengan rasa ketakutan, kemarahan, emosi, seksualitas, cinta, gairah,  menghasilkan  kelenjar “Pituitari” yang memproduksi hormon dan kemampuan untuk menunjukkan dan menghentikan rasa sakit.    Bagi seorang  peng-Husada Satya Buana sangat penting memahami tentang cara kerja “sistem Limbik dan kelenjar Pituitari” ini,  sebab ketika sang peng-Husada sedang berhadapan dengan seorang pasien yang mengalami kondisi seperti diatas (Traumatik/phobia, emosinal tinggi,  rasa ketakutan, kemarahan berlebihan, rasa sakit berlebihan) dapat mengambil tindakan untuk meredam atau mentralisir kondisi tersebut menjadi lebih ringan bahkan hilang sama sekali.   





“Cara kerja otak sangat ajaib dalam mengirim pesan-pesan yang secara terus menerus dengan mengubah impuls-impuls listrik menjadi aliran-aliran kimiawi, sehingga seluruh elemen ini benar-benar membuktikan adanyapotensi besar otak manusia yang belum dimanfaatkan sepenuhnya
 (masih misteri).  Dengan demikian, betapa dinamisnya otak dankenyataan bahwa otak dapat berubah pada usia berapa pun sejak lahir sampai akhir kehidupan.  Otak dapat berubah secara positif  jika dihadapkan pada lingkungan yang diberikan rangsangan, sebaliknya otakdapat menjadi negatif,  jika tidak diberikan rangsangan”.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Dryden dan Vos, ada dua ungkapan yang tidak dapat kita terima dari sisi Aqidah Islam yaitu:

1.    Menurut   banyak   ilmuan,  otak  mengembangkan kapasitasnya seiring kapasitas, seiring dengan turunnya nenek moyang kita dari pohon, mulai berjalan tegak, belajar menggunakan api, mulai menggunakan dan membuat alat, dan belajar berbicara.

2.  Ia  telah berkembang lebih dari ribuan abad.  Pada dasarnya, untuk melalui  kanal kelahiran manusia, bagian otak ini harus melipat dirinya sendiri.

             Kedua ungkapan tersebut diatas jelas sangat dipengaruhi oleh  “Teori Evolusi atau Darwinisme”.  Hal ini jelas bertentangan dengan Aqidah Islam,  karena  kita  sangat yakin terhadap adanya Sang Pencipta  dan sangat tidak masuk akal  kiranya ada fenomena kerja otak  yang sangat menakjubkan---malah ada yang masih misterius belum terungkap---terjadi dengan sendirinya.  Tentu ada yang menciptakannya, yaitu  Yang Maha Menakjubkan yakni Allah  Rabb Sekalian Alam.

Secara Ilmiah telah dibuktikan oleh Dr. Michael J. Behe, pendukung Teori “Intelligent Design” :

“Bahwa berdasarkan penelitian terhadap kehidupan hingga tingkat molekuler menunjukkan akan keberadaan Dzat yang men-design atau menciptakan
semua yang ada.  Dan Dzat itu adalah Allah”. 

Sesuai dengan apa yang telah disampaikan dalam QS. Hud  (11)  ayat   56:

“Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.  Tidak ada satu binatang melata  (bernyawa) pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubun (otak)nya.  Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang  lurus”.

Penjelasan Prof. Dr. Diamond yang terakhir menumbangkan dua mitos yang telah berkembang berabad-abad di kalangan para ilmuwan  dan orang awam, yaitu (a).  Bahwa otak sepenuhnya ditentukan secara genetis, karena keturunan, sehingga otak kita tidak bisa kita ubah; dan  (b).  Otak kita mengkerut dalam perjalanan waktu,  karena ketuaan.

Kemudian kita coba ikuti pemikiran Bobbi  DePorter dan  Mike Hernacki dalam buku “Quantum Learning” (Kaifa,  l999), tentang cara berfikir otak kanan dan otak kiri sebagai berikut:

“Disamping Tiga bagian  otak kita—Batang  Otak atau Otak Reptil; Sistem Limbik atau Otak Mamalia; dan Neokorteks—maka Otak juga dibagi menjadi Otak Belahan Kanan  dan  Otak Belahan Kiri.   Sekarang, dua belahan otak ini lebih dikenal dengan “Otak Kiri dan Otak Kanan”.  Eksperimen yang telah dilakukan terhadap ke dua belahan otak tersebut menunjukkan,   bahwa masing-masing belahan otak bertanggungjawab  terhadap cara berfikir, dan masing-masing memiliki spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan  interaksi antara ke dua sisi.

“Proses berfikir otak kiri  lebih bersifat : logis, sekuensial, linier dan rasional—sisi ini sangat teratur—walaupun berdasarkan realita, ia mampu melakukan penafsiran abstrak  dan simbolis.  Cara berfikirnya sesuai dengan tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail  dan fakta, fonetik serta simbolisme. 

Sedangkan cara berfikir otak kanan lebih bersifat : acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik, bersifat non-verbal—seperti perasan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasan (merasakan kehadiran suatu benda atau orang),  kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni,  kepekaan warna,  kretivitas  dan  visualisasi.

“Jadi kedua belahan otak ini penting artinya, sehingga orang yang mampu memanfaatkan kedua belahan otak ini secara effektif akan cenderung “Seimbang” dalam berbagai aspek kehidupannnya.  Seperti belajar terasa mudah,  karena ia mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang ia  hadapi.  Sebab, sebagian besar komunikasi diungkapkan dalam bentuk bahasa verbal atau tertulis, yang keduanya cenderung merupakan spesialisasi otak kiri seperti bidang-bidang pendidikan, bisnis dan sains”.

“Jika Anda dalam hasil uji test  termasuk kedalam kategori   kecenderungan lebih banyak beraktivitas menggunakan otak kiri, jika anda tidak berusaha memasukkan aktivitas otak kanan dalam hidup anda, maka akan terjadi ketidak-seimbangan dalam hidup anda, sehingga mengakibatkan anda gampang stress, depressi, phobia dan kesehatan mental maupun fisik anda jelek dan sangat rentan terhadap serangan berbagai  jenis  penyakit”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar