LATAR BELAKANG PEMBELAJARAN
SATYA BUANA
SEBUAH
DIALOGIS MENGGALI DAN
MELENJITKAN POTENSI DIRI
Bengkulu
: Juni 2012.
Inspirator :
Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)
Banyak sekali
manusia baik sadar maupun tidak, sering melakukan suatu tidakan sia-sia sejak
zaman dahulu kala sampai saat sekarang ini,
yaitu sebuah keinginan pencapaian tingkat kemampuan memperoleh energi plus, kekuatan bathin,
kekuatan supranatural, kekuatan indra
ke-enam, kekuatan meta-energi atau
kekuatan spiritual melalui pembelajaran, pengisian dan penambahan energi fisik
maupun metafisik kedalam tubuhnya dengan
cara cepat dan instant (pengisian).
Walaupun ia harus rela mengeluarkan biaya yang cukup
mahal dari koceknya atau mungkin berguru kemana-mana, bahkan kadang-kadang sadar maupun tidak secara tak sengaja mereka
telah menggadaikan Aqidah dan Keimanan yang telah tertanam dalam dirinya kepada Sang Maha Pencipta Energi itu
sendiri. Kondisi seperti ini tak
ubahnya sedang berlakukanya Hukum Kekekalan Energi yakni Total
Energy = M.E1 + M.E2
+M.E3 + …….M.En,
dimana:
M.E1 = Potensi
Energi Murni yang tersimpan dalam
tubuhnya;
M.E2 = Energi
hasil penambahan secara Instrant dari Dukun, Paranormal atau Orang
pintar lainnya (yang berprofessi sebagai
pedagang Ilmu Tenaga Dalam/Tenaga
Spiritual/Tenaga Olah Bathin);
M.E3 = Energi hasil kolaborasi dengan Jin, Syetan dan
Iblis ; dan,
M.En = Energi dari berbagai sumber lainnya yang tidak Ilahiah. Pada akhirnya bercampur baurlah segala macam
energi yang tidak sesuai dengan kondisi fitrahnya sebagai manusia di dalam dirinya,
yang cepat atau lambat akan berakibat buruk terhadap jiwa maupun fisik
tubuhnya dan suatu saat nanti mereka
sendiri yang akan membayar mahal akibat
dari prilaku tersebut.
Apalagi saat ini,
banyak kita temui orang-orang
yang telah mencoba mempelajari Olah Tenaga Dalam (OTD) misalnya melalui Ilmu Olah
Pernafasan, Olah Gerak Tertentu, Meditasi, Hypnonotisme, Spiritisme, ataupun Olah Konsentrasi yang bertujuan
diantaranya adalah untuk mendapat kemanfaatan dibidang kesehatan jasmani maupun
rohani, mendapatkan kemudahan/ fasilitas
dalam kehidupan, ketenangan jiwa, kepuasan bathin, mendapatkan kemampuan spiritual tertentu dan bagi yang
peka akan mengalami berbagai fenomena seperti dorongan dan putaran secara fisik.
Sampai sejauh ini masih sedikit sekali orang yang dapat
memahami begaimana memahami dan mempelajari Olah Tenaga Dalam
(OTD) menurut kaedah Rasionalitas dan
Logis dapat dikaji secara Ilmiah, tidak menyimpang
dari syari’at Agama, serta jauh dari unsur-unsur yang bersifat mistik dan klenis menyesatkan.
Hal ini perlu dipahami dan dicermati secara baik agar kita dapat
membedakan antara unsur-unsur ilmiah dalam OTD dan unsur yang bersifat mistis dan klenis dalam Ilmu-ilmu Tenaga Dalam lainnya yang kalau kita
cermati dan perhatikan perbedaannya kadang-kadang sangatlah tipis.
Kalaulah mereka
mau menyadari bahwa manusia telah ditrakdirkan sebagai khalifah di muka bumi
ini sudah dilengkapi dengan kemampuan Fisik maupun Rohaniah dalam rangka penciptaan barang produksi nyata yang
diupayakan oleh Kemampuan
Akal (Kecerdasan Otak/IQ), Kemampuan
Emosional (Kecerdasan Emosi/EQ) dan
Kemampuan Spiritual (Kecerdasan Spiritual/SQ) dari jiwa yang mempunyai daya/Kekuatan Inner Power (Kekuatan Murni Dalam Tubuh). Oleh karena itu
agar Inner Power (kekuatan murni dalam tubuh) ini semakin besar kapasitasnya pada tahapan pertama harus
diselaraskan terlebih dahulu dengan menyerap kekuatan daya dari bahan baku
lingkungannya, kekuatan Daya Gravitasi
Inti Bumi dan Daya Gravitasi Alam
Semesta (Gravitasi Prana Alam) yang bersifat
Ilahiah dan mengikuti Hukum Sunatullah.
Bila kita mau mencermati, menganalisa dan memahami bahwa menurut Firman Allah dalam
Al-Qur’an alam semesta ini (Bumi
dan Langit berserta isinya) bertasbih (patuh/taat/tunduk) senantiasa
mengikuti perintah Allah. Dengan memohon
izin dan ridho kepada Allah sebagai pemilik dan pencipta kedua daya
tersebut, maka proses perubahan
bioelektromagnetik manusia sebagai mikrokosmos dapat diselaraskan dengan medan
elektromagnetik alam semesta sebagai makrokosmos. Karena,
menurut Firman-Nya semua materi alam semesta ini memang diciptakan oleh Allah bagi manusia untuk
dimanfa’atkan secara bijaksana sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan manusia itu sendiri, tidak diciptakan hanya
untuk main-main dan juga tidak diciptakan sia-sia.
Qs. Al-Baqarah ayat 29:
”Dialah yang telah menciptakan apa yang ada di bumi ini semuanya untuk
kamu (manusia)”.
Qs. Shaad ayat
27: ”Dan tidaklah Kami ciptakan langit
dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya sia-sia”.
Qs. Al-Ambiayaa’
ayat 16: ”Dan tidaklah Kami ciptakan
langit dan bumi serta apa yang ada di
antara keduanya buat main-main”.
Dan pada tahapan
berikutnya melalui ke dua daya ini dapat dikirimkan sinyal medan listrik dan
medan magnetnya ke wilayah alam semesta
lainnya untuk memperlancar
getaran/gelombang komunikasi antar alam semesta atau makhluk lainnya.
Contohnya, dalam
bidang telekomonikasi para ahli telah memanfaatkan gelombang radio dengan frekuensi 30 kHz -300 kHz (gelombang panjang dan komunikasi jarak jauh), 300 kHz -30 MHz (gelombang
medium lokal dan komunikasi jarak
jauh), 3
MHz -30 MHz (gelombang pendek dan
komunikasi jarak dekat pada radio amatir dan radio CB), 30
MkHz -300 MHz (Radio FM,
Panggilan Darurat, Radio Polisi), 300 MHz
– 3 GHz
(gelombang TV), dan di atas 3
GHz (komunikasi satelit, radar,
telepon dan saluran televisi). Artinya dengan
pemanfaatan getaran gelombang yang
tersedia di alam semesta manusia telah
mampu mengirim getaran suara
yang berisikan pesan, berita, data, gambar, maupun tulisan berupa
informasi jarak jauh tanpa harus berpindah tempat ke daerah penerima
pesan, seperti penggunaan pesawat telepon, telepon digital (HP), televisi , e-mail, faxi mail,
chatting, SIG dll. Namun semua contoh diatas masih
bergerak dalam area kaedah Hukum
Fisika yang bersifat material, belum memasuki
arena hukum Metafisika (Im-material).
Proses pembelajaran dalam Satya Buana ini bukan bertujuan untuk memperoleh kesaktian, kehebatan,
kekebalan dan lain sebagainya, akan tetapi tujuan utamanya untuk memperoleh kesehatan
yang prima bagi para pesertanya,
sehingga otaknya dapat berfikir secara jernih dan seimbang dalam
menyusun program berprikehidupan yang lurus, jujur dan ikhlas sesuai dengan
tuntunan dari Sang Pencipta dirinya Allah Azza Wa Jalla, sedangkan dampak lainnya yang diperoleh
hanyalah berfungsi sebagai bonus
saja.
Agama Islam adalah pedoman manual/aturan untuk mencapai
arah tujuan hidup yang benar lagi lurus,
sedangkan Satya Buana adalah ilmu yang memanfaatkan bahan baku gravitasi
bumi dan gravitasi alam semesta yang telah dirumuskan dalam aturan hukum
Agama Islam yang dapat dimanfa’atkan
bagi manusia (mikrokosmos) antara lain
dapat digunakan dibidang kesehatan,
agar manusia menjadi sehat secara
jasmani maupun rohani dan selalu tetap
selaras dengan getaran alam semesta itu sendiri. Dengan harapan, jika seseorang umat itu sehat
lahir dan bathin, sehat mental dan
spiritual, sehat jasmani dan rohani, mereka akan dapat memahami, mengerti,
meyadari dan menjalankan syari’at agamanya dengan baik, sempurna dan ikhlas
hanya untuk Allah SWT. semata.
Pada satu sisi pendekatan metodologi Satya Buana terhadap manusia dengan
memanfaatkan gelombang bioelektromagnetignya seperti yang telah dijelaskan di dalam Ilmu
Kedokteran, maka pendekatan pada alam
semesta tak ubahnya seperti teori dan aplikasi Ilmu Fisika memanfaatkan kekuatan atom, angin,
gelombang ombak, gelombang
radio, cahaya matahari, air terjun,
uap, gas bumi, energi fosil,
batu bara dan lain sebagainya sebagai
kapasitor pembangkit tenaga elektrik dan magnet untuk berbagai keperluan
manusia.
Dalam bidang Kejiwaan sebagaimana dijelaskan dalam Ilmu Psychologi akan mengarahkan
manusia pada pencapaian kondisi Super Ego, sehingga terciptanya
kondisi prilaku terpuji dan akhlak mulia sebagai makhluk sosial dalam
tatanan hubungan horizontal sesama manusia maupun terhadap makhluk lainnya, sehingga terbentuklah dalam dirinya
keseimbangan antara kehidupan dunia (cenderung
materialistis) dan kehidupan akhirat (cenderung
melupakan dunia).
Sedangkan dibidang Rohani menisyaratkan
pembuangan limbah metafisik dan menjauhkan diri dari prilaku kafir, musyrik, syirik, bida’ah, takabur dan
kurafat serta perbuatan tercela lainnya. Kesemuanya akan
berujung kepada “Proses pebelajaran mengenal diri sebenar diri” agar tercapai tingkat kerendahahn hati serta
penyerahan diri secara totalitas kehadapan Rabb Yang Maha
Pencipta dan Maha Berkuasa”.
Dengan mengikuti proses pembelajaran dalam Pelatihan Olah Tenaga Dalam (POTD) Satya Buana, sebenarnya adalah
sebuah proses pembelajaran yang ditempuh secara Normal dan
Universal, bukan proses pembelajaran Para Normal
atau Pedukunan atau bernuansa
Klenis, karena segala aktivitas kegiatan
maupun aplikasi ke Ilmuannya
bersifat: logis, universal, holistic, intergral, transparan
(tidak ada rahasia yang disembunyikan)
serta ilmiah yang dapat dibuktikan baik secara Biologis-Anatomis,
Fisiologis, Psichologis, Neurologis,
Fisika, Metafisika maupun Ajaran Syari’at Agama Islam, tetapi tidak pula sekuler.
Seperti halnya Teori Creato ex
Nihilo menunjukkan bahwa sebelum berlatih
untuk memperoleh kondisi Inner Power, maka yang ada
dalam dirinya adalah ketiadaan yang energinya Nol dan setelah pembentukan sejumlah materi dan energi (bioelektromagnetik) yang bersifat positif, bila
dibandingkan dengan energi yang
bersifat negatif seperti energi potensial (efek daya gravitasi) yang sama
besarnya, sehingga jumlah keduanya tetap
Nol Besar (Netral).
Oleh karena itu terdapat 6 ciri khas
pembeda antara Metodologi Olah Tenaga Dalam Satya Buana terhadap Olah Tenaga
Dalam lain yang sejenis, yaitu:
1.
Potensi energi
diperoleh melalui olahan diri sendiri (Inner Power/Tenaga Inti Murni dalam
tubuh) dengan bahan baku olahan adalah Daya Inti Bumi (Gravitasi Bumi) dan daya
Prana Alam (Gravitasi Alam Semesta), bukan berupa isian non fisik bersifat
Instant seperti pengamalan mantra-mantra tertentu, pertapaan, samedi, menghadirkan makhluk
dimensi lain dengan cara berkolaborasi dan lain sebagainya.
2.
Tenaga Dalam
diolah melalui metodologi Olah Konsentrasi, Olah Gerak (jurus) tertentu (mirip
gerakan senam kesegaran jasmnani berbasiskan gesekan dan gerakan berputar) dan Olah Nafas (Nafas Segi Tiga, Nafas Tarik dan Lepas Halus dan Olah Nafas Berirama melalui hidung
berpusat di kundalini), diperkuat dengan
dzikir dalam hati yang ikhlas kepada
Allah Azza Wajalla, bukan pembacaan
mantra tertentu yang tidak jelas maknanya.
3.
Medan getaran
energi tenaga dalam adalah bersifat vertical sehingga sulit dideteksi oleh pihak lain,
bukan bersifat horizontal yang
gampang terdeteksi.
4.
Hasil olahan
tenaga dalam tidak tersimpan dalam tubuh, akan tetapi tubuh hanya berfungsi
sebagai katalisator (receiver, transmitter, konduktor, transpormator dan
induktor) dari medan energi alam
semesta, kapan saja siap untuk digunakan
atau tune-in (sudah terprogram dan di-install dalam tubuh).
5.
Medan getaran
energi tenaga dalam bersifat mengisap,
memancar, meluruhkan,
menetralisir, melemahkan energi/tenaga dalam dari pihak lain, bukan
bersifat menyerang atau membalas.
6.
Setiap tingkatan dan jenjang punya falsafah, setiap awal latihan dimulai
dengan do’a dan ditutup dengan do’a yang
ikhlas kepada Allah SWT, setiap jurus
dimulai dengan niat dan tujuan gerakan jurus, sehingga setiap tingkatan akan
tahu apa hasil yang akan diperoleh
sampai kepada tujuan akhir kepelatihan.
Untuk memudahkan
kita dalam memahami bagaimana Olah Tenaga Dalam dapat dikaji secara Ilmiah dan dapat diterima menurut
akal pikiran kita, maka perlu kita kaji
terlebih dahulu fenomena apa yang ada
didalam tubuh dan bagaimana fenomena itu dapat terjadi dan bagaimana pula
fenomena itu dapat mempengaruhi, diolah
dan dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia.
Fenomena yang ada di dalam tubuh manusia secara jelas dan
telah dibuktikan secara Ilmiah adalah adanya sifat kelistrikan dan kemagnetan
dalam tubuh setiap makhluk hidup.
Fenomena seperti ini dalam bahasa ilmiahnya sering disebut dengan
Biolistrik dan Biomagnet (Bio-energi).
Dengan adanya sifat
Bioelectricity dan Biomagnetism didalam tubuh
manusia, berarti tubuh memiliki
suatu kemampuan untuk memancarkan dan
atau menangkap (menyerap) gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang rendah (sehingga tubuh
dapat dipandang sebagai stasiun pemancar
dan penangkap gelombang radio).
Pada tahun 1960
seorang ahli fisika dari
Australia (khususnya dalam bidang
Biofisika) mengungkapkan betapa
pentingnya sifat kelistrikan dan
kemagnetan di dalam tubuh makhluk hidup dan
dinyatakan telah menjadi sebuah “Teori dan Filosofi Kelistrikan (Biolistrik) dan
Kemagnetan (Biomagnet) dalam tubuh” sebagai berikut:
“Suatu Organisme/makhluk hidup dikatakan hidup jika
organisme tersebut mempunyai kemampuan dalam membangkitkan Biolistrik dan
Biomagnet yang ada diadalam dirinya”.
Begitu kuatnya filosofi ini, maka ada berberapa
pertanyaan yang layak untuk kita ajukan antara lain:
·
Apakah memang ada sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh kita ?
·
Bagaimana terjadinya sifat kelistrikan dan kemagnetan tersebut ?
·
Dipengaruhi oleh apa saja sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh tersebut ?
Kajian
yang diungkapkan dalam tulisan kami kali
ini adalah sebagian kecil saja tentang
sifat kelistrikan dan kemagnetan di dalam tubuh manusia serta hubungan dengan Kepelatihan
Olah Tenaga Dalam Satya Buana serta beberapa aspek kajian fisika dan
metafisika, diantaranya menyangkut tentang sifat-sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh, dikaitkan dengan olah nafas, olah
konsentrasi, olah gerak jurus berbasis putaran dan gesekan, resonansi (tunning)
gelombang listrik dan magnet, prinsip
superposisi, interferensi dan modulasi gelombang dalam tubuh, Hukum Telapak
Tangan Kanan, efek foto listrik, prilaku
gelombang cahaya dan beberapa fenomena Fisiologis, Psichologis dan aspek
Spiritual diri manusia dalam Tatanan Pelatihan Olah Tenaga Dalam untuk
keperluan kesehatan jasmani maupun rohani.
Harapan kami setelah anda membaca dan mencermati buku ini,
setidak-tidaknya anda akan mendapatkan sebuah gambaran bahkan mungkin pemahaman
dan pengertian yang mendalam tentang Olah Tenaga Dalam dari berbagai sudut pandang. Kami juga sengaja menyajikan beberapa batasan istilah
yang kami gunakan dalam buku ini dengan maksud untuk membentuk atau menciptakan
kesamaan pengertian/pemahaman/persepsi tentang makna dari suatu istilah yang berkaitan atau sering digunakan didalam
kepelatihan Tenaga Dalam terurtama Pelatihan Tenaga Dalam Satya Buana, agar
setiap orang yang membaca buku ini mempunyai
pengertian yang sama terhadap sesuatu istilah yang digunakan, sehingga tak
terjadi mis-komunikasi (salah penafsiran saat berkomunikasi) atau miss-understanding (salah paham)
dan lain sebagainya.
Salah paham, salah pengertian, salah tafsir, salah interpretasi, sering menimbulkan buruk sangka, fitnah,
akibatnya terjadi jurang perbedaan pemahaman dan pengertian
yang dalam diantara semua orang. Untuk itu maka perlu adanya kesamaan
pengertian dan pemahaman, agar
tidak terjadi saling tunding, saling menyalahkan, saling tuduh yang tak
berujung atau mengganggap dirinyalah yang paling benar. Perlu diingat tidak ada kebenaran mutlak
diatas muka bumi ini dan kita hanya mampu mendekati kebenaran tersebut, semuanya serba relatif, yang
benar adalah Allah Yang Maha Benar
dan Maha Mengetahui.
Kenyataan yang
sering kita temui, terutama orang awan yang belum pernah samasekali mengetahui
Dunia Tenaga Dalam, barangkali mungkin
petanyaan pertama kali muncul saat mendengar tentang Berlatih Tenaga Dalam adalah apakah hukumnya
mempelajari Tenaga Dalam ? Apakah
diperbolehkan dari sudut syari’at Agama terutama agama Islam (bagi yang
beragama Islam) ? Apakah belajar Tenaga
Dalam dapat didikaji dan diterima melalui akal sehat, logis, ilmiah, konkrit,
wajar dan seterusnya ? Apa beda olah
tenaga Dalam dengan dunia paranormal,
klenis, pedukunan, ilmu pengetahuan
ilmiah dan teknologi, dan dunia
ghoib ? Untuk menjawab semua pertanyaan
ini, kami telah mencoba menjelaskan secara rinci dalam beberapa tilisan kami
dalam blogger ini untuk dicermati, agar
kita dapat mengenal, memahami dan menganalisa dengan akal dan hati yang jernih seperti
apakah yang dikatakan dengan Olah Tanaga Dalam tersebut.
Kami telah berupaya memberikan penjelasan dengan seterang-terangnya
baik pemahaman Tenaga Dalam bersifat umum dan Olah Tanaga Dalam secara khusus menyangkut
Tenaga Dalam tertentu, seperti Pelatihan Olah Tanaga Dalam Satya Buana.
Kami juga menyajikan beberapa contoh pemikiran baik yang berasal
dari praktisi Tenaga Dalam, eks praktisi
tenaga dalam, maupun pengamat Tenaga
Dalam yang kadangkala memang memiliki cara pandang yang berseberangan
(kontroversial) satu dengan lainnya.
Salah satu contoh pengungkapan tentang istilah Tenaga Metafisika, menurut penulis terdapat pencampuradukan
pemahaman antara makna Ilmu Pengetahuan Konvensional (Ilmiah) dengan pemaknaan berdasarkan persepsi non ilmiah (dogmatis).
Menurut penulis pemahaman istilah Tenaga Metafisika
berdasarkan makna Ilmu Pengetahuan Konvensional (Ilmiah) adalah energi yang
dihasilkan atas dasar hukum-hukum
metafisika atau diatas kekuatan hukum-hukum fisika. Sedangkan
pemahaman istilah Metafisik
persepsi non ilmiah seringkali dalam penterjemahannya dikaitkan dengan kekuatan
metafisik atau kekuatan diatas fisik seperti kekuatan paranormal, supranatural,
kekuatan jin, karomah dan yang sejenis dengan itu, akibatnya bercampur aduklah
(rancu) antara pengertian Metafisika menurut sudut pandang ilmiah terhadap
sudut pandang kekuatan ghoib atau Metafisik.
Akhirnya terjadi kesimpangsiuran pengertian yang diawali oleh perbedaan
persepsi dan sudut pandang terhadap istilah Metafisika.
Secara khusus kajian tentang aspek Metafisika akan kami
sajikan pada artikel tersendiri. Walaupun demikian kami tetap mencoba
menyajikan berbagai sudut pandang sekalipun terdapat perbedaan pemahaman dengan
harapan dapat memperkaya wacana dan pengetahuan para pembaca. Selamat membaca, semoga buku ini akan
menambah wacana dan kreativitas berfikir
anda.
Jika didalam banyak penjelasan didalan buku ini nanti
anda dihadapkan pada pelbagai penjelasan yang besifat sangat Imiah, ini bukan berarti kami seakan-akan memaksakan
mengilmiah-ilmiahkan Olah Tenaga Dalam,
misalnya untuk tujuan mempengaruhi pola pikir anda, tapi menurut kami kalau memang itu ilmiah
kenapa harus ditutup-tutupi. Yang jelas
mari kita mencoba memahami sesuatu hasil karya itu tidak hanya dari pola pikir
kita, tapi kajilah dari berbagai sudut
pandang lain secara fair, agar kita
dapat bersikap adil dan bijak dalam memahami dan menilai sesuatu.
bagaimana penjelasan ilmiahnya?kurang bisa dipahami secara logis, yang ada malah berbau magis
BalasHapusAss wr/wb.Pertama-tama terims atas respons anda..anda mengatakan penjelasan dlm tulisan saya kurang bisa diterima secara logis dan berbau magis...yg jelas mari kita buka dulu hati dan kendalikan fikiran karena ego manusia bersemayam dalam fikiran...yang cenderung membuat manusia mau menang sendiri dan menutup mata hatinya utk tidak menerima buah fikiran atau pendapat siapapun...saya tidak mengajak siapapun untuk berdebat atau menerima cara pandang saya..karena perdebatan dan perselisihan itu dialarang dalam agama..tapi perbedaan itu adalah rahmat dari Yang Maha Esa agar meperkaya wahana berfikir dan hati kita..itu prinsip yang sy pegang teguh selama ini...jika anda siap mengubah mindset anda seperti yg saya maksud maka saya anggap anda siap membuka hati dan fikiran untuk memahami buah fikiran orang lain...baik di bab awal jika anda cermati penjelasan saya sudah banyak sekali contoh kajian ilmiah dan sudut pandang Islami ttg pemahanan tenaga dalam...saya akui utk memahami ini kita harus banyak dibekali referensi tentang hukum-hukum alam (hukum materi) yg bisa dipelajari baik dalam ilmu kimia, fisika, matematika (ilmu alam-falaq) yang turunannya bisa biologi, biofisika, neourologi, physichologi, dll sebagainya...yg paling sulit apabila kita masuk kedalam ilmu yang lebih tinggi yi ilmu metafisika atau ilmu diatas ranah fisika (non material/non fisika) butuh bekal kecerdasan SPIRITUAL dan kecerdasan TAUHID (INI YG TIDAK DIMILIKI OLEH ILMUAN BARAT yg bukunya sering kita pelajari)...jadi untuk memahami apa yang saya maksud bekal ini mutlak sehingga kita bisa memahami koridor dan tafsiran tentang apa itu hukum-hukum alam bersifat ilmiah dan apa pula koridor hukum-hukum non ilmiah (metafisika)...rumus-rumus fisika yg saya contohkan itu adalah pengajawentahan dari ranah ilmu pengatahuan konvensional yg kita kenal dri ilmuan dunia barat yg kita pelajari di bangku sekolah...namun mereka tidak mampu mengungkap hubungan antara ranah fisika dengan ranah metafisika sampai saat ini...jadi unutk mengatakan apa itu ilmiah..apa pula metafisika..klenis..magis.... sihiir..paranormal.. pedukunan...menurut saya kita harus dibekali dulu ilmu pengatahuan tentang semua itu...jangan samapai kita melakukan tuduhan ..apalagi fitanah ...mengatakan orang itu sesat...salah...tidak benar..shg jadi dosa yg tidak sengaja kita lakukan...pada hal pengetahuan kita belumlah seberapa memahami semua ranah tsb...maaf saya yakin mungkin anda telah dilengkapi dengan semua pengetahunan tntang itu..jika belum pelajarilah dengan sabar..hati yg jernih..karena utnuk memahami semua itu sangatlah panjang butuh korbanan waktu, tenaga, fikiran dan finasial...krn itu pengalaman saya juga...mungkin seumur hidup pun belum akan tuntas dan sempurna apapun yg kita dapat..sebab semakin banyak orang tau maka dia merasa semakin tidak tau apa-apa.. bagaikan meminum air laut semakin diminum semakin haus.. itulah ilmu...kemudian saran saya kuatkan aqidah, syari'at ke ikhlasan dulu...karena banyak yg tergelincir karena 3 hal tsb tidak kuat menerima semua godaan, ujian dan cobaan dlm menimba ilmu...karena janji Allah Dia akan anggkat satu derajad bagi orang-orang yang berilmu...ingat satu derajat ukuran Alllah tidak akan mampu diukur oleh manusia sehebar dan alat tercanggih apapun di dunia ini...trima kasih semoga anda memaafkan saya atas segala kekeliruan saya ...krna sya juga manusia naif, lemah dan tidak berdaya apa-apa...ubun-ubunku berada dalam genggaman Yang Maha Pencipta ....terima kasih ws. wr. wb..
BalasHapusassalamualaikum?
BalasHapusmaaf mau nanya...tahun berapa ya satya buana didirikan?
assalamualaikum?
BalasHapusmaaf mau nanya...tahun berapa ya satya buana didirikan?