MEMAHAMI CARA KERJA
OTAK
(BRAIN OPERATING SYSTEM)
SEBUAH DIALOGIS
MENGGALI DAN MELENJITKAN POTENSI
DIRI
Bengkulu : Juni 2012.
Inspirator : Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)
PERKEMBANGAN SISTEM SYARAF DAN OTAK
MANUSIA
Dari waktu ke waktu para ahli terus mencoba
menyelidiki tentang area “Otak” manusia. Otak
adalah merupakan jaringan lunak yang
beratnya sekitar “0,5 kilogram”, dan berisi
sekitar “100 milyar sel” yang tersusun
secara amat sangat canggih, memiliki
fungsi sangat kompleks pula sebagai pusat pengendali seluruh aktifitas
kehidupan manusia. Mulai dari tidak
hanya sekadar menerima sinyal-sinyal dari berbagai sensor di dalam tubuh
kita, tetapi juga sampai pada proses “pemahaman, analisa, membuat keputusan,
melakukan gerakan motorik dan psikomotorik”.
Otak manusia dengan segala sistem syarafnya tidaklah terbentuk sekali gus.
Otak manusia tumbuh dan terbentuk secara berangsur-angsur sejak dari janin
dalam perut ibu sampai seseorang itu
beranjak tumbuh dewasa. Otak dan sistem
syaraf itu secara berkelanjutan
mengalami penyempurnaan. Artinya,
kemampuan dan kedewasaan otak terus mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya
waktu dan tumbuh-kembangnya seseorang.
Pada kesempatan
ini kami ingin mencoba memberikan
beberapa informasi kepada anda, Ya..,
tentunya bersumber dari referensi yang
shahih bukan hasil rekayasa pikiran kami. Bahwa sistem syaraf dan otak manusia
diperkirakan mulai terbentuk sebelum hari ke 18 berkembangnya janin di
dalam perut sang ibu. Sejak saat itu
sampai dengan tibanya hari kelahiran bayi, sistem syaraf dan otak manusia
berkembang luar biasa cepatnya.
Setiap menitnya, sel syaraf di otak janin itu bertambah terus sekitar “25.000 sel”. Dan begitulah seterusnya sampai
menjelang kelahirannya sel otak bayi telah mencapai sekitar “100 milyar sel syaraf”. Selain sel syaraf tersebut, di otak juga terdapat sel-sel
penunjang yang berjumlah dua kali lipatnya, sekitar “200 milyar sel” yang disebut sebagai “GLIA”.
Sel-sel syaraf berfungsi untuk menerima berbagai macam
pesan (sinyal), mengolahnya, dan mengeluarkan pesan-pesan. Sedangkan sel “GLIA” berfungsi untuk
menunjang kelancaran dan keamanan proses-proses yang terjadi di dalam sel-sel
syaraf.
Jadi dalam waktu sekitar 9 bulan itu telah terjadi proses pembangunan sistem syaraf
otak---dan penunjangnya ----dengan melibatkan sekitar lebih kurang “300 milyar sel”. Dan, sungguh suatu hal yang sangat menakjubkan, sel-sel
syaraf itu membentuk sirkuit yang sangat
rumit dan kompleks, yang kemudian
menjadi pusat kendali kehidupan manusia.
Jika dibandingkan, jutaan kali lebih rumit dan canggih dibandingkan dengan
komputer terhebat yang pernah di produksi manusia di abad ini.
Sirkuit sel-sel syaraf
otak tersebut membentuk jaringan yang saling terkait dalam
fungsinya, yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Kerusakan satu sel saja akan menimbulkan problem besar dalam fungsi
otak tersebut, karena sel-sel syaraf otak tidak bisa
diperbaharui kembali sebagaimana jaringan
lain.
Namun demikian, perkembangan syaraf
otak tidaklah berhenti pada saat bayi terlahir. Karena, kelahir an itu baru lah sebuah titik
awal berlangsung-nya sistem syaraf
tersebut. Dan kemudian berkembang
terus menuju kesempurnaan sampai usia dewasa.
Memang perkembangan paling cepat
terjadi pada masa pertumbuhan janin sampai masa kanak-kanak. Setelah itu,
meskipun tetap berkembang, namun agak melambat kecepatannya, seiring dengan
pertambahan usia.
Setelah masa pembentukan janin di dalam rahim, masa kanak-kanak adalah masa yang “paling kritis” dalam pembentukan sistem syaraf otak manusia. Sebagai contohnya, anak-anak yang terlahir dengan cacat penglihatan,
ternyata sel-sel syaraf yang berkaitan dengan penglihatannya tidak
berkembang.
Sel-sel rentina mata memang berkembang pesat sesudah bayi dilahirkan. Jika bayi, sesudah lahir, matanya ditutup
tidak boleh melihat sampai beberapa lama, maka sel-sel di rentina matanya tidak
akan terbentuk, dan kemudian sel-sel syaraf otaknya juga menjadi mengecil, dan akhirnya tidak berfungsi.
Otak bagian depan
paling bertanggungjawab
terhadap kecerdasan otak
anak-anak, dan berkembang pesat pada “umur 6 – 12 bulan”. Jika sel-sel
syaraf di daerah ini berkembang secara baik
pada kisaran umur ini, maka anak akan memiliki kecerdasan yang tinggi,
emosinya matang, penguasaan bahasanya baik, dan memiliki ketrampilan yang
bagus.
Wilayah bahasa
di otak anak-anak juga mengalami
pemantapan pada “usia sekitar 8 bulan”. Sistem syaraf terbentuk dengan sangat
khas, bersamaan dengan berkembangnya
daerah otak yang disebut dengan “Cortex Prefrontal”. Ini adalah daerah yang sangat berhubungan dengan
kesadaran dan konsep diri seseorang.
Pada usia anak “8 tahun”, anak-anak mengalami pemantapan atau
keseimbangan fungsi “otak kanan dan otak
kiri”. Kedua belahan otak itu
memiliki mekanisme yang berbeda di dalam berfikir. Sebagaimana kita ketahui bahwa otak kanan cenderung berfikir “intuitif dan artitistik”, sedangkan otak kiri berfikir secara: logis,
rasional dan analitis”.
Pembelajaran “matematika”, misalnya, lebih banyak menggunakan “otak sebelah kiri”. Demikian pula
halnya dengan pembelajaran “sains dan tatabahasa”. Sedangkan
pembelajaran “seni musik, seni tari, berfantasi,
seni lukis” dan
hal-hal yang sejenis dengan itu
menggunakan mekanisme kerja “otak kanan”.
Jika kedua fungsi belahan otak
berjalan secara seimbang, maka anak-anak akan memiliki potensi kecerdasan yang
matang, secara “intelektual maupun secara emosional”. Pemantapan ini terjadi pada usia anak sekitar “8 tahun.”
Pada masa janin, bayi, sampai
anak-anak, sel-sel syaraf akan terbentuk dan ditempatkan pada posisi–posisi yang tepat di kedua belahan otak itu. Baik hubungan-hubungan antar sel syaraf,
maupun sirkuit secara keseluruhan .
Jika pada masa itu terjadi kesalahan
penempatan dan pembentukan sirkuit syaraf otak, maka akan terjadi kerusakan
yang parah pada sistem
syaraf otak tersebut dan akibatnya otak tidak berfungsi
secara baik, karena sirkuit-sirkuitnya tidak terbentuk.
Tapi, jika pembentukan sirkuit berjalan secara tepat, maka sel-sel
syaraf tersebut tinggal memperbesar ukurannya saja di kemudian hari.
Kehandalan sistem syaraf sangatlah
ditentukan oleh ukuran sel-sel syarafnya.
Semakin “besar selnya, panjang jalurnya, dan luas sirkuitnya”, maka semakin bagus pula fungsinya. Namun, “semakin kecil sel yang terbentuk, semakin pendek jalurnya,
dan sempitnya sirkuit sel“ tersebut, maka fungsinya akan semakin
buruk. Sebagaimana sel-sel penglihatan
yang tidak berkembang pada bayi, seperti yang
dicontohkan di atas.
Bagian otak yang disebut “Amygdala”---ingatan yang
bertangungjawab pada emosi---- juga
berkembang pada usia anak-anak, yaitu sekitar umur anak “3 tahun”. Jadi anak-anak
yang tidak terbentuk emosinya dengan
baik pada usia itu biasanya akan memiliki kendala kematangan emosional saat
dewasanya.
Sementara itu,
ingatan rasional pada anak baru berkembang sesudah usia 3 tahun. Karena itu
pendidikan pada masa kanak-kanak lebih mengedepankan pendekatan emosional ketimbang pendekatan yang bersifat rasional.
Sesuai dengan bagian otak yang sudah berkembang.
Seterusnya, sel-sel syaraf masih
berkembang sampai masa dewasa. Setiap
kita melatih kemampuan baru, baik dalam segi bahasa, matematika, maupun
ketrampilan fisik, maka sel-sel syaraf
otak kita yang berkaitan dengan pengendalian ketrampilan itu bakal berkembang, bertambah tebal, dan membentuk sirkuit-sirkuit
baru. Maka, otak kita menjadi semakin membesar, dan
berlipat-lipat di permukaannya. Semakin banyak “lipatan-lipatan
pada otak” seseorang,
maka kondisi itu menunjukkan semakin cerdas dia.
Ya, di dalam otak
inilah seluruh aktifitas manusia berpusat (baca : aktifitas
bersifat jasmani). Seluruh
pancaindra kita dikendalikan oleh
otak. Jika, sel-sel otak yang berkaitan dengan panca indra itu rusak,
maka fungsi indra kita juga bakal rusak atau tidak berfungsi normal.
Jika sel-sel pusat penglihatan kita yang berada di “Kulit Otak” bagian belakang mengalami kerusakan, mengakibatkan
fungsi penglihatan menjadi rusak dan
kita tidak akan bisa melihat, meskipun
organ mata kita dalam kondisi sehat. Walaupun mata kita masih melek, lensa dan
rentina mata masih bagus, syaraf penghubung mata dengan otak masih
sempurna, semuanya menjadi tidak berarti, ketika “sel-sel visual otak” kita rusak.
Demikian juga
halnya dengan pendengaran,
walaupun komponen-komponen organ telinga semua bagus, mulai dari daun
telinga, gendang telinga, sampai kepada “kabel” syaraf
penghubung kepusat pendengaran.
Namun, bila “sel-sel di pusat pendengaran
(kulit otak samping kiri)” yang rusak, maka semua itu menjadi tidak berguna.
Suara tetap tertangkap oleh telinga, kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik
sampai ke otak., namun otak tidak mampu memahami suara yang tertangkap, akibat kerusakan sel-sel pendengaran. Demikian pula halnya dengan pusat penciuman,
pusat perabaan, dan pusat perasaan yang mengalami kerusakan.
menarik infonya, bagaimana memahami cara kerja otak nih, oh ya aku ada asupan bergizi nih untuk otak seperti saripati ayam brands
BalasHapusTks atas respons nya... asupan bergizi untuk otak seperti cntoh saripati ayam brands, menurut pandangan saya baik2 saja utnuk pertumbuhan dan perkembangan otak kita, terutama bagi anak2 dlm usia pertumbuhan dengn ctt.. asal sumber gizi tsb memenuhi ketentuan dan persyaratan didalam ilmu kesehatan ... namun perkembangan dan pertumbuhan otak yang akan menghasilkan cara berfikir yg cerdas tidklah cukup dengan asupan makan bergizi saja ... namun perlu asupan berupa asupan utuk prtumbuhan psichologi otak yg bersifat non gizi yng kita kenal asupan untuk kecercadasn emosional dan spiritual dengan harapan suatu saat nanti kita dan anak kita mencapai tingkat kecerdasan paripurna (sangat sempurna) tks ...
BalasHapus