Minggu, 01 Juli 2012

LATAR BELAKANG PEMBELAJARAN SATYA BUANA


                                       LATAR  BELAKANG PEMBELAJARAN 
                                                SATYA BUANA 
                  SEBUAH DIALOGIS MENGGALI DAN MELENJITKAN  POTENSI DIRI    
                                                                            Bengkulu  :  Juni 2012. 
                                            Inspirator  :  Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)
   

Banyak sekali manusia baik sadar maupun  tidak,  sering melakukan suatu tidakan sia-sia sejak zaman dahulu kala sampai saat sekarang ini,   yaitu sebuah keinginan pencapaian tingkat kemampuan  memperoleh energi plus, kekuatan bathin, kekuatan supranatural,  kekuatan indra ke-enam,  kekuatan meta-energi atau kekuatan spiritual melalui pembelajaran, pengisian dan penambahan energi fisik maupun metafisik  kedalam tubuhnya dengan cara cepat dan instant (pengisian).     

Walaupun ia harus rela mengeluarkan biaya yang cukup mahal dari koceknya atau mungkin berguru kemana-mana, bahkan kadang-kadang   sadar maupun tidak secara tak sengaja mereka telah menggadaikan  Aqidah dan Keimanan  yang  telah tertanam dalam dirinya  kepada Sang Maha Pencipta Energi itu sendiri.   Kondisi seperti ini tak ubahnya sedang berlakukanya Hukum Kekekalan Energi yakni  Total  Energy  =  M.E1  +  M.E2  +M.E3  +  …….M.En,  dimana:

M.E1     =    Potensi Energi Murni yang  tersimpan dalam tubuhnya; 
M.E2  =  Energi  hasil penambahan secara Instrant dari Dukun, Paranormal atau Orang pintar  lainnya (yang berprofessi sebagai pedagang  Ilmu Tenaga Dalam/Tenaga Spiritual/Tenaga Olah Bathin); 
M.E3   =      Energi hasil kolaborasi dengan Jin, Syetan dan Iblis ;  dan,
M.En  =    Energi   dari    berbagai     sumber   lainnya yang tidak Ilahiah.   Pada akhirnya bercampur baurlah segala macam energi yang tidak sesuai dengan kondisi fitrahnya sebagai manusia di dalam  dirinya,  yang cepat atau lambat akan berakibat buruk terhadap jiwa maupun fisik tubuhnya  dan suatu saat nanti mereka sendiri yang  akan membayar mahal akibat dari prilaku tersebut.

Apalagi saat ini,  banyak kita temui orang-orang  yang telah mencoba mempelajari  Olah Tenaga Dalam (OTD) misalnya melalui Ilmu Olah Pernafasan, Olah Gerak Tertentu, Meditasi, Hypnonotisme, Spiritisme,  ataupun Olah Konsentrasi  yang bertujuan diantaranya adalah untuk mendapat kemanfaatan dibidang kesehatan jasmani maupun rohani,  mendapatkan kemudahan/ fasilitas dalam kehidupan, ketenangan jiwa, kepuasan bathin, mendapatkan  kemampuan spiritual tertentu dan bagi yang peka akan mengalami berbagai fenomena seperti dorongan  dan putaran secara fisik.  

Sampai sejauh ini masih sedikit sekali orang yang dapat memahami begaimana memahami dan mempelajari Olah Tenaga Dalam (OTD)  menurut kaedah  Rasionalitas dan Logis  dapat dikaji secara  Ilmiah,  tidak menyimpang dari syari’at Agama, serta jauh dari unsur-unsur yang bersifat mistik dan klenis menyesatkan.    Hal ini perlu dipahami dan dicermati secara baik agar kita dapat membedakan antara unsur-unsur ilmiah dalam OTD dan unsur yang bersifat mistis dan klenis dalam Ilmu-ilmu Tenaga Dalam lainnya yang kalau kita cermati dan perhatikan perbedaannya kadang-kadang sangatlah  tipis. 

Kalaulah  mereka mau menyadari bahwa manusia telah ditrakdirkan sebagai khalifah di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan  kemampuan Fisik maupun Rohaniah dalam rangka penciptaan barang produksi nyata yang diupayakan oleh Kemampuan Akal  (Kecerdasan Otak/IQ), Kemampuan Emosional (Kecerdasan Emosi/EQ) dan  Kemampuan Spiritual (Kecerdasan Spiritual/SQ) dari  jiwa yang mempunyai daya/Kekuatan Inner Power  (Kekuatan Murni  Dalam Tubuh).    Oleh karena itu agar Inner Power (kekuatan murni dalam tubuh) ini semakin  besar kapasitasnya pada tahapan pertama harus diselaraskan terlebih dahulu dengan menyerap kekuatan daya dari bahan baku lingkungannya,  kekuatan Daya Gravitasi  Inti Bumi  dan Daya Gravitasi Alam Semesta  (Gravitasi Prana Alam) yang bersifat Ilahiah  dan mengikuti Hukum Sunatullah.  

Bila kita mau mencermati, menganalisa dan memahami  bahwa menurut Firman Allah dalam Al-Qur’an   alam semesta ini  (Bumi dan Langit berserta isinya) bertasbih (patuh/taat/tunduk) senantiasa mengikuti perintah Allah.  Dengan memohon izin dan ridho kepada Allah sebagai pemilik dan pencipta kedua daya tersebut,  maka proses perubahan bioelektromagnetik  manusia sebagai  mikrokosmos dapat diselaraskan dengan medan elektromagnetik alam semesta sebagai makrokosmos.  Karena,  menurut Firman-Nya semua materi alam semesta ini memang  diciptakan oleh Allah bagi manusia untuk dimanfa’atkan secara bijaksana sesuai dengan  kebutuhan dan  kepentingan  manusia itu sendiri, tidak diciptakan hanya untuk main-main dan juga tidak diciptakan sia-sia. 

Qs. Al-Baqarah ayat 29:  ”Dialah yang telah menciptakan apa yang ada di bumi ini semuanya untuk kamu (manusia)”.

Qs.  Shaad ayat 27:  ”Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya sia-sia”.

Qs.  Al-Ambiayaa’ ayat 16:  ”Dan tidaklah Kami ciptakan langit  dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya buat main-main”.

 Dan pada tahapan berikutnya melalui ke dua daya ini dapat dikirimkan sinyal medan listrik dan medan magnetnya  ke wilayah alam semesta lainnya  untuk memperlancar getaran/gelombang komunikasi antar alam semesta atau makhluk lainnya. 

Contohnya,  dalam bidang telekomonikasi para ahli telah memanfaatkan gelombang radio dengan frekuensi  30 kHz -300 kHz (gelombang panjang  dan komunikasi jarak jauh),  300 kHz -30 MHz  (gelombang  medium lokal dan  komunikasi jarak jauh),  3  MHz -30 MHz  (gelombang  pendek dan  komunikasi jarak dekat pada radio amatir dan radio CB),   30  MkHz -300 MHz  (Radio FM, Panggilan Darurat,  Radio Polisi),   300  MHz – 3  GHz   (gelombang TV),  dan  di atas 3   GHz  (komunikasi satelit,  radar,  telepon  dan saluran televisi).  Artinya dengan pemanfaatan getaran gelombang  yang tersedia di alam semesta  manusia telah mampu  mengirim  getaran suara  yang berisikan pesan, berita, data, gambar, maupun tulisan berupa informasi  jarak jauh tanpa harus  berpindah tempat ke daerah penerima pesan,   seperti penggunaan pesawat telepon, telepon digital (HP),  televisi , e-mail, faxi  mail,  chatting, SIG dll.  Namun semua contoh diatas masih bergerak dalam area kaedah Hukum Fisika yang bersifat material,   belum memasuki arena hukum Metafisika  (Im-material).

Proses pembelajaran dalam Satya Buana ini bukan bertujuan untuk memperoleh kesaktian, kehebatan, kekebalan dan lain sebagainya, akan tetapi tujuan utamanya untuk memperoleh kesehatan yang prima bagi para pesertanya,  sehingga otaknya dapat berfikir secara jernih dan seimbang dalam menyusun program berprikehidupan yang lurus, jujur dan ikhlas sesuai dengan tuntunan dari Sang Pencipta dirinya Allah Azza Wa Jalla,  sedangkan dampak lainnya yang diperoleh hanyalah  berfungsi sebagai bonus saja. 

Agama Islam adalah pedoman manual/aturan untuk mencapai arah tujuan hidup yang benar lagi lurus,  sedangkan Satya Buana adalah ilmu yang memanfaatkan bahan baku gravitasi bumi dan gravitasi alam semesta yang telah dirumuskan dalam aturan hukum Agama  Islam yang dapat dimanfa’atkan bagi manusia (mikrokosmos) antara lain  dapat digunakan dibidang kesehatan,  agar  manusia menjadi sehat secara jasmani maupun rohani dan selalu  tetap selaras dengan getaran alam semesta itu sendiri.  Dengan harapan, jika seseorang umat itu sehat lahir dan bathin,  sehat mental dan spiritual, sehat jasmani dan rohani, mereka akan dapat memahami, mengerti, meyadari dan menjalankan syari’at agamanya dengan baik, sempurna dan ikhlas hanya untuk Allah SWT. semata.

Pada satu sisi pendekatan metodologi  Satya Buana terhadap manusia dengan memanfaatkan gelombang bioelektromagnetignya seperti yang  telah dijelaskan di dalam Ilmu Kedokteran,  maka pendekatan pada alam semesta tak ubahnya seperti teori dan aplikasi Ilmu Fisika memanfaatkan kekuatan atom, angin,  gelombang  ombak, gelombang radio,  cahaya matahari,  air terjun,  uap,  gas bumi,  energi fosil,  batu bara dan  lain sebagainya sebagai kapasitor pembangkit tenaga elektrik dan magnet untuk berbagai keperluan manusia. 

Dalam bidang Kejiwaan sebagaimana dijelaskan dalam Ilmu Psychologi akan  mengarahkan manusia pada pencapaian kondisi Super Ego, sehingga terciptanya  kondisi prilaku terpuji dan akhlak mulia sebagai makhluk sosial dalam tatanan hubungan horizontal sesama manusia maupun  terhadap makhluk lainnya,  sehingga terbentuklah dalam dirinya keseimbangan antara kehidupan dunia (cenderung materialistis) dan kehidupan akhirat (cenderung melupakan dunia). 

Sedangkan dibidang Rohani  menisyaratkan pembuangan limbah metafisik dan menjauhkan diri dari prilaku kafir, musyrik, syirik, bida’ah, takabur dan kurafat  serta perbuatan tercela lainnya.  Kesemuanya akan berujung kepada  “Proses pebelajaran mengenal diri sebenar diri”  agar tercapai tingkat kerendahahn hati serta penyerahan  diri  secara totalitas kehadapan Rabb Yang Maha Pencipta dan Maha Berkuasa”.

Dengan mengikuti proses pembelajaran dalam Pelatihan Olah Tenaga Dalam (POTD) Satya Buana,  sebenarnya adalah sebuah proses pembelajaran yang ditempuh secara Normal dan Universal,  bukan proses pembelajaran Para Normal  atau   Pedukunan atau bernuansa Klenis,  karena segala aktivitas kegiatan maupun aplikasi ke Ilmuannya   bersifat:  logis, universal, holistic, intergral,  transparan  (tidak ada rahasia yang disembunyikan)  serta ilmiah yang dapat dibuktikan baik secara Biologis-Anatomis, Fisiologis, Psichologis, Neurologis,  Fisika, Metafisika maupun Ajaran Syari’at Agama Islam,  tetapi tidak pula sekuler. 

Seperti halnya Teori Creato ex Nihilo  menunjukkan bahwa sebelum berlatih untuk memperoleh kondisi Inner Power,  maka yang ada dalam dirinya adalah ketiadaan  yang energinya Nol dan setelah pembentukan sejumlah materi dan energi (bioelektromagnetik)  yang bersifat positif,  bila dibandingkan dengan energi yang bersifat negatif seperti energi potensial (efek daya gravitasi)  yang sama besarnya,  sehingga jumlah keduanya tetap Nol Besar (Netral).  

Oleh karena itu terdapat 6 ciri khas pembeda antara Metodologi Olah Tenaga Dalam Satya Buana terhadap Olah Tenaga Dalam lain yang sejenis,  yaitu:

1.      Potensi energi diperoleh melalui olahan diri sendiri (Inner Power/Tenaga Inti Murni dalam tubuh) dengan bahan baku olahan adalah Daya Inti Bumi (Gravitasi Bumi) dan daya Prana Alam (Gravitasi Alam Semesta), bukan berupa isian non fisik bersifat Instant seperti pengamalan mantra-mantra tertentu,  pertapaan, samedi, menghadirkan makhluk dimensi lain dengan cara berkolaborasi dan lain sebagainya.

2.      Tenaga Dalam diolah melalui metodologi Olah Konsentrasi, Olah Gerak (jurus) tertentu (mirip gerakan senam kesegaran jasmnani berbasiskan gesekan dan  gerakan berputar)  dan Olah Nafas  (Nafas Segi Tiga,  Nafas Tarik dan Lepas Halus  dan Olah Nafas Berirama melalui hidung berpusat di kundalini),  diperkuat dengan dzikir dalam hati  yang ikhlas kepada Allah Azza Wajalla,  bukan pembacaan mantra tertentu yang tidak jelas maknanya.  

3.      Medan getaran energi tenaga dalam adalah bersifat vertical sehingga sulit dideteksi oleh  pihak lain,  bukan bersifat horizontal  yang gampang terdeteksi.

4.      Hasil olahan tenaga dalam tidak tersimpan dalam tubuh, akan tetapi tubuh hanya berfungsi sebagai katalisator (receiver, transmitter, konduktor, transpormator dan induktor)  dari medan energi alam semesta,  kapan saja siap untuk digunakan atau tune-in (sudah terprogram dan di-install dalam tubuh).

5.      Medan getaran energi tenaga dalam bersifat mengisap,  memancar,  meluruhkan, menetralisir,  melemahkan  energi/tenaga dalam  dari pihak lain,  bukan  bersifat  menyerang  atau membalas.

6.   Setiap  tingkatan dan jenjang  punya falsafah, setiap awal latihan dimulai dengan do’a dan ditutup  dengan do’a yang ikhlas kepada Allah SWT, setiap  jurus dimulai dengan niat dan tujuan gerakan jurus, sehingga setiap tingkatan akan tahu apa hasil yang akan diperoleh  sampai kepada tujuan akhir kepelatihan.  

 Untuk memudahkan kita dalam memahami bagaimana Olah Tenaga Dalam dapat dikaji secara Ilmiah dan dapat diterima menurut akal pikiran kita,  maka perlu kita kaji terlebih dahulu fenomena apa yang ada  didalam tubuh dan bagaimana fenomena itu dapat terjadi dan bagaimana  pula  fenomena itu dapat mempengaruhi,  diolah dan dimanfaatkan  untuk berbagai keperluan manusia. 

Fenomena yang ada di dalam tubuh manusia secara jelas dan telah dibuktikan secara Ilmiah adalah adanya sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh setiap makhluk hidup.  Fenomena seperti ini dalam bahasa ilmiahnya sering disebut dengan Biolistrik dan Biomagnet (Bio-energi).

           Dengan adanya sifat  Bioelectricity  dan Biomagnetism  didalam tubuh  manusia,  berarti tubuh memiliki suatu kemampuan untuk memancarkan dan atau  menangkap (menyerap) gelombang elektromagnetik  dengan frekuensi yang rendah (sehingga tubuh dapat dipandang sebagai stasiun pemancar  dan penangkap gelombang radio).

Pada tahun 1960  seorang ahli fisika dari  Australia  (khususnya dalam bidang Biofisika) mengungkapkan  betapa pentingnya sifat kelistrikan dan kemagnetan di dalam tubuh makhluk hidup  dan dinyatakan telah menjadi sebuah  Teori dan Filosofi Kelistrikan (Biolistrik) dan Kemagnetan (Biomagnet) dalam tubuh”  sebagai berikut:

“Suatu Organisme/makhluk hidup dikatakan hidup jika organisme tersebut mempunyai kemampuan dalam membangkitkan Biolistrik dan Biomagnet yang ada diadalam dirinya”.

Begitu kuatnya filosofi ini, maka ada berberapa pertanyaan yang layak untuk kita ajukan antara lain:
  
·         Apakah memang ada sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh kita ?
·         Bagaimana terjadinya sifat kelistrikan dan kemagnetan tersebut ?
·         Dipengaruhi oleh apa saja sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh    tersebut ?

          Kajian yang diungkapkan dalam tulisan  kami kali ini adalah sebagian kecil  saja tentang sifat kelistrikan dan kemagnetan di dalam tubuh manusia serta hubungan dengan Kepelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana serta beberapa aspek kajian fisika dan metafisika,  diantaranya menyangkut  tentang sifat-sifat  kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh,  dikaitkan dengan olah nafas,  olah konsentrasi, olah gerak jurus berbasis putaran dan gesekan, resonansi (tunning) gelombang  listrik dan magnet, prinsip superposisi, interferensi dan modulasi gelombang dalam tubuh, Hukum Telapak Tangan Kanan, efek foto listrik,  prilaku gelombang cahaya dan beberapa fenomena Fisiologis, Psichologis dan aspek Spiritual diri manusia dalam Tatanan Pelatihan Olah Tenaga Dalam untuk keperluan kesehatan jasmani maupun rohani.

           Harapan kami setelah anda membaca dan mencermati buku ini, setidak-tidaknya anda akan mendapatkan sebuah gambaran bahkan mungkin pemahaman dan pengertian yang mendalam tentang Olah Tenaga Dalam dari  berbagai sudut pandang.  Kami juga sengaja menyajikan beberapa batasan istilah yang kami gunakan dalam buku ini dengan maksud untuk membentuk atau menciptakan kesamaan pengertian/pemahaman/persepsi tentang makna dari suatu istilah  yang berkaitan atau sering digunakan didalam kepelatihan Tenaga Dalam terurtama Pelatihan Tenaga Dalam Satya Buana, agar setiap orang yang membaca buku ini  mempunyai pengertian yang sama terhadap sesuatu istilah yang digunakan, sehingga tak terjadi mis-komunikasi (salah penafsiran saat berkomunikasi) atau  miss-understanding  (salah paham)  dan lain sebagainya.

Salah paham, salah pengertian, salah tafsir,  salah interpretasi, sering menimbulkan  buruk sangka,  fitnah,  akibatnya terjadi  jurang  perbedaan  pemahaman dan  pengertian  yang dalam  diantara semua orang.  Untuk itu maka perlu adanya  kesamaan  pengertian dan pemahaman, agar  tidak terjadi saling tunding, saling menyalahkan, saling tuduh yang tak berujung  atau  mengganggap dirinyalah yang paling benar.  Perlu diingat tidak ada kebenaran mutlak diatas muka bumi ini dan kita hanya mampu mendekati kebenaran tersebut,  semuanya serba relatif,  yang  benar adalah Allah Yang Maha Benar  dan  Maha Mengetahui.

Kenyataan  yang sering kita temui, terutama orang awan yang belum pernah samasekali mengetahui Dunia Tenaga Dalam,  barangkali mungkin petanyaan pertama kali  muncul  saat mendengar tentang  Berlatih Tenaga Dalam adalah apakah hukumnya mempelajari Tenaga Dalam ?  Apakah diperbolehkan dari sudut syari’at Agama terutama agama Islam (bagi yang beragama Islam) ?   Apakah belajar Tenaga Dalam dapat didikaji dan diterima melalui akal sehat, logis, ilmiah, konkrit, wajar dan seterusnya ?  Apa beda olah tenaga Dalam dengan dunia paranormal,  klenis, pedukunan, ilmu pengetahuan  ilmiah dan teknologi, dan  dunia ghoib ?  Untuk menjawab semua pertanyaan ini, kami  telah mencoba menjelaskan  secara rinci dalam beberapa tilisan kami dalam blogger  ini untuk dicermati, agar kita dapat mengenal, memahami dan menganalisa dengan akal dan hati yang jernih seperti apakah yang dikatakan dengan Olah Tanaga Dalam tersebut. 

Kami telah berupaya memberikan penjelasan dengan seterang-terangnya baik pemahaman Tenaga Dalam bersifat umum dan  Olah Tanaga Dalam secara khusus menyangkut Tenaga Dalam tertentu, seperti Pelatihan Olah Tanaga Dalam Satya Buana.   

Kami juga menyajikan  beberapa contoh pemikiran baik yang berasal dari praktisi Tenaga Dalam,  eks praktisi tenaga dalam,  maupun pengamat Tenaga Dalam yang kadangkala memang memiliki cara pandang yang berseberangan (kontroversial) satu dengan lainnya.  Salah satu contoh pengungkapan tentang istilah Tenaga Metafisika,  menurut penulis terdapat pencampuradukan pemahaman antara makna Ilmu Pengetahuan Konvensional (Ilmiah) dengan  pemaknaan berdasarkan persepsi  non ilmiah (dogmatis). 

Menurut penulis pemahaman istilah Tenaga Metafisika berdasarkan makna Ilmu Pengetahuan Konvensional (Ilmiah) adalah energi yang dihasilkan atas  dasar hukum-hukum metafisika atau diatas kekuatan hukum-hukum fisika.  Sedangkan  pemahaman istilah  Metafisik persepsi non ilmiah seringkali dalam penterjemahannya dikaitkan dengan kekuatan metafisik atau kekuatan diatas fisik seperti kekuatan paranormal, supranatural, kekuatan jin, karomah dan yang sejenis dengan itu, akibatnya bercampur aduklah (rancu) antara pengertian Metafisika menurut sudut pandang ilmiah terhadap sudut pandang kekuatan ghoib atau Metafisik.  Akhirnya terjadi kesimpangsiuran pengertian yang diawali oleh perbedaan persepsi dan sudut pandang terhadap istilah Metafisika. 

Secara khusus kajian tentang aspek Metafisika akan kami sajikan pada artikel  tersendiri.  Walaupun demikian kami tetap mencoba menyajikan berbagai sudut pandang sekalipun terdapat perbedaan pemahaman dengan harapan  dapat memperkaya  wacana dan pengetahuan para pembaca.  Selamat membaca, semoga buku ini akan menambah wacana dan  kreativitas berfikir anda.

           Jika didalam banyak penjelasan didalan buku ini nanti anda dihadapkan pada pelbagai penjelasan yang besifat sangat Imiah,   ini bukan berarti kami seakan-akan memaksakan mengilmiah-ilmiahkan  Olah Tenaga Dalam, misalnya untuk tujuan mempengaruhi pola pikir anda,  tapi menurut kami kalau memang itu ilmiah kenapa harus ditutup-tutupi.   Yang jelas mari kita mencoba memahami sesuatu hasil karya itu tidak hanya dari pola pikir kita,  tapi kajilah dari berbagai sudut pandang lain secara fair,  agar kita dapat bersikap adil dan bijak dalam memahami dan menilai sesuatu.



4 komentar:

  1. bagaimana penjelasan ilmiahnya?kurang bisa dipahami secara logis, yang ada malah berbau magis

    BalasHapus
  2. Ass wr/wb.Pertama-tama terims atas respons anda..anda mengatakan penjelasan dlm tulisan saya kurang bisa diterima secara logis dan berbau magis...yg jelas mari kita buka dulu hati dan kendalikan fikiran karena ego manusia bersemayam dalam fikiran...yang cenderung membuat manusia mau menang sendiri dan menutup mata hatinya utk tidak menerima buah fikiran atau pendapat siapapun...saya tidak mengajak siapapun untuk berdebat atau menerima cara pandang saya..karena perdebatan dan perselisihan itu dialarang dalam agama..tapi perbedaan itu adalah rahmat dari Yang Maha Esa agar meperkaya wahana berfikir dan hati kita..itu prinsip yang sy pegang teguh selama ini...jika anda siap mengubah mindset anda seperti yg saya maksud maka saya anggap anda siap membuka hati dan fikiran untuk memahami buah fikiran orang lain...baik di bab awal jika anda cermati penjelasan saya sudah banyak sekali contoh kajian ilmiah dan sudut pandang Islami ttg pemahanan tenaga dalam...saya akui utk memahami ini kita harus banyak dibekali referensi tentang hukum-hukum alam (hukum materi) yg bisa dipelajari baik dalam ilmu kimia, fisika, matematika (ilmu alam-falaq) yang turunannya bisa biologi, biofisika, neourologi, physichologi, dll sebagainya...yg paling sulit apabila kita masuk kedalam ilmu yang lebih tinggi yi ilmu metafisika atau ilmu diatas ranah fisika (non material/non fisika) butuh bekal kecerdasan SPIRITUAL dan kecerdasan TAUHID (INI YG TIDAK DIMILIKI OLEH ILMUAN BARAT yg bukunya sering kita pelajari)...jadi untuk memahami apa yang saya maksud bekal ini mutlak sehingga kita bisa memahami koridor dan tafsiran tentang apa itu hukum-hukum alam bersifat ilmiah dan apa pula koridor hukum-hukum non ilmiah (metafisika)...rumus-rumus fisika yg saya contohkan itu adalah pengajawentahan dari ranah ilmu pengatahuan konvensional yg kita kenal dri ilmuan dunia barat yg kita pelajari di bangku sekolah...namun mereka tidak mampu mengungkap hubungan antara ranah fisika dengan ranah metafisika sampai saat ini...jadi unutk mengatakan apa itu ilmiah..apa pula metafisika..klenis..magis.... sihiir..paranormal.. pedukunan...menurut saya kita harus dibekali dulu ilmu pengatahuan tentang semua itu...jangan samapai kita melakukan tuduhan ..apalagi fitanah ...mengatakan orang itu sesat...salah...tidak benar..shg jadi dosa yg tidak sengaja kita lakukan...pada hal pengetahuan kita belumlah seberapa memahami semua ranah tsb...maaf saya yakin mungkin anda telah dilengkapi dengan semua pengetahunan tntang itu..jika belum pelajarilah dengan sabar..hati yg jernih..karena utnuk memahami semua itu sangatlah panjang butuh korbanan waktu, tenaga, fikiran dan finasial...krn itu pengalaman saya juga...mungkin seumur hidup pun belum akan tuntas dan sempurna apapun yg kita dapat..sebab semakin banyak orang tau maka dia merasa semakin tidak tau apa-apa.. bagaikan meminum air laut semakin diminum semakin haus.. itulah ilmu...kemudian saran saya kuatkan aqidah, syari'at ke ikhlasan dulu...karena banyak yg tergelincir karena 3 hal tsb tidak kuat menerima semua godaan, ujian dan cobaan dlm menimba ilmu...karena janji Allah Dia akan anggkat satu derajad bagi orang-orang yang berilmu...ingat satu derajat ukuran Alllah tidak akan mampu diukur oleh manusia sehebar dan alat tercanggih apapun di dunia ini...trima kasih semoga anda memaafkan saya atas segala kekeliruan saya ...krna sya juga manusia naif, lemah dan tidak berdaya apa-apa...ubun-ubunku berada dalam genggaman Yang Maha Pencipta ....terima kasih ws. wr. wb..

    BalasHapus
  3. assalamualaikum?
    maaf mau nanya...tahun berapa ya satya buana didirikan?

    BalasHapus
  4. assalamualaikum?
    maaf mau nanya...tahun berapa ya satya buana didirikan?

    BalasHapus