Sabtu, 30 Juni 2012

NAMA-NAMA AL-QUR’AN DAN PEMBUKTIAN AL-QUR’AN ADALAH MU’JIZAT OLEH BEBERAPA AHLI


NAMA-NAMA AL-QUR’AN  DAN  PEMBUKTIAN  AL-QUR’AN
ADALAH MU’JIZAT OLEH BEBERAPA AHLI

  SEBUAH DIALOGIS MENGGALI DAN MELENJITKAN  POTENSI DIRI  
Bengkulu  :  Juni 2012.   
Inspirator  :  Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)


A.  Nama atau Sebutan Al-Qur’an.


Al-Qur’an diturunkan dalam masa waktu selama  22 tahun, 2 bulan dan 22 hari,  yang berisi  600 ayat  yang diturunkan khusus untuk menjawab persoalan yang sedang terjadi ketika itu atau memiliki latar belakang, yang kita kenal dengan istilah  Asbabu an-Nuzul (sebab-sebab turunnya wahyu).   Terdapat paling tidak  lima  kewajiban kita terhadap Al-Qur’an,  yaitu :
  
  1. Mengimaninya,
  2. Mempelajarinya,
  3. Mengamalkannya,
  4. Mendakwahkannya,
  5. Membelanya.

Kemudian  terdapat 16 nama atau sebutan  dan sifat Al-Qur’an, yaitu :
 
1.   Al-Qur’an  (Bacaan), disebut Al-Qur’an menurut Muhammad Abdullah Daraz  sebab ia dibaca dengan lisan.

2.   Al-Kitab (Kitab),  menurut Manna Khalil Al-Qaththan karena ia ditulis dengan pena dalam bentuk mushaf (lembaran kertas), budaya menghafal dan saling bertemu dalam kajian Islam disebut  “As-Sanad dan Ar-Riwayah”.

3.   Al-Furqan (pembeda), yaitu untuk membedakan yang Haq (kebenaran) dan yang Bathil (Kesesatan).  Sebagai contoh di dalam surah Al-Baqarah, Allah telah membedakan terdapat  tiga tipe manusia,  yaitu:

Orang Taqwa (Muslim), Orang kafir, dan Orang Munafik.  Sifat orang  bertaqwa dalam   Surat  Al-Baqarah ayat 1 - 5 :

(1). Beriman kepada yang Ghaib,
(2). Mendirikan Sholat, 
(3). Menafkahkan sebagian rezeki,
(4).  Beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan
      kepada Nabi Muhammad dan Kitab-kitab yang telah
      diturunkan sebelumnya dan,
(5). Yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

                    Selanjutnya dalam surah Al-Baqarah ayat 6 dan 7, Allah telah menerangkan sifat 
                    dasar dari   orang kafir, yaitu : 

(1). Suka berdusta,
(2). Suka menipu,
(3). Berbuat kerusakan,
(4). Merasa sedang berbuat kebaikan,      
(5). Menganggap bodoh orang lain,
(6). Suka memperolok-olok orang lain,
(7). Sering terombang-ambing (ragu), dan
(8). Mengganti petunjuk dengan kesesatan.

4.  Adz-Dzikir (peringatan)  dan   5.  Nadzir (pembawa peringatan)
Sebagai contoh dalam Surat Al-Baqarah  ayat 36, memperingatkan bahwa pendengaran, penglihatan dan hati akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di Yaumil  Akhir nanti.

6.   At-Tanzil  (Yang Diturunkan).  
Contoh  Surat An-Nur  diturunkan  sebagai  jawaban atas peristiwa  ketika  istri Nabi difitnah,  Surat At-Taubah ayat 43 sebagai tegoran kepada nabi mengizinkan seorang munafik tidak ikut Perang Tabuk,  Surat Al-‘Abassa tentang kisah nabi memalingkan  muka dari Abdullah bin Ummu Maktum ketika sedang melayani pembesar Quraisy. Surat Al-Insan ayat  1 - 10  menjelaskan tentang perkembangan “janin dalam rahim”,  Surat Al-Anbiya’ ayat 30  menceritakan tentang terjadinya bumi dan langit,  dan ini dibenarkan oleh ilmuawan  modern Stephen Hawking dengan teori “Big-Bang”, kemudian ada pertemuan antara dua laut (muara) ada pemisah seperti dinding dalam    Surah Ar-Rahman (55)  ayat  19-20.

7.   An-Nur  (Cahaya)  sebagai sumber cahaya ilmu pengetahuan.
Seperti Ilmu Statistik tentang Cacah Jiwa telah dimulai dari zaman Rasullullah sesuai dengan  riwayat Imam Bukhari dalam Kitab Fathu al-Bary Syarh Shahih al-Bukhary (Dar as-Salam: Riyadh,  2000) jilid VI vol. 56  dan Bab 181 (Kitabah al-Imam an-Nas)  hal. 214 karya Ibnu Hajar al-‘Asqalany :  bahwa Rasulullah meminta Huzaifah r.a mencacah  penduduk Medinah yang  memeluk agama  Islam.

8.   Mubarak (Yang Diberkahi)

 9.      Busyra (Kabar Gembira), dan   
10. Basyir  (Pembawa Kabar Gembira), kalimat yang terkandung dalam Al-Qur’an terdiri dari:
a.   Berbentuk  Kalimat Berita  (Al-Khabar).
b.  Berbentuk  Kalimat Permintaan   (Thalab).
c.    Berbentuk  Kalimat Perintah   (Al-Insya’).

Bagi orang yang beriman,  semakin tinggi keimanannya,  maka  ia akan merasa sangat tersentuh dengan kabar gembira dalam Al-Qur’an, sebab ada dua hal:

a.  Pertama:  Karena takut tidak dapat meraih berita gembira (surga),  bagi orang yang banyak dosa.
  
b.   Kedua: Karena sangat merindukan berita gembira itu menjadi  kenyataan,   bagi orang yang beriman dan banyak beramal saleh.
 
11.    Mubin (Yang Menerangkan).

12.    “Aziz” (mulia), diambil dari kata ‘Ain dan Zai yang memiliki arti     “Kekuatan”, “ Kekukuhan” dan “Kemantapan”.

13.    Majid (Yang dihormati).

14.    Al-Huda  (Petunjuk).

15.    Syifa (Obat), seperti cerita Ubay bin Ka’ab r.a, ada orang Badui membawa saudara laki-lakinya yang kesurupan, lalu Nabi menjampinya dengan Surah Al-Fatihah, empat ayat awal surah Al-Baqarah, dua ayat berikut “Wa ilahukum dan ayat Kursyi, tiga ayat terakhir surah Al-Baqarah, ayat 18 surah Ali Imran, ayat 54 surah Al-A’raf, akhir surah Al-Mu’min, ayat 3 surah Al-Jin, sepuluh awal surah Ash-Shaffat,  tiga ayat terakhir surah  al-Hasyir dan tiga surah terkhir (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas),  lalu laki-laki itu berdiri seakan-akan tidak pernah sakit  (HR Hakim).  

Abi Sa’id al-Khudri menceritakan sahabatnya mengobati orang digigit ular  dengan surah Al-Fatihah kemudian menceritakan dengan nabi.   Kemudian penulis buku ini mengobati penyakit Usus Buntu dengan surah Al-Fatihah dan Asy-Syu’ara ayat  80.   Hasil penemuan Prof. Dr. Van Der Hoven  ahli psikologi  Belanda dalam majalah Annida edisi No. 20/XIV/1-15 Agustus 2005, menyatakan bahwa orang non Muslim dan tidak bisa baca Al-Qur’an kemudian disuruh membaca Al-Qur’an dan menyebut nama “Allah” berulang-ulang secara teratur sangat berpengaruh terhadap orang yang sakit maupun sehat, dan dapat terhindar dari penyakit-penyakit psikologis.  Dan setiap kata Allah dapat menyembuhkan penyakit paru-paru dan jantung”. 

16.    Mau’izhah (Nasehat),  dalam perdebatan jika kita ragu tentang sebuah pendapat bacalah surah Al-Hajj (22) ayat 8 atau jika kita sedang bersedih bacalah surah  Al-Anfal  ayat  24.

B.  Pembuktian Ilmiah Al-Qur’an adalah Mu’jizat oleh Para
     Ahli.

       Beberapa ahli dunia telah mencoba mengamati dan meneliti fenomena gejala ataupun prilaku alam semesta, dan mereka telah mendapatkan beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya berkaitan dengan  yang  tertera didalam ayat-ayat Al-Qur’an, sebagai berikut:

  1. Dr. Keith L. Moore.

Beliau adalah seorang ahli Embriologi terkenal Amerika, seorang Doktor alumni Universitas Toronto Canada,  menyatakan bahwa:

Apa yang tercantum di dalam Al-Qur’an itu sungguh tidak mungkin terjangkau oleh Ilmu Pengetahuan yang ada pada abad ke-7  Masehi.  Ini adalah suatu mu’jizat”,   hal tersebut terungkap setelah membaca Surah Az-Zumar (39) ayat 6, Al-Mukminun (23) ayat 13-14   dan Al-Hajj (22) ayat 5.  Ilustrasi tentang foetus (embrio yang telah berkembang) didalam uterus (rahim) baru muncul pertama kali pada abad ke-15 oleh Leonardo da Vinci.  Memang pada abad ke-2  Galen  dalam karyanya “On The Formation of The Foetus” sedikit telah menjelaskan tentang plasenta dan selaput janin. Namun jauh berbeda seperti apa yang diuraikan di  dalam Al-Qur’an.  Sampai abad ke-15 belum ada yang tahu tentang tahapan perkembangan embrio.  Baru pada abad ke-16  Leewenhook menemukan miskroskop, tahapan embrio diketahui tetapi  baru pada embrio ayam.  Sedang apa yang telah di uraikan dalam Al-Qur’an abad ke-7 tentang perkembangan janin baru terungkap pada abad ke-20 oleh  Streeter (1941) dan O’Rahilly (1972).

  1. Prof. Tajasen Tahasen.

Ia adalah seorang Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand  masuk Islam setelah membaca makalah Dr. Keith L.. Moore yang menerangkan  tentang Surah An-Nisa ayat 56:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka.  Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.  Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana”. 

Menurut beliau hasil penemuan ilmiah modern menyatakan bahwa  secara anatomi lapisan kulit kita terdiri dari :  (1).  Lapisan Epidermis,  (2).  Lapisan Dermis, dan (3). Lapisan Sub-Cutis.  Pada lapisan Sub Cutis  banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.  Saat terjadi Combustio Grade III  (luka bakar yang menembus lapisan Sub Cutis)  salah satu tandanya, yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien.  Hal itu karena tidak berfungsinya ujung-ujung syaraf afferent dan efferent yang mengatur persepsi.  Jadi menurut ayat tersebut di atas lapisan kulit yang terbakar itu adalah  lapisan epidermis, sehingga  mereka akan merasakan azabnya.

  1. Mr. Jacques Yves Costeau

Ia adalah  seorang ahli Kelautan (Oceanografi),  setelah melakukan observasi dibawah permukaan laut yang disaksikan oleh jutaan manusia dalam acara televisi “Discovery”, ia merasa aneh menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar di dasar laut yang sangat sedap rasanya karena tidak tercampur atau melebur dengan  air laut yang asin disekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi ke duanya, pada hal tidak ada batas antara ke duanya.   Setelah sekian lama ia mencari jawabannya, maka ia menemukan di  dalam:
Surah Ar-Rahman (55) ayat 19-20: 

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang ke duanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing”. 

Dan  Surah Al-Furqan (26) ayat 53:

“Dan Dia-lah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”.


  1. Prof. William Brown.

Ia telah  melakukan penelitian Ilmiah yang dilaporkan dalam “Journal of Plant Moleculer Biologist. Sekelompok ilmuan melakukan penelitian mendapatkan adanya suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa.  Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.  Selama 3 tahun dilakukan penelitian tentang fenomena tersebut, dan berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat–isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhahiyah) dengan sebuah alat bernama Oscilloscope.  Akhirnya para ilmuan dapat menyaksikan denyutan cahaya elektrik   itu berulang-ulang lebih dari 1.000 kali dalam satu detik.  Setelah semua pakar sains angkat tangan tidak mampu memecahkan fenomena penafsiran ilmiah tentang peristiwa tersebut, maka seorang ilmuan Muslim India mengatakan  peristiwa tersebut ada di dalam  Al-Qur’an Surah  Bani Israil  (17) ayat  44 :

“... Dan tak ada sesuatupun melainkan bertashbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tashbih mereka.  Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar