NAMA-NAMA AL-QUR’AN DAN PEMBUKTIAN
AL-QUR’AN
ADALAH MU’JIZAT OLEH BEBERAPA AHLI
SEBUAH DIALOGIS MENGGALI DAN
MELENJITKAN POTENSI DIRI
Bengkulu
: Juni 2012.
Inspirator
: Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)
A. Nama atau
Sebutan Al-Qur’an.
Al-Qur’an
diturunkan dalam masa waktu selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari, yang berisi 600
ayat yang
diturunkan khusus untuk menjawab persoalan yang sedang terjadi ketika itu atau
memiliki latar belakang, yang kita kenal dengan istilah Asbabu
an-Nuzul (sebab-sebab turunnya wahyu). Terdapat
paling tidak lima kewajiban kita terhadap Al-Qur’an, yaitu :
- Mengimaninya,
- Mempelajarinya,
- Mengamalkannya,
- Mendakwahkannya,
- Membelanya.
Kemudian terdapat
16 nama atau sebutan dan sifat Al-Qur’an,
yaitu :
1.
Al-Qur’an (Bacaan), disebut
Al-Qur’an menurut Muhammad Abdullah
Daraz sebab ia
dibaca dengan lisan.
2.
Al-Kitab (Kitab), menurut Manna
Khalil Al-Qaththan karena
ia ditulis dengan pena dalam bentuk mushaf (lembaran kertas), budaya menghafal
dan saling bertemu dalam kajian Islam disebut
“As-Sanad dan Ar-Riwayah”.
3.
Al-Furqan
(pembeda), yaitu untuk membedakan yang Haq (kebenaran) dan yang Bathil (Kesesatan). Sebagai contoh di dalam surah Al-Baqarah,
Allah telah membedakan terdapat tiga
tipe manusia, yaitu:
Orang Taqwa (Muslim), Orang kafir, dan Orang Munafik. Sifat
orang bertaqwa dalam Surat
Al-Baqarah ayat 1 - 5 :
(1). Beriman kepada yang Ghaib,
(2). Mendirikan Sholat,
(3). Menafkahkan sebagian rezeki,
(4). Beriman
kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan
kepada Nabi
Muhammad dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan
sebelumnya dan,
(5). Yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Selanjutnya dalam surah Al-Baqarah ayat 6 dan 7, Allah telah menerangkan sifat
dasar dari orang kafir, yaitu :
(1). Suka berdusta,
(2). Suka menipu,
(3). Berbuat kerusakan,
(4). Merasa sedang berbuat kebaikan,
(5). Menganggap bodoh orang lain,
(6). Suka memperolok-olok orang lain,
(7). Sering terombang-ambing (ragu), dan
(8). Mengganti petunjuk dengan kesesatan.
4. Adz-Dzikir
(peringatan) dan 5.
Nadzir (pembawa peringatan)
Sebagai
contoh dalam Surat
Al-Baqarah ayat 36,
memperingatkan bahwa pendengaran, penglihatan dan hati akan diminta pertanggungjawaban
oleh Allah di Yaumil Akhir nanti.
6.
At-Tanzil (Yang Diturunkan).
Contoh Surat
An-Nur diturunkan
sebagai
jawaban atas peristiwa ketika istri Nabi difitnah, Surat
At-Taubah ayat 43 sebagai
tegoran kepada nabi mengizinkan seorang munafik tidak ikut Perang Tabuk, Surat
Al-‘Abassa tentang kisah nabi memalingkan muka dari Abdullah bin Ummu Maktum ketika sedang melayani pembesar Quraisy. Surat Al-Insan ayat 1 -
10 menjelaskan tentang perkembangan “janin dalam rahim”, Surat Al-Anbiya’ ayat 30 menceritakan tentang terjadinya bumi
dan langit, dan ini dibenarkan oleh
ilmuawan modern Stephen Hawking dengan teori “Big-Bang”, kemudian ada pertemuan antara dua
laut (muara) ada pemisah seperti dinding dalam
Surah
Ar-Rahman (55) ayat 19-20.
7.
An-Nur (Cahaya) sebagai sumber cahaya ilmu pengetahuan.
Seperti
Ilmu Statistik tentang Cacah Jiwa telah dimulai dari zaman Rasullullah sesuai
dengan riwayat Imam Bukhari dalam Kitab Fathu al-Bary Syarh Shahih al-Bukhary (Dar
as-Salam: Riyadh, 2000) jilid VI vol.
56 dan Bab 181 (Kitabah al-Imam an-Nas) hal. 214 karya Ibnu Hajar al-‘Asqalany : bahwa Rasulullah meminta Huzaifah r.a mencacah penduduk Medinah yang memeluk agama
Islam.
8.
Mubarak (Yang Diberkahi)
9.
Busyra (Kabar Gembira), dan
10. Basyir (Pembawa
Kabar Gembira), kalimat yang terkandung dalam Al-Qur’an terdiri
dari:
a.
Berbentuk Kalimat Berita (Al-Khabar).
b. Berbentuk Kalimat Permintaan
(Thalab).
c.
Berbentuk Kalimat Perintah (Al-Insya’).
Bagi
orang yang beriman, semakin tinggi
keimanannya, maka ia akan merasa sangat tersentuh dengan kabar
gembira dalam Al-Qur’an, sebab ada dua hal:
a. Pertama: Karena
takut tidak dapat meraih berita gembira (surga), bagi orang yang banyak dosa.
b.
Kedua: Karena sangat merindukan berita gembira itu
menjadi kenyataan, bagi
orang yang beriman dan banyak beramal saleh.
11.
Mubin (Yang Menerangkan).
12. “Aziz” (mulia), diambil
dari kata ‘Ain dan Zai yang memiliki arti “Kekuatan”, “ Kekukuhan” dan “Kemantapan”.
13.
Majid (Yang
dihormati).
14.
Al-Huda (Petunjuk).
15.
Syifa (Obat), seperti cerita Ubay bin Ka’ab r.a, ada
orang Badui membawa saudara laki-lakinya yang kesurupan, lalu Nabi menjampinya
dengan Surah Al-Fatihah, empat ayat awal surah
Al-Baqarah, dua ayat berikut “Wa
ilahukum dan ayat Kursyi, tiga ayat terakhir surah Al-Baqarah, ayat 18 surah
Ali Imran, ayat 54 surah Al-A’raf, akhir surah Al-Mu’min, ayat 3 surah Al-Jin,
sepuluh awal surah Ash-Shaffat, tiga
ayat terakhir surah al-Hasyir dan tiga
surah terkhir (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas),
lalu laki-laki itu berdiri seakan-akan tidak pernah sakit (HR Hakim).
Abi Sa’id al-Khudri menceritakan sahabatnya mengobati orang digigit
ular dengan surah Al-Fatihah kemudian
menceritakan dengan nabi. Kemudian
penulis buku ini mengobati penyakit Usus
Buntu dengan surah Al-Fatihah dan Asy-Syu’ara ayat 80. Hasil
penemuan Prof. Dr. Van Der Hoven ahli psikologi Belanda dalam majalah Annida edisi No. 20/XIV/1-15 Agustus 2005,
menyatakan bahwa orang non Muslim dan tidak bisa baca Al-Qur’an kemudian
disuruh membaca Al-Qur’an dan menyebut nama “Allah”
berulang-ulang secara teratur sangat berpengaruh terhadap orang yang sakit
maupun sehat, dan dapat terhindar dari penyakit-penyakit psikologis. Dan setiap kata Allah dapat menyembuhkan
penyakit “paru-paru dan jantung”.
16.
Mau’izhah
(Nasehat), dalam
perdebatan jika kita ragu tentang sebuah pendapat bacalah surah Al-Hajj (22) ayat 8 atau jika kita sedang bersedih
bacalah surah Al-Anfal ayat 24.
B. Pembuktian
Ilmiah Al-Qur’an adalah Mu’jizat oleh Para
Ahli.
Beberapa ahli dunia telah mencoba
mengamati dan meneliti fenomena gejala ataupun prilaku alam semesta, dan mereka
telah mendapatkan beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya berkaitan
dengan yang tertera didalam ayat-ayat Al-Qur’an, sebagai
berikut:
- Dr. Keith L. Moore.
Beliau adalah
seorang ahli Embriologi terkenal Amerika,
seorang Doktor alumni Universitas Toronto Canada, menyatakan bahwa:
“Apa yang tercantum di dalam Al-Qur’an itu sungguh tidak
mungkin terjangkau oleh Ilmu Pengetahuan yang ada pada abad ke-7 Masehi.
Ini adalah suatu mu’jizat”, hal
tersebut terungkap setelah membaca Surah
Az-Zumar (39) ayat 6, Al-Mukminun (23) ayat 13-14 dan Al-Hajj (22) ayat 5. Ilustrasi tentang foetus (embrio yang telah berkembang) didalam uterus (rahim) baru
muncul pertama kali pada abad ke-15 oleh Leonardo
da Vinci. Memang pada abad ke-2 Galen dalam karyanya “On The Formation of The Foetus” sedikit telah menjelaskan tentang plasenta dan selaput janin. Namun jauh
berbeda seperti apa yang diuraikan di
dalam Al-Qur’an. Sampai abad
ke-15 belum ada yang tahu tentang tahapan perkembangan embrio. Baru pada abad ke-16 Leewenhook menemukan
miskroskop, tahapan embrio diketahui tetapi
baru pada embrio ayam. Sedang apa
yang telah di uraikan dalam Al-Qur’an abad ke-7 tentang perkembangan janin baru
terungkap pada abad ke-20 oleh Streeter (1941) dan O’Rahilly (1972).
- Prof. Tajasen Tahasen.
Ia adalah seorang Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Chiang Mai Thailand masuk
Islam setelah membaca makalah Dr. Keith L.. Moore yang
menerangkan tentang Surah An-Nisa
ayat 56:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat
Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha
Bijaksana”.
Menurut
beliau hasil penemuan ilmiah modern menyatakan bahwa secara anatomi lapisan kulit kita terdiri dari
: (1). Lapisan Epidermis, (2).
Lapisan Dermis, dan (3). Lapisan Sub-Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah
dan syaraf. Saat terjadi Combustio Grade III
(luka bakar yang menembus lapisan Sub Cutis) salah satu tandanya, yaitu hilangnya rasa
nyeri dari pasien. Hal itu karena tidak
berfungsinya ujung-ujung syaraf afferent dan efferent yang
mengatur persepsi. Jadi menurut ayat
tersebut di atas lapisan kulit yang terbakar itu adalah lapisan epidermis, sehingga mereka akan merasakan azabnya.
- Mr. Jacques Yves Costeau
Ia
adalah seorang ahli Kelautan (Oceanografi), setelah melakukan observasi dibawah
permukaan laut yang disaksikan oleh jutaan manusia dalam acara televisi “Discovery”, ia
merasa aneh menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar di dasar laut yang
sangat sedap rasanya karena tidak tercampur atau melebur dengan air laut yang asin disekelilingnya,
seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi ke duanya, pada hal tidak
ada batas antara ke duanya. Setelah
sekian lama ia mencari jawabannya, maka ia menemukan di dalam:
Surah Ar-Rahman (55) ayat 19-20:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang ke duanya
kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing”.
Dan Surah Al-Furqan (26) ayat 53:
“Dan Dia-lah yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi”.
- Prof. William Brown.
Ia
telah melakukan
penelitian Ilmiah yang dilaporkan dalam “Journal of Plant Moleculer Biologist. Sekelompok
ilmuan melakukan penelitian mendapatkan adanya suara halus yang keluar dari sebagian
tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam
dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada. Selama 3 tahun dilakukan penelitian tentang
fenomena tersebut, dan berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut
sehingga menjadi isyarat–isyarat yang bersifat cahaya
elektrik (kahrudhahiyah) dengan
sebuah alat bernama Oscilloscope.
Akhirnya para ilmuan dapat menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang-ulang lebih dari 1.000 kali dalam satu detik. Setelah semua pakar sains angkat tangan tidak
mampu memecahkan fenomena penafsiran ilmiah tentang peristiwa tersebut, maka
seorang ilmuan Muslim India mengatakan
peristiwa tersebut ada di dalam
Al-Qur’an Surah Bani Israil
(17) ayat 44 :
“... Dan tak ada sesuatupun melainkan bertashbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tashbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar