PETUNJUK
RINGKAS (SUMMARY) KEPELATIHAN SATYA BUANA
PEDOMAN KEPELATIHAN DAN KEILMUAN
SATYA BUANA
Sebelum memasuki pejelasan tentang sinergisitas antara Kaedah Hukum-hukum Fisika/Metafisika terhadap Proses Fisiologis yang terjadi dalam tubuh para peserta aktif Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana untuk
masing-masing Tingkat dan
Jenjang ke pelatihan sebagai kelanjutan dari pemahaman
umum tentang gelombang bioelektromagnetik, anatomis tubuh, proses fisiologis dan psichologis tubuh
manusia, ada baiknya kami jelaskan sekilas gambaran tentang Tingkat dan Jenjang yang ada di dalam ke Pelatihan
Satya Buana, Falsafah dan Niat
masing-masing Tingkat dan Jenjang.
Ada baiknya juga
kami berikan sedikit gambaran umum tentang
Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana
sebelum kita masuk
kedalam materi bahasan sesuai dengan judul buku ini; agar pembaca, pemerhati dan pengamat bahkan
peminat, sedikit mendapat gambaran
tentang ke- Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana (bagi Peminat yang ingin mengetahui lebih jauh dapat
membaca Buku Pedoman Umum Satya Buana, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
serta Pedoman Kepelatihan Satya
Buana).
PEDOMAN PELATIHAN DAN SILABUS
Setiap peserta POTD Satya Buana agar proses latihan
memberi hasil yang maksimal maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
A. Pedoman Umum
Kepelatihan Satya Buana.
Pedoman
umum yang harus diikuti dan dilakukan oleh peserta pelatihan yang berlatih
harus melalui tahapan latihan sebagai berikut :
1.
Melakukan
doa pembukaan.
2.
Duduk
nafas pemanasan.
3.
Gerak jurus
Pemula dan Tiga Serangkai (wajib untuk peserta di atas TS).
4.
Gerak
jurus pada tingkat dan jenjang masing-masing. (porsi latihan harus dipenuhi).
5.
Pengintian niat dan pelepasan medan niat.
6.
Duduk
nafas pendinginan.
7.
Jurus
penutup.
8.
Doa
Penutup.
Beberapa istilah yang terkait dengan Kepelatihan, yaitu:
1. NIAT.
Niat
adalah suatu akumulasi keinginan yang terprogram di dalam otak dan dikuatkan
dalam hati. Di dalam Kepelatihan Satya
Buana, Niat adalah sebuah akumulasi energi yang diprogram melalui otak yang tertanam didalam hati dalam mencapai suatu
tujuan. Sedangkan didalam khasanah Islam niat merupakan penentu dari setiap
perbuatan (amal) seseorang, sesuai dengan Hadis Rasulullah
mengatakan: “Segala sesuatu Amal perbuatan seseorang tergantung pada niatnya, jika
niatnya baik maka hasilnya akan baik, sebaliknya jika niatnya jahat
hasilnya akan jahat juga”. Menurut pandangan pemikir Islam yang mu’tabar dalam
membahas persoalan niat dan khusyuk,
Muhammad Al-Qardhawi menjelaskan definisi niat sebagai berikut:
a. Niat
adalah suatu kemauan yang kuat.
b. Niat
adalah tujuan yang terbetik didalam hati.
c. Niat adalah dorongan hati yang
dilihat sesuai dengan tujuan, baik berupa rumusan demi mendatangkan manfaat
atau menghindarkan diri dari mudarat, baik fisik-material maupun
psikis-spiritual.
d. Niat
adalah tujuan sesuatu yang disertai dengan pelaksanaannya.
e.
Hakikat niat adalah pengaitan tujuan dengan hal tertentu
yang dituju.
Imam Al-Ghazali menyimpulkan
pendapat yang berkembang ketika mencba menjelaskan hakikat khusyuk, antara lain
adalah: (1). Kehadiran hati, (2).
Mengerti apa yang dibaca dan diperbuat, (3). Mengagungkan nama Allah SWT, (4). Merasa penuh harap kepada ALLAH, (5).
Merasa malu terhadap-Nya.
Dalam Al-Quran Allah
berfirman:
“… Sesungguhnya yang demikian
itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang yang meyakini
bahawa mereka akan kembali (bertemu) kepada-Nya”. (QS. Al-Baqarah [2]: 45-46)
Di
dalam Kepelatihan Satya Buana, Niat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a.
Niat
meliputi niat umum yaitu yang telah ditentukan dalam hakekat Satya Buana.
b.
Niat
khusus yaitu niat yang ditentukan di masing-masing tingkat/jenjang atau jurus.
2. DISIPLIN.
Disiplin
adalah suatu pernyataan sikap tunduk dan taat terhadap azas, norma-norma dan
aturan yang telah ditetapkan serta dengan kesadaran tinggi melaksanakan sikap tersebut. Sikap disiplin ini sangat dituntut
kepada setiap anggota Satya Buana
agar proses kepelatihan dapat berjalan dengan baik sehingga
tercapai hasil yang optimal.
Setiap insan Satya Buana harus mendisiplinkan diri dalam beberapa
hal, yaitu :
a.
Disiplin
mengikuti aturan-aturan pelatihan di antaranya : konsentrasi niat dan dzikir,
pernafasan dan gerak-gerak jurus.
b.
Disiplin pemenuhan porsi latihan, baik latihan rutin maupun porsi kenaikan
tingkat atau jenjang.
c.
Disiplin mengikuti aturan atau instruksi pelatih.
3. KEYAKINAN.
Keyakinan
adalah suatu kebulatan tekad yang kuat
dari niat yang telah di ikrarkan peserta untuk mempercayai setiap proses
kepelatihan yang ia tekuni akan berhasil dengan baik dan bernanfaat bagi
dirinya maupun orang lain. Dalam proses
latihan setiap insan peserta latihan harus meyakini apa yang diniatkan dan yang
dilakukan akan terwujud baik secara langsung atau tidak langsung tentunya atas
ridho Allah SWT.
4. IKHLAS.
Ikhlas
adalah sikap menerima dengan tulus tanpa syarat dan menyadari setiap proses yang
terjadi selama mengikuti kepelatihan
Satya Buana merupakan sesuatu hal wajar. Setiap proses pelatihan tentunya terjadi
suatu proses pelepasan limbah dalam rangka menuju sehat jasmani, rohani dan
mental, mewujudkan kondisi fitrah, maka setiap peserta harus ikhlas menerima
kenyataan sebagai akibat dari latihan tersebut dan pasrah hanya kepada Allah. Secara rinci ikhlas akan kita bahas dalam sesi
tersendiri.
B. Hakekat ke Pelatihan Satya Buana.
Hakekat Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana adalah suatu usaha
manusia dalam rangka menghidupkan dan mengembangkan potensi bioenergi dalam
tubuh melalui rangsangan serapan daya inti bumi dan prana alam yang insya Allah
dengan ridho-Nya dapat mewujudkan manusia yang utuh dengan kondisi fitrah yang
selaras-serasi-seimbang, sehingga secara naluri alamiah berfungsi secara aktif
otomatis, menjadikan pribadi yang berjati diri,
yang sehat jasmani dan rohani.
1.
Tujuan Umum ke Pelatihan Satya Buana.
Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana bertujuan adalah membina
para peserta pelatihan secara rohani, mental, fisik dan sosial dengan kegiatan olah raga yang
berintikan Olah Tenaga Dalam, sehingga mampu mengenali jati dirinya, memiliki
kepekaan yang diridhoi Allah dan mampu mengamalkan kemampuannya untuk
kemanusiaan dalam mencapai keseimbangan hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya.
1.
1 Tujuan
Jangka Pendek.
a.
Melaksanakan
sosialisasi dan pemasyarakatan Pelatihan
Olah Tenaga Dalam Satya Buana di berbagai lapisan masyarakat.
b.
Melaksanakan penjaringan penerimaan calon peserta baru Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana untuk
setiap periode 4 (empat) bulanan.
c.
Memberikan penjelasan tentang hakekat dan tujuan Pelatihan Olah Tenaga
Dalam Satya Buana secara jelas dan transparan kepada calon peserta baru maupun
masyarakat lainnya.
d.
Melaksanakan pelatihan peserta pra-Pemula sesuai dengan silabus dan jadwal
yang telah ditetapkan dalam Pedoman Umum Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya
Buana.
e.
Melaksanakan evaluasi peserta dan penyelarasan peserta Pelatihan Olah
Tenaga Dalam Satya Buana dari berbagai tingkatan untuk setiap periode 4 (empat)
bulanan.
f.
Melaksanakan pelatihan calon pelatih (Training Of Trainer/TOT) dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan jumlah peserta
yang semakin meningkat jika dianggap perlu dan peningkatan profesionalisme
tenaga pelatih.
g.
Melaksanakan kegiatan Bhakti Sosial yang merupakan perwujudan pengabdian masyarakat sesuai
dengan hakekat dan tujuan Satya Buana secara ikhlas di bawah rihdo Allah.
h.
Melaksanakan kegiatan sarasehan, sosialisasi, seminar dan
pengkajian/analisis dalam rangka mempererat tali silaturahmi di antara anggota
dari berbagai tingkatan.
1.2. Sasaran dan Out-put (Keluaran).
2.
a.
Terlaksananya
kegiatan sosialisasi dan pemasyarakatan Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya
Buana baik komunikasi
antar individu maupun publikasi
melalui media cetak, elektronik,
spanduk, liflet, brosur dan lain-lain.
b.
Terlaksananya
penjaringan calon peserta baru Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana untuk
setiap periode 4 (empat) bulan.
c.
Terlaksananya
penjelasan dan pemahaman tentang hakekat dan tujuan Satya Buana kepada calon peserta baru secara
baik dan komprehensif.
d.
Terlaksananya
pelatihan peserta pra-Pemula selama 12 hari untuk setiap periode penerimaan 4
(empat) bulanan sesuai dengan silabus dan jadwal yang telah ditetapkan.
e.
Terlaksananya evaluasi peserta dan penyelarasan peserta
Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana dari berbagai tingkat untuk setiap
periode 4 (empat) bulanan.
f.
Terlaksananya
pelatihan calon pelatih dan Tenaga peng-Husada (Training
Of Trainer/TOT)
dan menghasilkan calon pelatih dan tenaga peng-Husada yang professional sesuai
dengan tuntutan program yayasan, jika dianggap perlu serta peningkatan
profesionalisme tenaga pelatih dan peng-Husada secara berkesinambungan.
g.
Terlaksananya
kegiatan Bhakti Sosial, meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan peng-Husada
terhadap pasien baik di klinik Yayasan maupun di luar klinik.
h.
Terlaksananya
kegiatan sarasehan, sosialisasi, seminar dan pengkajian analisis keilmuan dalam
rangka peningkatan dan mempererat tali silaturahmi antar peserta dari berbagai
tingkatan.
1.3. Out Come
(Hasil).
a.
Meningkatnya ibadah para peserta Satya Buana
kepada Allah SWT secara ikhlas sehingga akan kembali kepada kondisi fitrah
dengan ridho Allah SWT.
b.
Meningkatnya analisa dengan akal/mengenali
jati diri dan lingkungan bagi peserta Satya Buana dalam rangka mengantarkan
pribadi manusia menjadi hamba yang
pandai bersyukur.
c.
Terwujudnya kondisi 0 (nol) bagi diri
pribadi peserta guna menetralkan gangguan sakit fisik dan jiwa akibat disfungsi
organ tubuh, kekacauan metabolisme tubuh atau depresi mental serta menetralisir
gangguan luar antara lain niat jahat orang lain, serangan kekuatan ekstra, ilmu
hitam, guna-guna, santet dan sebagainya.
d.
Terwujudnya kondisi 0 (nol) untuk orang lain
khususnya anggota keluarga, menetralisir gangguan fisik dan mental ataupun
meneteralisir serangan/gangguan dari luar akibat kesyirikan dan kedengkian
orang lain yang bersifat energi ekstra negatif.
e.
Terwujudnya kondisi 0 (nol) guna
membangkitkan dan mengembangkan potensi indrawi baik panca indra maupun indra
ke enam, meningkatkan daya fikir, penalaran, minat dan bakat sesuai dengan
kodratnya serta cakrawala pandang yang luas demikian juga meningkatkan
keweningan dan
keheningan fitrah
sukmawi yang ilahiah bagi para anggota.
C.
Metodologi ke Pelatihan.
1.
Metode
pelatihan pra-Pemula adalah kombinasi dari pola konsentrasi, pola olah nafas
segi tiga, pola gerak jurus Satya Buana dan dzikir qalbu “Laa ilaaha illallah”
secara ikhlas mengharapkan ridho Allah.
2.
Kegiatan
kesekretariatan, organisasi/pengkajian/pengembangan ilmu, penjaringan peserta
baru, bhakti sosial, pelatihan tenaga pelatih, latihan rutin, bidang usaha,
pelatihan pra pemula, evaluasi anggota dan sarasehan dilaksanakan oleh
masing-masing seksi yang telah ditetapkan sesuai dengan surat keputusan.
3.
Setiap
insan calon peserta atau anggota Satya Buana adalah diasumsikan sebagai insan
yang terpolusi sehingga harus berusaha memecahkan problem hidup masing-masing
yang berkaitan dengan masalah kesehatan jasmani, mental dan rohani.
4.
Agar dapat
terbebas dari segala polusi baik jasmani, mental/spiritual dan rohani setiap peserta secara disiplin
melaksanakan latihan olah tenaga dalam sehingga dapat mencapai kondisi sehat
jasmani, mental/spiritual dan rohani, terwujudnya kondisi fitrah, tercapainya
kepuasan hidup, kesejahteraan hidup serta ketentraman hidup sehingga diharapkan
para anggota dapat menjadi insan yang pandai bersyukur kepada Allah SWT
dinyatakan dalam implementasinya yaitu ketaatan beribadah kepada Allah SWT
(akhlaqul karimah adalah insan yang bertaqwa dalam wujud sebenar-benarnya
taqwa).
5.
Dalam
menyampaikan materi kepelatihan kepada peserta dengan metode andragogi (metode
pendidikan orang dewasa) dengan pokok-pokok
materi sebagai berikut :
a.
Penghormatan.
b.
Penghargaan.
c.
Kesopanan/budi
pekerti.
d.
Pengertian.
e.
Bimbingan.
f.
Kesabaran.
g.
Ketelatenan.
h.
Keteladanan.
i.
Keikhlasan.
j.
Keyakian
dll.
D. Materi
Pelatihan.
Materi Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya
Buana adalah merupakan materi yang harus difahami dan dimengerti oleh setiap
peserta pelatihan.
Materi pelatihan terdiri dari :
1.
Materi
Keilmuan.
Materi
keilmuan adalah materi yang bersifat umum dan terperinci yang disusun oleh
Pembina Satya Buana sebagai sumber keilmuan.
2.
Materi Terapan.
Materi terapan merupakan materi tambahan yang disusun
sebagai terapan dalam pengamalan keilmuan.
3.
Materi Pedoman Pelatihan.
Kurikulum sebagai pedoman pelatihan
adalah pedoman yang harus diambil dan diikuti dalam pelatihan olah tenaga dalam
Satya Buana dengan tingkat dan jenjang kemampuan, serta evaluasi pada masing-masing tingkat dan
jenjang kemampuan. Secara rinci dan
sistematis tercantum dalam Silabus Pelatihan
Olah Tenaga Dalam Satya Buana.
E. Peserta Pelatihan Pra-Pemula.
Bagi
calon peserta diwajibkan untuk mengikuti pembinaan yang dilaksanakan 12 hari
berturut-turut, sebelum secara resmi dinyatakan sebagai Peserta Pelatihan Olah
Tenaga Dalam Satya Buana. Selama pembinaan 12 hari ini peserta disebut sebagai
peserta Pra-Pemula. Namun
demikian tidak tertutup kemungkinan dapat menerima calon peserta magang
menjelang jadwal waktu penerimaan anggota baru setiap periode, terutama bagi
calon peserta yang berhalangan dan mempunyai keterbatasan waktu untuk mengikuti
Training Center (TC) selama 12 hari dan dapat diselaraskan di luar ketentuan
penerimaan calon peserta baru secara resmi setiap periode, serta
akan diatur dengan ketentuan lebih lanjut melalui Surat Keputusan Ketua
Cabang melalui persetujuan dari Penasihat/Pengawas serta Pembina Pusat.
Materi pembinaan (training center/TC) selama 12 hari
meliputi :
1.
Materi
pembekalan Pra Pemula.
2.
Materi
latihan konsentrasi;
3.
Materi
latihan pernafasan;
4.
Materi latihan jurus-jurus pemula;
5.
Materi niat-niat jurus pemula;
6.
Materi
evaluasi penyelarasan tenaga dalam Satya Buana.
Terdapat
tiga tahap pembekalan keilmuan yang akan diberikan kepada peserta sebagai
berikut:
I. Pembekalan Pra-pemula dan pra Prahahu
Mendayung.
1.
Tujuan umum.
Agar para calon atau peserta POTD Satya Buana mengerti
dan menghayati hakekat dan tujuan Satya Buana.
2.
Tujuan khusus bagi pra-Pemula adalah agar para calon Pra-Pemula dapat:
a. Mengenali dirinya baik secara fisik maupun mental sebelum
berlatih.
b. Menyadari
keadaan dirinya baik fisik maupun mental sebelum berlatih.
c. Mempunyai motivasi untuk berlatih secara terus menerus.
d. Menentukan sikap hidup sebagai anggota
Satya Buana.
3. Tujuan
khusus bagi calon
peserta pra Perahu
Mendayung (Payung Berputar-3)
adalah agar para peserta :
a. Lebih menghayati
dan memahami keilmuan
POTD Satya Buana.
b. Dapat
menjadi contoh perilaku yang
baik sebagai peserta POTD Satya Buana.
c. Mau
ikut bertanggung jawab terhadap
kelangsungan dan perkembangan POTD
Satya Buana di masyarakat.
d. Meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah SWT.
e. Mau meninggalkan kesyirikan baik nyata atau
samar.
f.
Dapat berlaku jujur dan pandai dalam beraktifitas di masyarakat.
g.
Dapat berlaku sabar dan tawakkal dalam menghadapi masalah.
h. Memahami bahwa dirinya merupakan bagian dari komponen organisasi Satya
Buana.
i. Mau mengamalkan kemampuannya kepada masyarakat yang membutuhkan, beramar
ma’ruf dan nahi mungkar.
j. Mau berbakti kepada kedua orang tua, bangsa dan negara serta masyarakat dan
agama.
k.
Meningkatkan
kegiatan latihan.
4. Materi
pembekalan.
a.
Pra Pemula.
*
Penjelasan keberadaan Satya Buana.
*
Pokok-pokok keilmuan POTD Satya Buana.
* Penjelasan Tata Tertib selama pelatihan.
*
Penjelasan yang dianggap perlu.
b. Pra-Perahu
Mendayung (tingkat Payung
Berputar-3).
* Keorganisasian.
* Mental dan
Perilaku.
* Filsafat
keilmuan Satya Buana.
*
Penjajakan tertulis.
II. Penawaran.
1.
Tujuan
penawaran adalah :
a.
Agar
peserta menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan Allah SWT.
b.
Menumbuhkan
sifat ikhlas dalam berjuang di jalan Allah SWT.
c. Selalu
menegakkan kebenaran di muka bumi dan taat kepada hukum Allah SWT.
d.
Menumbuhkan
sifat berserah diri ke hadirat Allah SWT.
2.
Materi
Penawaran.
Peserta
POTD Satya Buana di tingkat Samudera Merantai 3 (SR-3) yang telah melaksanakan
latihan 2 (dua) kali dalam seminggu selama 4 (empat) bulan atau sedikitnya 24
porsi latihan dapat naik ke tingkat Purnama Bersinar (PS 1, PS-2 dan Ps-3), harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut
:
a. Mengikuti evaluasi kenaikan tingkat
masing-masing (PS-1, PS-2 dan PS-3).
b. Pembuatan dan
pengajuan makalah (1
Draft Judul Makalah masing-masing tingkat).
c. Pengujian makalah (1 Judul Makalah
masing-masing tingkat).
d. Penawaran / wawancara langsung oleh Pembina.
e. Perenungan dan penentuan keputusan.
f. Pemberian
jurus Purnama Bersinar
(PS-1, PS-2 dan PS-3) oleh
Pelatih Pusat.
III. Materi Himbauan.
Peserta
POTD Satya Buana di tingkat Purnama Bersinar 3 (PS-3) yang telah melaksanakan
latihan minimal 2 (dua) kali dalam seminggu selama 4 (empat)
bulan atau sedikitnya 24 porsi latihan dapat naik ke tingkat Bintang Lima
Menuju Purnama (BLP) dan dari BLP ke Jenjang Satya Buana, harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut
:
a. Mengikuti evaluasi kenaikan
tingkat
masing-masing (PS-3
dan BLP).
b. Pembuatan dan pengajuan makalah/projec proposal (1 Draft Judul Makalah niat masing-masing
jenjang ).
c.
Pengujian makalah/projec proposal
(1 Judul Makalah masing-masing
jenjang ).
d. Proses himbauan / wawancara langsung
dalam suatu badan musyawarah dipimpin
oleh Pembina.
e. Perenungan dan penentuan keputusan.
f. Pemberian
jurus Duduk Tafakur
BLP dan Duduk Tafakur Satya Buana
(BLP dan Satya Buana) oleh Pembina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar