Sejarah Perkembangan Ke Ilmuan
Satya Buana.
Sehubungan dengan telah terbitnya Akta Notaris
Yayasan Satya Buana yang baru yakni Akta Notaris No. 01 Tahun 2007, Notaris Rawat Erawady, SH di
Bekasi, tanggal 02 Oktober
2007 dan Pengesahan Yayasan Satya
Buana berdasarkan SK. MENHUKHAM Republik
Indonesia No: AHU-1377.AH.01.02 Tahun 2008,
tanggal 03 April 2008, merupakan penyesuaian terhadap Undang-undang
Republik Indonesia Nomor: 16 Tahun
2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia No: 4243)
juncto Undang-undang Republik
Indonesia Nomor: 28 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 No: 115, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No: 4430), sebagai
pengganti Akta Notaris Yayasan Satya Buana yang lama Akta Notaris Nomor: 01 Tahun 1993, tanggal 02 Oktober 1993 yang
terdaftar di Kantor Pengadilan Negeri Pasuruan Nomor : 45 Tahun 1993 tanggal 05
Oktorber 1993, maka Akta Notaris yang
lama dinyatakan tidak sesuai lagi (gugur demi hukum) berdasarkan ketentuan dalam pasal-pasal yang
tertera didalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor: 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia No: 4243)
juncto Undang-undang Republik
Indonesia Nomor: 28 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 No: 115, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No: 4430) sebagaimana
tersebut diatas.
Untuk
itu, Pengurus Pelatihan Olah Tenaga Dalam (POTD) Yayasan
Satya Buana Cabang Bengkulu sebagai salah satu Cabang Badan
Usaha Milik Yayasan (BUMY) yang baru (penyesuaian), telah ditunjuk dan
ditetapkan kembali berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Yayasan Satya Buana dan
Pengurus Pelatihan Olah Tenaga Dalam
(POTD) Yayasan Satya Buana Pusat SK
Nomor: 002/SB/KEP.P/III/2009 tanggal 30 Maret 2009 ditetapkan di Pasuruan
(seperti terlampir) dan Sekeretariat Sementara POTD Satya Buana Cabang Bengkulu
di Jalan Hibrida III RT 05 RW 05 Nomor 58 Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Gading
Cempaka Kota Bengkulu, bahwa Yayasan Satya
Buana Pelatihan Olah Tenaga Dalam (POTD)
Satya Buana sejak Pengesahan Yayasan
Satya Buana berdasarkan SK. MENHUKHAM
Republik Indonesia No:
AHU-1377.AH.01.02 Tahun
2008, tanggal 03 April 2008 dinyatakan syah
demi dan atas nama hukum, berikut segala
aktivitasnya diwilayah Provinsi Bengkulu berada dalam naungan hukum yang syah.
Dalam perkembangannnya sejak berdiri Yayasan Satya Buana pada Tahun l993 di PASURUAN, sampai
saat ini Keilmuan Satya Buana telah berkembang menjadi 5 (lima cabang ke-Ilmuan
khusus yakni :
1. Ke-Ilmuan Induk Satya Buana disebut juga dengan
Microcosmos atau disebut juga dengan Ke-Ilmuan Al-Mukminun yang dikhususkan
untuk Laki-laki; deengan tujuan adalah
untuk mewujutkan kondisi manusia (peserta)
yang sehat jasmani dan sehat rohani secara mandiri menuju kondisi
fitrah. Yang hakiki. Hakekadnya
kepelatihan adalah suatu upaya manusia
dalam rangka mengembangkan dan menghidupkan potensi bio-energi yang tersimpan
didalam tubuh melalui rangsangan (stimulasi), serapan (tune
in/transmisi/chanelling) daya inti bumi dan daya prana alam yang Insya Allah
dengan ridho-Nya akan mampu mewujudkan manusia yang utuh dengan kondisi fitrah
yang serasi, selaras, seimbang, harmonis, dengan alam semesta dan Tuhan Sang
Pencipta Alam Semesta. Dengan demikian
naluri alamiahnya mampu dapat bekerja dengan aktif otomatis memiliki pribadi
yang berjati diri yang sehat jasmani dan ruhaninya.
2. Ke-Ilmuan Al-Muslimah; merupakan pengembangan dari Ke-Ilmuan
Al-Mukminun yang baru diterapkan kepada peserta pada awal tahun 2009,
dikhususkan untuk kaum ibu (wanita).
Keilmuan ini bertujuan untuk memberikan nilai-nilai tauhid kepada kaum
ibu (wanita) muslimah supaya dapat menjaga hati, ketaatan kepada Allah SWT serta
pandai menjaga martabat, harga diri dan
kehormatan sebagai wanita muslimah.
Hakekadnya adalah dalam upaya mewujutkan harapan, bila sebagai seorang
ibu akan dapat mendidik putra-putrinya menjadi anak yang sholeh dan sholehah,
dan sebagai seorang pribadi dia akan selalu dapat dan mampu menjaga ketaatannya
dalam bertaqwa, beriman kepada Allah, dan sebagai sorang istri ia dapat dengan
ikhlas mendarmabaktikan dirinya kepada suami, guna memperoleh kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.
3. Ke-Ilmuan Lansia (Yaumil akhir); merupakan pengembangan dari Ke-Ilmuan
Al-Mukminun yang baru diterapkan kepada peserta pada awal tahun 2004,
dikhususkan untuk Laki-laki (kaum Bapak) dan kaum ibu (wanita) yang sudah
lanjut usia. Tujuannya adalah dalam
rangka menciptakan kondisi manusia yang bertaqwa, beriman dan berpasrah diri
kepada Yang Maha Berkuasa, serta uentuk membangkitkan semangat beribadah kepada
Allah secara baik dan Ikhlas. Hakekad
Pelatihan adalah suatu upaya manusia yang telah memasuki usia Udzur (lanjut
usia) untuk mempersiapkan diri dengan hati yang bersih dan jiwa yang penuh
taqwa kepada Allah SWT dengan kondisi
badan yang segar, sehat jasmani dan
rohani serta memiliki cahaya keimanan
sehingga diharapkan akan menjadikan dirinya manusia yang khsunul
khotimah pada kahir hayat dengan melaksanakan inti nafas dzikir ”Laa illaaha
Ilallah” dengan melakukan gerak
jurus tertentu yang bersifat sederhana.
4. Ke-Ilmuan Lanjutan
Satya Buana
(Ma’rifatullah/Macrocosmos);
bertujuan dalam upaya manusia untuk memahami dan menghayati segala
ciptaan Allah (Af’al Allah) melalui
pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ibadah yang ikhlas,
istiqomah, mujahadah, mukassafah,
mahabbah, takholli, tahalli dan tajalli kepada Allah untuk memperoleh
keselamatan kehidupan di dunia dan di akhirat. Ke-Ilmuan
Lanjutan Satya Buana (Ma’rifatullah/ Macrocosmos) akan ditulis
dalam buku tersendiri.
5. Ke-Ilmuan Al-Nass;
merupakan pengembangan dari Ke-Ilmuan Al-Mukminun yang baru diterapkan
kepada peserta pada awal tahun 2009, dikhususkan untuk Anak-anak Balita sampai
menjelang aqil baligh (umur 7 – 15
tahun). Tujuan kepelatihan ini adalah
untuk menenamkan nilai-nilai ke-Tauhidan secara dini kepada anak-anak, untuk
melatih dan mengembangkan potensi diri terutama dalam upaya mencerdaskan otak
kanan dan otak kiri serta menyeimbangkan kecerdasan otak kiri dan otak kanan
serta mempersiapkan seorang anak memasuki kecerdasan spiritualnya, sehingga
diharapkan akan muncul jiwa dan kreativitas yang baik dan berkembang secara
positif dalam masa perkembangan umurnya.
Keilmuan Satya Buana (Al-Mukminun
Dan Al-Muslimah).
No
|
Tingkat
|
Falsafah
|
Niat
|
||
Tahapan Pencapaian Kecerdasan
Emosi (EQ) :
|
|||||
1.
|
Pemula
|
Bagaikan Anak Bayi yang
baru Mengenal Alam Semesta
|
Jenjang Pemula.
Niat: Terdapat 10
jurus, yaitu:
Jurus 1: Menyelaraskan Diri
Terhadap Daya Inti bumi dan
Prana Alam.
Jurus 2: Menyerap Daya Inti
Bumi.
Jurus 3: Menyerap Daya Prana
Alam.
Jurus4: Menyeimbangkan Penyerapan Daya inti bumi dan Daya Prana
Alam dalam proses penyatuan terhadap
tubuh kita.
Jurus 5: Menghidupkan Generator Daya Inti Bumi dan Daya Prana Alam Yang Berpusat di Otak.
Jurus 6: Menghidupkan Tujuh Titik
Cakra Mayor.
Jurus 7: Mempertajam Penyerapan
Daya Inti Bumi.
Jurus 8: Mempertanam Penyerapan Daya Prana Alam.
Jurus 9: Menyeimbang Daya Inti
Bumi dan Daya Prana Alam Dalam Tubuh.
Jurus 10: Mengunci Hasil Olahan
Jurus satu sampai dengan Jurus sembilan dengan berserah diri kepada Allah.
|
||
|
|
|
Out-put: Peserta
mampu menguasai dan memahami niat dan gerak
jurus I – X , dapat melakukan kepe-kaan raba dan mampu merasakan
getaran daya inti bumi dan prana alam.
Sistem serapan daya inti bumi dan prana alam pada setiap peserta dapat
berfungsi dengan baik sebagai system tenaga dalam yang vertical.
|
||
|
|
|
Jenjang Tiga serangkai 1 (TS-1).
Niat: Menguras emosi
yang tak terkendali.
Out-put: Peserta mampu
mengua-sai gerak jurus TS-1 yaitu
Jurus I, IV, VIII dan X Pemula
dilakukan secara perlahan, halus dengan satu nafas tahan, lamanya
setara dengan 19 kali langkah jurus Pemula dan mampu menghayati masing-masing
niat jurus. Terkendalinya hawa nafsu
paling rendah (emosi tak terkendali) berupa sifat-sifat nafsu kebinatangan (Nafsu Amarah)
serta mampu mengendalikan jiwa dan
pikiran (membuang ID).
|
||
2.
|
Tiga Serangkai
(TS)
|
Bagaikan
Anak Kecil baru belajar tentang tata kerama (Mengendalikan jiwa dan
pikiran dengan menguras emosi tak terkendali dan emosi terkendali serta
meluluhkan emosi).
|
Jenjang Tiga Serangkai 2 (TS-2).
Niat: Menguras emosi yang terkendali.
Out-put: Peserta mampu mengua-sai gerak jurus TS-2
yaitu Jurus III, V, VII dan IX
Pemula dilakukan secara perlahan,
halus dengan satu nafas tahan, lamanya setara dengan 19 kali langkah jurus
Pemula dan mampu menghayati masing-masing niat jurus. Terkendalinya nafsu yang bersifat naluriah
manusia (emosi tak terkendali) cenderung kepada materialistis keduniawian (Nafsu Lawamah) dan peserta dapat mengendalikan jiwa dan pikiran
dengan lebih baik (membuang EGO).
|
||
Jenjang
Tiga Serangkai 3 (TS-3).
Niat: Meluluhkan emosi serendah-rendahnya.
Out-put: Peserta mampu mengua-sai gerak jurus TS-3
yaitu Jurus II, VI, II dan VI
Pemula dilakukan secara perlahan,
halus dengan satu nafas tahan, lamanya setara dengan 19 kali langkah jurus
Pemula dan mampu menghayati masing-masing niat jurus. Peserta dapat meluluhkan emosi
sehingga tercapainya tingkat kesadaran
diri yang memiliki nilai-nilai moral dan sifat-sifat mulia (Nafsu
Muthma’inah), kemudian peserta dapat mengendalikan jiwa dan pikiran dengan
sangat baik (pencapaian tingkat SUPEREGO).
|
|||||
3.
|
Prana
Midi (PM)
|
Bagaikan
Anak Akil Baliq belajar menge-tahui tentang
hal yang baik dan buruk. Peserta berlatih menyalurkan energi tenaga dalam
(Menya-
lurkan energi) dan Pengendalian
Indra- wi.
|
Jenjang Prana
Midi 1 (PM-1).
Niat: Menyatu dengan
alam semesta.
Out-put: Peserta mampu
melaku-kan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar, mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-1
yakni jurus VI (tarik keras), VII (tolak keras), VIII (tolak keras) dan IX (tarik keras dan lepas halus) Pemula
dengan menggunakan nafas tarik dan tolak secara keras. Peserta mampu merasakan menyatu dengan alam semesta.
|
||
|
|
|
Jenjang Prana
Midi 2 (PM-2).
Niat: Menyalurkan energi ketangan tanpa memancar.
Out-put: Peserta mampu
melaku-kan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar,
mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-2 yakni jurus II (tarik
keras), X (tolak keras) , II (tarik keras) dan X (tarik keras dan lepas
halus) Pemula dengan menggunakan
nafas tarik dan tolak secara keras.
Peserta mampu menyalurkan energi ketangan tanpa memancar sehingga
terasa ada letupan-letupan energi di ujung jari-jari tangan.
Jenjang Prana Midi 3 (PM-3).
Niat: Menyalurkan energi kemata.
Out-put: Peserta mampu
melakukan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar,
mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-3 yakni jurus VI modifikasi
(tarik keras), jurus modifikasi X
(tolak keras), dan modifikasi V (tarik keras dan lepas halus) Pemula dengan
menggunakan nafas tarik dan tolak secara keras. Peserta mampu menyalurkan energi ke
mata sehingga terbuka kepekaan mata indra.
Jenjang Prana
Midi 4 (PM-4).
Niat: Menyalurkan
energi ketelinga.
Out-put: Peserta mampu
melakukan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar,
mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-4 yakni jurus VI modifikasi
(tarik keras), jurus III (tolak
keras), modifikasi IV (tarik keras) dan jurus II (tarik keras dan lepas
halus) Pemula dengan menggunakan
nafas tarik dan tolak secara keras. Peserta mampu menyalurkan energi ke telinga sehingga
terbuka kepekaan telinga indra.
Jenjang Prana
Midi 5 (PM-5).
Niat: Menyalurkan
energi kosmis ilahiah ke otak kanan.
Out-put: Peserta mampu
melakukan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar,
mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-4 yakni jurus X modifikasi (tarik keras) , jurus I (tolak keras), modifikasi V (tarik keras) dan jurus modifikasi X (tarik keras dan lepas halus) Pemula dengan menggunakan nafas tarik dan
tolak secara keras. Peserta mampu
menyalurkan energi kosmis Ilahiah ke otak kanan sehingga dapat mengaktifkan kemampuan
berfikir/kerja otak kanan dan terbuka
kepekaan otak kanan (otak rasa-intuisi).
|
||
TAHAP
PENCAPAIAN KECERDASAN INTELEGENSIA (IQ)
4.
|
Payung Berputar
(PB)
|
Bagaikan
orang dewa-sa yang mampu ber-pikir secara
jernih (riil dan abstrak).
|
Jenjang Payung Berputar-1 (PB-1)
Niat: Menugaskan
kerja otak kanan dan kiri secara
bergantian.
Out-put: Peserta mampu
menugaskan kerja otak kanan dan kiri
secara bergantian dan melakukan gerak jurus PB-1 yakni gerakan kombinasi dari
jurus PM-1 dan PM-4 dengan baik,
menggunakan napas tekan diiringi dengan pengerasan badan secara
merata. Peserta mampu menyalur-kan
energi ke otak kanan dan otak kiri,
guna lebih meningkatkan fungsi
ke dua belahan otak/Hemisfer
(Kecerdasan Intelektual
dan Kecerdasan Emosional).
Jenjang Payung Berputar-2 (PB-2)
Niat: Menyeimbangkan
kerja otak kanan dan otak kiri yang dikendalikan oleh hati (qolbu).
Out-put: Peserta mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan otak
kiri yang dikendalikan oleh hati dan melakukan gerak jurus PB-2 yakni gerakan
kombinasi dari jurus PM-2 dan PM-5 dengan baik, menggunakan
napas tekan diiringi dengan
pengerasan badan secara merata. Mampu
menyalurkan energi ke otak kanan dan otak kiri, agar terjadi keseimbangan fungsi otak kanan dan otak kiri yang
dikendalikan oleh fungsi hati/qolbu (Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional yang dikendalikan oleh
Kecerdasan Spiritual).
|
|||||
|
|
|
Jenjang Payung Berputar-3 (PB-3)
Niat: Mengisi otak
kanan dan kiri dengan energi kosmik yang Ilahiah.
Out-put: Peserta mampu
mengisi otak kanan dan kiri yang sudah seimbang dengan energi kosmik
yang Ilahiah dengan melakukan gerak
jurus PB-3 yakni gerakan kombinasi dari jurus PM-3 dan Gerak Jurus Baru
Modifikasi dengan baik, menggunakan napas tekan
diiringi dengan pengerasan badan secara merata. Peserta mampu mengisi otak kanan dan kiri
dengan energi kosmik yang Ilahiah ke otak kanan dan otak kiri yang dituntun
oleh hati (qolbu), agar terjadi pembersihan fungsi
otak kanan dan otak kiri dari anasir-anasir nafsu
kejehatan.
|
|||||
Tahapan Pencapaian Kecerdasan Spiritual (SQ) :
|
||||||||
|
||||||||
|
|
|
Perahu Mendayung 2 (PD-2)
Niat: Membuka hati (qolbu) untuk memisahkan unsur yang Haq dan yang bathil.
Out-put: Peserta diharapkan mampu membuka hati (qolbu) untuk memisahkan
unsur yang Haq dan yang bathil dengan
melakukan gerak jurus PD-2 dengan baik
yaitu Jurus Pengembangan menggunakan
gerakan sangat halus dengan nafas tarik panjang halus dan lepas
panjang halus (nafas sutra). Peserta Mampu
menyalurkan energi ke Hati/Qolbu, agar Hati/ Qolbu dapat memisahkan unsur
yang bersifat Haq dan
yang Bathil.
|
|||||
|
|
|
Perahu
Mendayung 3 (PD-3)
Niat: Membuka hati (qolbu) untuk mempertahankan
unsur yang Haq dan melenyapkan unsur yang
Bathil.
Out-put: Peserta diharapkan mampu membuka hati (qolbu) untuk mempertahankan unsur yang Haq dan melenyapkan unsur yang
Bathil dengan melakukan gerak jurus PD-3 dengan baik yaitu Jurus Pengembangan
menggunakan gerakan sangat halus
dengan nafas tarik panjang halus dan lepas panjang halus (nafas sutra). Peserta
mampu menyalurkan energi ke
Hati/Qolbu, agar Hati/Qolbu dapat
mempertahan unsur yang bersifat bersifat
Haq dan melenyapkan unsur
yang bersifat Bathil dari
bisikan syetan dan hawa nafsu jahat.
|
|||||
|
|
|
Perahu Mendayung 4
(PD-4)
Niat: Mengisi hati nurani dengan energi kosmik
yang Ilahiah.
Out-put:
Peserta diharapkan mampu mengisi hati nurani dengan energi kosmik yang
Ilahiah dengan melakukan gerak jurus
PD-4 dengan baik yaitu Jurus Pengembangan menggunakan gerakan sangat halus dengan nafas tarik
panjang halus dan lepas panjang halus (nafas sutra). Peserta setelah menyelesai-kan jenjang
ini mampu menyalurkan energi kosmis
Ilahiah ke Hati/Qolbu, agar Hati/Qolbu
dapat dibersihkan dari hal yang
bersifat bathil menjadi hati yang fitrah.
|
|||||
6.
|
Layar
Berkembang
(LK)
|
Bagaikan
Orang dewasa yang matang pengetahuan dan dapat menentukan arah hidup.
|
Layar Berkembang 1 (LK-1)
Niat: Introspeksi diri terhadap masa lalu.
Out-put:
Peserta mampu melakukan Introspeksi diri terhadap masa lalunya dengan
melakukan gerak jurus LK-1
Pengembangan yakni gerak jurus dilakukan dengan halus, pelan dan
lembut menggunakan nafas kosong,
tarik dan keluar dengan sangat halus dan pelan (nafas sutra) penuh dengan
penghayatan. Diri pribadi peserta
setelah menyelesaikan paket jenjang ini akan mampu melakukan introspeksi
terhadap masa lalunya agar mendapat
hikmah dari kejadian-kejadian masa lalunya sebagai pembelajaran untuk
masa kini.
|
|||||
|
|
|
Layar Berkembang 2 (LK-2)
Niat: Introspeksi diri terhadap masa sekarang.
Out-put:
Peserta mampu melakukan Introspeksi diri terhadap masa sekarang dengan melakukan gerak jurus LK-2 Pengembangan yakni gerak jurus dilakukan
dengan halus, pelan dan lembut
menggunakan nafas kosong, tarik dan keluar dengan sangat halus dan pelan
(nafas sutra) penuh dengan penghayatan.
Diri pribadi peserta setelah menyelesaikan paket jenjang ini akan
mampu melakukan introspeksi terhadap masa sekarang sebagai pembelajaran untuk
masa yang akan datang. Diri pribadi mampu melakukan introspeksi terhadap
masa sekarang sebagai pembelajaran
agar kesalahan masa sekarang tidak terulang lagi
dimasa yang akan datang.
|
|||||
|
|
|
Layar
Berkembang 3 (LK-3)
Niat: Menentukan arah hidup di masa yang akan
datang.
Out-put: Peserta mampu menentukan arah hidup dimasa
yang akan datang dengan melakukan
gerak jurus LK-3 Pengembangan yakni
gerak jurus dilakukan dengan halus, pelan dan lembut menggunakan nafas kosong, tarik dan
keluar dengan sangat halus dan pelan (nafas sutra) dengan penuh
penghayatan. Diri pribadi peserta
setelah menyelesaikan paket jenjang ini akan mampu menentukan arah hidup di
masa yang akan datang. Diri pribadi
mampu menentukan arah hidup dimasa yang akan datang dengan menyusun Visi, Missi, Kebijakan,
Strategi, Program, Sasaran dan Tujuan
Hidup masa depan serta target pencapaiannya.
|
|||||
7.
|
Samudera
Merantai
(SR)
|
Bagaikan
Orang dewasa melatih kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.
|
Samudera
Merantai 1 (SR-1)
Niat: Mencintai Allah dan mengerti tanggung
jawabnya sebagai hamba Allah.
Out-put:
Peserta mampu meng-aplikasikan mencintai Allah dan mengerti tanggung jawabnya
sebagai hamba Allah dengan dengan
melakukan gerak jurus SR-1 merupakan
gerak jurus baru melalui system nafas tertentu (nafas SR-1).
Diri
pribadi mampu mengenal dan mencintai
Allah Azza Wajalla, serta malakukan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah dengan ikhlas, sabar,
dan konsisten (qana’ah).
|
|||||
|
|
|
Samudera
Merantai 2 (SR-2)
Niat: Mencintai alam semesta dan mengerti
tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi ini.
Out-put: Peserta mampu meng-aplikasikan
mencintai alam semesta dan mengerti
tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi ini, dengan dengan melakukan gerak jurus SR-2 merupakan gerak jurus baru melalui system nafas tertentu (nafas SR-2). Diri pribadi mampu mengenal dan mencintai alam semesta ciptaan Allah, serta malakukan tanggung jawabnya sebagai
khalifah di muka bumi dalam
memanfaatkan dan memelihara alam semesta dengan penuh kebijaksanaan untuk kemaslahatan seluruh umat manusia. Peserta mampu meyadari sebagai makhluk
Tuhan tidak akan melakukan kerusakan
di muka bumi ini.
|
|||||
|
|
|
Samudera Merantai 3
(SR-3)
Niat: Mencintai sesama manusia dan mengerti tanggung jawabnya
sebagai mahluk sosial.
Out-put: Peserta mampu mencintai sesama manusia dan mengerti tanggung jawabnya
sebagai mahluk sosial dengan dengan
melakukan gerak jurus SR-3 merupakan
gerak jurus baru melalui system nafas tertentu (nafas SR-3).
Diri
pribadi sebagai hamba Allah, yang
sadar dan mampu mencintai sesama manusia dan mengerti tanggung jawabnya
sebagai mahluk sosial
(hablumminannas) yakni manusia
tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya interaksi dengan sesama manuaia untuk tujuan
kebaikan dan saling tolong menolong dalam membangun kehidupan.
|
|||||
8.
|
Purnama
Bersinar
(PS)
|
Bagaikan Orang yang telah mendapat penerangan dari
penyatuan hati dan pikiran yang jernih.
|
Purnama Bersinar 1
(PS-1)
Syarat: Jenjang PS-1 adalah peserta yang telah mengikuti
evaluasi tingkat SR-3 dan dinyatakan
layak naik ke PS-1, dan selama paling
sedikit 4 bulan peserta diwajibkan
menyusun, membuat dan mengajukan makalah/karya tulis dengan judul niat
PS-1 kepada Pembina SB. Selama
menunggu panggilan penawaran peserta diwajibkan tetap berlatih di jenjang
SR-3, kemudian peserta telah mendapat proses penawaran langsung oleh Pembina
dan selanjutnya membuat pernyataan tertulis untuk menentukan sikap di hadapan
Pembina. Untuk medapatkan jurus PS-1
mulai dari latihan jenjang SR-3 ditempuh paling sedikit 8 bulan atau 2 periode evaluasi.
Niat: Hak hidupku
hanya pada Allah, akal budi pekertiku hanya berjuang dijalan Allah dengan
penuh keikhlasan.
Out-put: Diri
pribadi yang sadar sebagai hamba
Allah, bahwa hak hidupnya hanya pada
dan untuk Allah, serta milik Allah
(totalitas kepasrahan kepada-Nya), mampu menggunakan akal sehat dan budi pekertinya hanya berjuang dijalan Allah dengan penuh
keikhlasan (Fisabilillah), dengan melakukan gerak jurus PS-1
merupakan gerak jurus baru
melalui system pernafasan tertentu
(nafas PS-1).
|
|||||
|
|
|
Purnama Bersinar 2
(PS-2)
Syarat: Jenjang PS-2 adalah peserta yang telah mengikuti
evaluasi tingkat PS-1 dan dinyatakan
layak naik ke PS-2. Selama paling
sedikit 4 bulan peserta diwajibkan menyusun, membuat dan mengajukan
makalah/karya tulis dengan judul niat PS-2 kepada Pembina SB. Selama menunggu panggilan penawaran peserta
diwajibkan tetap berlatih di jenjang PS-1, kemudian peserta telah mendapat
proses penawaran langsung oleh Pembina dan selanjutnya membuat pernyataan
tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina. Untuk medapatkan jurus PS-2 mulai dari
latihan jenjang PS-1 ditempuh paling sedikit 8 bulan atau 2 periode evaluasi.
Niat: Orang dewasa selaras pikirannya tentang kebesaran
Allah dan seluruh tubuhnya ikhlas mengamalkan Nur Islami dan hukum-hukum
Allah.
Out-put: Diri
pribadi yang sadar sebagai hamba
Allah, orang dewasa yang pikirannya
telah selaras terhadap kebesaran Allah dan seluruh jiwa dan raganya ikhlas
mengamalkan Nur Islami, Sunatullah dan Sunaturrasul, dengan melaku-kan gerak
jurus PS-2 merupakan gerak jurus baru melalui system pernafasan
tertentu (nafas PS-2). Peserta diharapkan dapat menjadi contoh
sebagai hamba Allah yang berprilaku Islami.
Peserta diharap-kan dapat mentaati hukum syari’at yang telah
digariskan oleh Allah dengan berpegang
teguh pada Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah.
|
|||||
|
|
|
Purnama
Bersinar 3 (PS-3)
Syarat: Jenjang PS-3 adalah peserta yang telah mengikuti
evaluasi tingkat PS-2 dan dinyatakan
layak naik ke PS-3. Selama paling
sedikit 4 bulan peserta diwajibkan menyusun, membuat dan mengajukan
makalah/karya tulis dengan judul niat PS-3 kepada Pembina SB, selama menunggu panggilan penawaran peserta
diwajibkan tetap berlatih di jenjang PS-2, kemudian peserta telah mendapat
proses penawaran langsung oleh Pembina dan selanjutnya membuat pernyataan
tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina. Untuk medapatkan jurus PS-3 mulai dari
latihan jenjang PS-2 ditempuh paling sedikit 8 bulan atau 2 periode evaluasi. Tingkat PS-3 merupakan persiapan untuk
memasuki Jenjang Duduk Tafakur BLP.
Niat: Pernyataan tulus ikhlas dan menyerahkan seluruh hidup
dan matinya hanya kepada Allah SWT.
Out-put: Diri
pribadi yang sadar sebagai hamba
Allah, yang telah bersumpah akan
pernyataan tulus ikhlas dan menyerahkan seluruh hidup dan matinya
hanya kepada Allah SWT semata, dengan melaku-kan gerak jurus PS-3
merupakan gerak jurus baru
melalui system pernafasan tertentu
(nafas PS-3) dan duduk
nafas tafakur.
|
|||||
9.
|
Bintang
Lima Menuju
Purnama
(BLP)
|
Niat: Bagaikan Orang tua yang kaya pengalaman,
mengerti kejadian-kejadian didunia dan mengamalkan pengetahuan dan
kemampuannya yaitu untuk kemanusiaan dan lingkungan hidup.
Out-put: Tingkat BLP merupakan tingkat realisasi
dari pengalaman secara konkrit hasil pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan
peserta sehingga terwujud kristalisasi integrasi pengamalan yang ikhlas
kehadhirat Allah SWT. Jenjang BLP adalah peserta yang telah mengikuti
evaluasi tingkat PS-3 dan dinyatakan
layak naik ke BLP. Peserta diwajibkan
menyusun, membuat dan mengajukan makalah/karya tulis/Project Proposal dengan
judul niat jenjang BLP kepada Pembina SB.
Selama menunggu panggilan Himbauan untuk persiapan naik ke jenjang
BLP, peserta diwajibkan tetap berlatih di jenjang PS-3 untuk medapatkan pengesahan, kemudian peserta yang telah melalui proses Himbauan langsung oleh
Pembina, selanjutnya peserta membuat
pernyataan tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina siap
duduk pada jenjang BLP
(waktunya tak terbatas). Didalam jenjang BLP diharapkan diri pribadi
peserta benar-benar telah sadar
sebagai hamba Allah, yang telah mampu
bertindak bagaikan orang tua yang kaya pengalaman, mengerti kejadian-kejadian
didunia dan berikrar akan mengamalkan pengetahuan dan kemampuannya untuk kemanusiaan dan lingkungan hidupnya
dengan metoda duduk Tafakur BLP (proses perenungan). Porsi latihan tidak terbatas. Kemudian dalam pri-kehidupan sehari-harinya
peserta dapat mengamalkan segala kemampuan,
pengalaman dan ketrampilannya dalam bentuk yang nyata (konkrit).
|
||||||
10.
|
Satya
Buana
(SB)
|
Niat: Orang tua yang siap menghadap panggilan
Ilahi, penuh dengan kepasrahan dan bekal amalan yang ikhlas.
Out-put: Tingkat Satya Buana merupakan tingkat bagaikan orang tua yang telah siap masuk ke
liang kubur (siap menghadapi sakratul maut).
Peserta yang akan masuk di
tingkat Satya Buana harus melalui
keputusan Badan Musyawarah yang anggotanya ditunjuk dan dipimpin oleh Pembina
SB. Peserta diwajibkan menyusun,
membuat dan mengajukan makalah/karya tulis/Project Proposal dengan judul niat
jenjang Satya Buana kepada Pembina SB.
Selama menunggu panggilan Himbauan naik ke jenjang Satya Buana, peserta diwajibkan tetap berlatih di
jenjang BLP untuk menunggu keputusan, kemudian peserta yang telah melalui proses Himbauan langsung oleh
Pembina, selanjutnya membuat
pernyataan tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina siap
duduk pada jenjang Satya
Buana (waktunya tak terbatas). Setelah peserta mendapat pengukuhan dari hasil musyawarah tim Pembina, maka ia akan diberikan haknya duduk di
jenjang Satya Buana dengan melakukan
porsi latihan tak terbatas yaitu Duduk Tafakur Satya Buana. Diharapkan dalam diri pribadi peserta akan lahir kesadaran yang
hakiki sebagai insan hamba Allah, bahwa saat ini ia bagaikan orang tua yang telah siap menghadapi
panggilan Ilahi, penuh dengan
kepasrahan dan kesabaran dengan
berbekal amal-ibadah yang telah
dikerjakannya selama hidup di dunia
penuh dengan keikhlasan (Fitrah).
|
||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar