Jumat, 29 Juni 2012

OTAK TIGA DIMENSI (OTAK THREE IN ONE)


         OTAK TIGA DIMENSI (OTAK THREE IN ONE)
SEBUAH DIALOGIS
MENGGALI DAN MELENJITKAN  POTENSI DIRI
Bengkulu  :  Juni 2012.
Inspirator  :  Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)



Selain kita mengenal lebih jauh  mengenai belahan otak kiri dan otak kanan yang sudah begitu populer  selama ini,  seorang ahli Neurologi  bernama  Paul Mac Lean,  Direktur Laboratorium Evolusi dan Tingkah Laku OtakNasional Institute of Mental  Health of  America, yang sudah lebih dari 50 tahun  mencoba menjelaskan tentang “Otak Tiga Dimensi alias Otak 3-in-1”.   Menurut Paul, manusia dikaruniai otak komplet yang mencakup tiga jenis evolusi yaitu “Otak Reptil,  Otak Mamalia  Tua, dan Otak Mamalia Baru (Neokorteks)”.  Inilah integrasi antara Perangkat Keras (“Hardware”)  tercanggih yang bisa berfikir sangat rumit namun sekaligus memiliki potensi  “kekacauan”  yang tinggi akibat berkumpulnya tiga jenis otak di kepala kita.




Jadi,  “Otak Reptil-lah”  yang membuat kita bisa memiliki rutinitas dan membentuk kebiasaan,  tetapi juga bisa sangat menyulitkan karena kebiasaan buruk kita---yang bersifat kaku dan sulit diubah ini---pun bersemayam disini.  Kemudian “Otak Mamalia Tua”  membuat manusia bisa merasakan  kelembutan dan sifat ingin merawat atau memelihara atau melindungi seperti sifat makhluk mamalia lainnya.  Namun otak ini juga yang menyebabkan keinginan kita untuk melakukan agresi atau perlawanan dalam upaya membela diri dan mendominasi  (sifat ingin lebih unggul).  Rasa takut pun terekam disini.   “Otak  Mamalia Tua” yang  disebut dengan dengan “Sistem Limbik’.  Yang terakhir adalah “Otak Mamalia  Baru”  atau “Neokorteks”  tempat berlangsungnya  “analisa,  logika,  kreativitas, dan intuisi”  yang seharusnya kita gunakan untuk mengarahkan kecenderungan kedua otak lainnya. 

Perjuangan yang perlu kita lakukan adalah menggunakan ke tiga otak ini “dengan sengaja”,  untuk   memutuskan menjadi manusia yang baik dan berguna sekaligus mengatasi sifat-sifat kebinatangan yang diwariskan oleh kedua otak terdahulu.  Inilah perjuangan terbesar  yang harus kita lakukan, yaitu jihad kita sebagai khalifah di muka bumi ini.    Demikian Nabi pernah bersabda:

“Perang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu (diri sendiri)”  (HR. Bukhari).
                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar